Sinta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Cosmetic changes |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
Baris 38:
=== Kehidupan selanjutnya ===
[[Berkas:Hanuman sita eia.jpg|right|240px|thumb|Sita saat ditawan di Taman Asoka di Alengka
Saat tiba di [[Ayodhya]], [[Bharata (Ramayana)|Bharata]] dan [[Kekayi]] mengadakan upacara untuk menyambut [[Rama]], Sita, dan rombongan mereka. Kemudian Bharata menyerahkan tahta kepada Rama. Di saat [[Ayodhya]] sedang bergembira karena kembalinya Rama, desas-desus muncul di antara rakyat jelata. Mereka heran dengan Rama yang membawa kembali Sita setelah lama tinggal lama bersama dengan Rahwana. Berita tersebut sampai ke telinga Rama sehingga perasaanya terguncang. Rama telah menyaksikan kesucian Sita setelah Sita melompat ke dalam api unggun, namun ia kecewa karena beberapa rakyat masih sangsi dengan kesuciannya. Akhirnya Rama mengambil keputusan untuk membuang Sita ke dalam hutan. Sita disuruh berkemas, kemudian [[Laksmana]] mengantarkannya dengan kereta sampai di tepi [[sungai Gangga]]. Setelah itu, Sita ditinggal sendirian dalam keadaan hamil tua.
Di tengah hutan, Sita sampai di pondok [[Resi]] [[Walmiki]] yang sedang menggubah syair [[Ramayana]]. Sang [[Resi]] mengasuhnya dan membiarkannya tinggal di tempat tersebut. Beberapa minggu kemudian, Sita melahirkan putera kembar bernama [[Kusa]] dan [[Lawa]]. Kedua anak tersebut dibesarkan oleh Resi Walmiki dan diajari sebuah nyanyian yang mengisahkan keagungan ayahnya yang bernama "[[Rama]]chandra".
Saat Rama mengadakan upacara ''[[Aswamedha]]'', [[Kusa]] dan [[Lawa]] hadir membawakan nyanyian. Mereka menyanyikan sebuah lagu yang menceritakan kisah perjalanan Sang [[Rama]]. Saat mendengar lagu tersebut, Rama kaget dan akhirnya ia menyadari bahwa pembawa nyanyian tersebut adalah putera-puteranya sendiri. Akhirnya Rama meminta agar Resi [[Walmiki]] membawa kembali Sita ke istana.
=== Akhir riwayat ===
| |||