Mehmed II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Baris 59:
Dalam pengepungan ini, pihak Romawi Timur meminta bantuan dari Barat, tetapi [[Paus (Gereja Katolik)|Paus]] memberikan persyaratan agar [[Gereja Ortodoks|Gereja Ortodoks Timur]] bersedia bergabung di dalam kewenangan [[Takhta Suci|kepausan di Roma]]. Pihak kekaisaran sendiri sebenarnya telah mengeluarkan maklumat penyatuan gereja, tetapi warga dan pemuka agama Ortodoks mengabaikannya karena kebencian mereka pada kewenangan Roma dan [[ritus liturgi Latin]] dalam Katolik,<ref>{{harvnb|Runciman|1990|pp=71–72}}</ref> juga lantaran perbuatan umat Katolik pada masa pendudukan mereka atas Konstantinopel saat Perang Salib Keempat. Beberapa pasukan Barat datang memberikan bantuan, tapi sebagian besar penguasa di Barat sibuk dengan urusan masing-masing dan mengabaikan nasib Konstantinopel.<ref name="R84-85">{{harvnb|Runciman|1990|pp=84–85}}.</ref>
 
Pada 22 April, Mehmed mengirimkan kapal perangnya yang lebih ringan ke darat, di sekitar koloni Genova di Galata, dan ke pantai utara Tanduk Emas. Delapan puluh kapal diangkat dari Bosporus setelah membuka rute, kurang lebih satu mil, dengan kayu. Dengan keadaan demikian, pihak Romawi menempatkan pasukan mereka di atas dinding yang lebih panjang. Sekitar sebulan kemudian, Konstantinopel akhirnya berhasil ditaklukan pihak Utsmani setelah 57 hari pengepungan.<ref name="Silburn1912"/> Setelah penaklukan ini, Mehmed memindahkan ibukota Utsmani dari Edirne ke Konstantinopel. Dua keponakan dan pewaris Kaisar [[Konstantinus XI Palaiologos]] lantas menjadi pelayan dekat Mehmed dan kemudian masuk Islam dan diberi nama baru, Hass Murad dan Mesih. Hass Murad diangkat sebagai Gubernur Balkan, sementara Mesih menjadi Gubernur [[Semenanjung Gallipoli|Gallipoli]] dan kemudian wazir agung pada masa kekuasaan putra Mehmed, Bayezid II.<ref>Lowry, Heath W. (2003). ''The Nature of the Early Ottoman State''. Albany, NY: SUNY Press. p. 115-116.</ref> Kaisar Konstantinus XI sendiri meninggal dipada hari penaklukan Konstantinopel, tetapi tidak ada saksi mata yang selamat yang melihat kematiannya.
 
Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed menghukum mati Çandarlı Halil Pasya pada 1 Juni 1453. Setelah peristiwa ini, keluarga Çandarlı kehilangan pengaruh yang mereka dapatkan sebelumnya, meski anggota keluarga ini ada yang diangkat menjadi wazir agung pada masa kekuasaan Bayezid II. Halil Pasya merupakan wazir agung pertama yang dihukum mati oleh sultan.