Bisma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 24:
 
== Kelahiran ==
[[Berkas:Raja Ravi Varma, Ganga and Shantanu (1890).jpg|rightka|thumbjmpl|270px|[[Dewi Gangga]] membawa anak yang baru dilahirkannya ke tepi [[sungai Gangga]]. Lukisan karya [[Raja Ravi Varma]], 1890.]]
Menurut kitab ''[[Adiparwa]]'', Bisma merupakan reinkarnasi dari salah satu [[Astawasu|Delapan Wasu]] yang bernama Prabasa. Karena Prabasa dan para Wasu lainnya berusaha mencuri sapi milik [[Resi]] [[Wasista]], maka mereka dikutuk agar terlahir sebagai anak manusia. Dalam perjalanan menuju Bumi, mereka bertemu dengan [[Dewi Gangga]] yang juga dikutuk untuk turun ke dunia sebagai istri putra Raja [[Pratipa]], yaitu [[Santanu]]. Kemudian, Para Wasu membuat kesepakatan dengan sang dewi bahwa mereka akan menjelma sebagai delapan putra Prabu Santanu dan dilahirkan oleh Dewi Gangga.
 
Baris 42:
 
== Sumpah Bisma ==
[[Berkas:Bheeshma oath by RRV.jpg|rightka|270px|thumbjmpl|Bisma (kanan) bersumpah tak akan menikah seumur hidupnya. Lukisan karya [[Raja Ravi Varma]].]]
Dalam ''[[Adiparwa]]'' diceritakan bahwa 36 tahun setelah kepergian Dewi Gangga, [[Santanu]] menemukan putranya secara tidak sengaja di hilir [[sungai Gangga]]. Kemudian, [[Dewi Gangga]] muncul untuk menyerahkan hak asuh anak tersebut kepada sang prabu, dan memberi tahu namanya adalah "Dewabrata". Singkat cerita, Dewabrata dicalonkan sebagai pewaris takhta [[Hastinapura]].
 
Baris 58:
 
== Perang di Kurukshetra ==
[[Berkas:Mahabharata2.jpg|rightka|thumbjmpl|300px|Kesabaran [[Kresna]] habis sehingga ia ingin membunuh Bisma dengan tangannya sendiri, namun dicegah oleh [[Arjuna]].]]
{{main|Bhismaparwa}}
Saat perang antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] meletus, Bisma berada di pihak Korawa. Sesaat sebelum pertempuran, ia berkata kepada [[Yudistira]] bahwa dirinya telah diperbudak oleh kekayaan, dan dengan kekayaannya Korawa mengikat Bisma. Meskipun demikian, karena Yudistira telah melakukan penghormatan sebelum pertempuran, maka Bisma merestui Yudistira dan berdoa agar kemenangan berada di pihak Pandawa, meskipun Bisma sangat sulit untuk ditaklukkan. Bisma juga pernah berkata kepada [[Duryodana]], bahwa meski dirinya (Bisma) memihak Korawa, kemenangan sudah pasti berada di pihak Pandawa karena [[Kresna]] berada di sana, dan dimanapun ada Kresna maka di sanalah terdapat kebenaran serta keberuntungan dan dimanapun ada [[Arjuna]], di sanalah terdapat kejayaan.<ref name="Bismaparwa"/>
Baris 67:
 
== Kematian ==
[[Berkas:Krishna and Pandavas along with Narada converse with Bhishma who is on bed of Arrows.jpg|rightka|thumbjmpl|300px|[[Kresna]], [[Pandawa]], serta [[Narada]] bercakap-cakap dengan Bisma yang terbaring tak berdaya di atas ranjang panah. Ilustrasi dari ''Mahabharata'' Gorakhpur Geeta Press.]]
Sebelum hari kematiannya, [[Pandawa]] dan [[Kresna]] mendatangi kemah Bisma di malam hari untuk mencari tahu kelemahannya. Bisma mengetahui bahwa [[Pandawa]] dan [[Kresna]] telah masuk ke dalam kemahnya dan ia menyambut mereka dengan ramah. Ketika [[Yudistira]] menanyakan apa yang bisa diperbuat untuk menaklukkan Bisma yang sangat mereka hormati, Bisma menjawab:
 
Baris 80:
 
=== Riwayat ===
[[Berkas:Bisma-kl.jpg|rightka|275px|thumbjmpl|Bisma dalam versi pewayangan Jawa.]]
 
Bisma adalah anak Prabu [[Santanu]], Raja Astina dengan [[Dewi Gangga]] alias [[Gangga (Hindu)|Dewi Jahnawi]] (dalam versi Jawa). Waktu kecil bernama Raden [[Dewabrata]] yang berarti keturunan Bharata yang luhur. Ia juga mempunyai nama lain Ganggadata. Dia adalah salah satu tokoh [[wayang]] yang tidak menikah yang disebut dengan istilah ''Brahmacarin''. Berkediaman di pertapaan Talkanda. Bisma dalam tokoh perwayangan digambarkan seorang yang sakti, dimana sebenarnya ia berhak atas tahta [[Astina]] akan tetapi karena keinginan yang luhur dari dirinya demi menghindari perpecahan dalam negara [[Astina]] ia rela tidak menjadi [[raja]].