Guruh Gipsy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fandi89 (bicara | kontrib)
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
|This album = ''Guruh Gipsy'' {{br}}(1976)
}}
'''Guruh Gipsy''' adalah sebuah nama judul album eksperimental, yang merupakan proyek kolaborasi antara [[Guruh Soekarnoputra]] dengan [[grup musik]] Gipsy. Meskipun hanya sempat merilis satu album, namun proyek [[kolaborasi]] tersebut menjadi sangat penting peranannya dalam dunia [[musik]] [[Indonesia]]. Dikatakan penting karena pencapaian musiknya yang terbilang luar biasa dan tentunya dengan kerja yang sangat keras, contoh pada lagu ''"Chopin Larung"'', terlihat bagaimana kepiawaiankepiawgaian Guruh dalam mencipta dan pemahamannya untuk menyatukan kedua harmonisasi dari kedua sisi budaya yang berbeda tanpa menghilangkan sisi mistis dari suara-suara [[gamelan]] asli [[Indonesia]] yang bercampur dengan harmonisasi [[klasik]] [[Eropa]] tersebut.
 
[[Guruh Soekarnoputra|Guruh]], yang anak ke lima dari perkawinan [[Soekarno]] dan [[Fatmawati]] ini, memang semenjak kecil telah memiliki darah seni yang sangat kuat. Tidak seperti kakaknya, [[Megawati]], yang lebih memilih berpolitik dan kemudian menjadi [[Presiden]] [[Indonesia]]. [[Guruh Soekarnoputra|Guruh]] mengejar mimpi-mimpinya dalam seni termasuk musik dan koreografi. Ia kemudian mendirikan kelompok sendiri yang meliputi kelompok musik dan tari yang disebut "Swaramaharddika" yang sangat terkenal pada tahun [[1970|70-an]].
 
Pada dasarnya Gipsy adalah sebuah kelompok musik yang anggotanya adalah Nasution bersaudara: [[Gauri Nasution]], [[Keenan Nasution]], Odink Nasution, dan Deby Nasution. Sebelumnya Gipsy didirikan pada tahun [[1966]] dengan nama Sabda Nada dengan anggota: Ponco Sutowo, Gauri Nasution, Joe-Am, Eddy, Edit, Roland dan [[Keenan Nasution]]. Pada tahun [[1969]], Gipsy berubah formasi menjadi: [[Keenan Nasution]], Gauri Nasution, [[Chrisye]], Tammy Daud, Onan Susilo dan Atut Harahap. Pada tahun [[1973]] Gipsy pernah bertolak menuju [[New York]] bermain di Resaturan Ramayana milik Pertamina dengan perubahan formasi menjadi: [[Chrisye]] ([[bass]]), [[Keenan Nasution]] ([[drum]]), Gauri Nasution ([[gitar]]), [[Adjie Bandy]] ([[biola]]), Rully Djohan (keyboards) dan Lulu Soemaryo ([[saxophone]]).
 
Mereka sangat akrab dengan musik [[Bali]], bahkan pada awal tahun [[1970|70-an]], mereka pernah tampil manggung di [[Bank Indonesia]] dengan menampilkan [[musik]] barat yang dipadukan dengan musik [[Bali]], berkolaborasi dengan kelompok gamelan yang dipimpin oleh Wayan Suparta Wijaya. Upaya kolaboratif yang disebut Guruh Gipsy dibuat dengan semangat yang kuat, mungkin karena Guruh ingin berkesperiman menggabungkan musik etnis Bali yang berdasarkan skala pentatonis dan musik barat yang didasarkan pada skala diatonis. Upaya ini membutuhkan waktu selama kurang lebih enam belas bulan dari awal mereka berlatih. Waktu yang digunakan oleh Guruh untuk berbagai kegiatan rekaman tersebut sangatlah padat. Mulai dari pembiayaan proyek, penjadwalan dengan studio, yang waktu itu hanya memiliki sistem rekaman 16-track, yaitu studio Tri Angkasa, dan menyusun musik bersama [[Keenan Nasution]] ([[drum]]), Odink Nasution ([[gitar]]), [[Abadi Soesman]] (keyboard), Roni Harahap (piano / organ), dan [[Chrisye]] ([[vokal]]). Rekaman memakan waktu kurang lebih selama 52 hari.