Raja Yeongjo sangat mendalami [[Konfusianisme Korea|Konfusianisme]], dan konon memiliki pengetahuan klasik yang lebih hebat dibandingkan dengan para pejabatnya. Selama masa pemerintahan Yeongjo dan cucunya [[Jeongjo dari Joseon|Jeongjo]], Konfusianisme mengalami masa kejayaannya, demikian juga halnya dengan pemulihan ekonomi akibat dari beberapa perang yang terjadi di akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17. Masa pemerintahannya disebut-sebut sebagai salah satu masa paling jaya di antara masa-masa pemerintahan Dinasti Joseon.
Yeongjo sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan mendalam. Catatan ''Sejarah dari Joseon'' menyatakan bahwa suatu hari dipada tahun ke-4 pada masa pemerintahannya, Raja Yeongjo bangun karena hujan di dini hari dan mengatakan pada para pejabatnya, <blockquote>Ya Tuhan! Kita mengalami banjir, kekeringan, dan kelaparan selama empat tahun ini karena kurangnya kebajikan yang kulakukan, dan tahun ini kita bahkan harus melalui pemberontakan yang tak pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pengkhianat bernama Yi Jin Hwa. Bagaimana rakyatku yang malang bisa menjalani hidup mereka di bawah penderitaan hebat semacam itu? Bukankan ada perkataan kuno mengatakan "Perang selalu diikuti oleh setahun yang sengsara". Untungnya, bagaimanapun juga, kita tidak mengalami masa kelaparan hebat selama 2 tahun ini dan kita menancapkan harapan kita pada masa panen yang baik tahun ini. Namun aku masih khawatir karena, meskipun musim panen sudah mendekat, tak mungkin kita bisa menduga apakah ada banjir ataukah masa kekeringan sebelum semua itu terjadi. Tak ada seorangpun yang tahu kapankah hujan dingin akan tiba-tiba tercurah dan membanjiri ladang-ladang yang akan dipanen. Kurangnya kebajikanku mungkin saja bisa mendatangkan hal-hal buruk demikian karena aku gagal meraih simpati dari Langit. Bagaimana aku dapat meraih simpati dari Langit jika aku tidak merenungkan semua yang telah kulakukan dan berusaha melakukan segalanya dengan usahaku sendiri? Aku seharusnya lebih dulu memulai dengan berintropeksi terhadap perbuatanku selama ini." </blockquote><blockquote>"Sejarah dari Yeongjo, tertanggal 27 Juli 1728, pada tahun ke-4 masa pemerintahannya."</blockquote>Yeongjo khawatir kalau hujan itu akan menghancurkan masa panen dan memaksa rakyatnya yang malang menjadi kelaparan. Raja kemudian memerintahkan para pejabatnya untuk mengurangi pajak dan mengurangi jumlah makanan yang dimakannya. Mengurangi jenis makanan yang ia makan merupakan keputusan yang ia buat karena rasa prihatin kepada rakyatnya yang kelaparan.
Suatu dini hari, 25 tahun kemudian, sekitar tahun 1753, hujan yang terus menerus mengingatkan Yeongjo ada banjir yang terjadi dipada tahun ke-4 masa pemerintahannya, ketika ia mengurangi jatah makannya: "Oh! Banjir dan masa kekeringan benar-benar terjadi karena aku kurang kebajikan. Aku sekarang sudah lebih tua daripada tahun itu, tetapi bagaimana bisa rasa prihatinku kepada rakyat dan kemauan untuk bekerja keras bagi mereka justru jauh lebih sedikit dibandingkan dahulu?" Dan begitulah, Yeongjo kemudian memerintahkan untuk mengurangi lagi jumlah makanan yang seharusnya ia makan.
Orang-orang di sekitarnya menggambarkan dirinya sebagai seorang Raja yang pandai berbicara, cerdas, bajik, dan baik hati. Ia mudah memahami dalam pengamatannya dan cepat dalam menanggapi.