Media baca: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 71:
Media baca baik analog maupun digital sangat penting keberadaanya bagi bangsa Indonesia. Sejarah mencatat bagaimana masing- masing media baca bertahan hingga saat ini. Media baca digital muncul sebagai inovasi baru media baca yang lebih maju di bidang teknologi. Penikmat media digital di Indonesia saat ini didominasi oleh kalangan anak muda yang telah akrab dengan dunia [[komputer]]. Namun sebagian besar masyarakat Indonesia masih memilih membaca koran konvensional karena dinilai lebih kredibel dan dapat dipercaya. Hal ini tidak mengherankan karena berita di internet seringkali berisi [[hoax]].
 
Digital media memang menjanjikan informasi yang banyak, cepat, dan ''up to date''. Digital media memang menjadi ancaman bagi media analog (printed media). CEO Kompas Gramedia ''Agung Adiprasetyo'' di CoNMedia 2013 mengatakan bahwa dipada tahun 1998, [[Bill Gates]] pernah meramalkan bahwa koran akan punah dipada tahun 2000an. Hal senada diungkapkan oleh ''Phillip Meyer'' seorang penulis buku yang berjudul “The Vanishing Newspaper” meramalkan koran terakhir yang terbit adalah pada april 2040. Media baca analog akan menghadapi berbagai tantangan seperti menurunnya oplah penjualan, isu lingkungan (paper less). Namun keberadaan media baca baik analog maupun digital saat ini di Indonesia dapat berjalan berdampingan. Masing- masing memiliki pasarnya sendiri. Meski telah banyak perusahaan percetakan beralih ke dunia digital untuk menyajikan e-book, e-newspaper, dan e-magazine, mereka tetap mencetak media baca konvensional untuk pelanggan setiap mereka. Media baca analog terutama koran tetap memiliki pelanggan setia yang sebagian besar berusia 35 tahun ke atas.
 
== Pranala luar ==