Salat Witir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Prof. Cebong (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menghilangkan bagian [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Baris 40:
Redaksi hadist tersebut sbb:
 
Dari Qais bin Thalk berkata suatu hari aku kedatangan ayahnya Thalq bin Ali dipada hari Ramadhan, lalu dia bersama kita hingga malam dan sholat (tarawih) bersama kita dan berwitir juga. Lalu dia pulang ke kampungnya dan mengimam sholat lagi dengan penduduk kampung hingga sampailah sholat witir, lalu dia meminta seseorang untuk mengimami sholat witir "berwitirlah bersama makmum" aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda "Tidak ada witir dua kali dalam semalam" H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, Nasai, Ahmad dll.
 
Pendapat kedua mengatakan tidak perlu witir lagi karena sudah witir di awal malam. Ia cukup sholat malam tanpa witir. Alasannya banyak sekali riwayat dari Rasulullah s.a.w. mengatakan bahwa dia melakukan sholat sunnah setelah witir. Pendapat ini diikuti Malik, Syafii, Ahmad, Sufyan al-Tsuari dan Hanafi.<ref>http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?Itemid=63&catid=15:pengajian&id=1179:tata-cara-sholat-witir&option=com_content&view=article</ref>