Gordianus III: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k →‎Pemerintahan: lanjut terjemah
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 14:
Di abad ke-3 saat, perbatasan Romawi semakin melemah terhadap desakan suku-suku Jermanik di seberang sungai-sungai [[Rhine]] dan [[Danube]], serta terhadap meningkatnya serangan dari [[Kekaisaran Sassania|Sassania]] dari seberang sungai [[Eufrat]]. Ketika bangsa Persia dipimpin [[Shapur I]] menyerang [[Mesopotamia]], sang kaisar muda membuka pintu-pnitu [[Kuil Janus]] untuk terakhir kalinya dalam sejarah Romawi, dan mengirimkan pasukan yang besar ke Timur. Pasukan Sassania berhasil didesak kembali ke seberang Eufrat dan dikalahkan pada [[Pertempuran Resaena]] (243). Penyerbuan tersebut berlangsung sukses dan Gordian yang turut serta bersama pasukan, sudah merencanakan untuk menyerang sampai ke wilayah musuh, ketika ayah mertuanya meninggal dengan sebab-sebab yang tidak jelas. Tanpa adanya Timesitheus, maka rencana penyerangan dan keselamatan sang kaisar menjadi rawan.
 
Marcus Julius Philippus, atau [[Philip Si Arab]], pada saat itu tampil sebagai ''Praetorian Prefect'' yang baru dan penyerangan kemudian dilanjutkan. Di awal tahun 244, bangsa Persian melakukan serangan balasan. Sumber-sumber Persian mengklaim bahwa suatu pertempuraan yang dinamakan ([[Pertempuran Misiche]]) terjadi di dekat kota [[Fallujah]], sekarang di ([[Irak]]), dan berakhir dengan kekalahan besar pihak Romawi dan kematian Gordian III<ref>''Res Gestae Divi Saporis'', 3-4 (terjemahan dari inskripsi Naqsh-i Rustam dari Shapurs)</ref>. Sumber-sumber Romawi tidak menyebutkan pertempuran ini dan memperkirakan bahwa Gordian meninggal di tempat yang lebih jauh, yaitu di hulu sungai Eufrat. Meskipun sumber-sumber kuno sering menggambarkan Philip, pengganti Gordian sebagai kaisar, sebagai penyebab tewanya Gordian di Zaitha (Qalat es Salihiyah), penyebab kematian Gordian belum diketahui.
Usia muda dan sifat Gordian yang baik, serta kematian-kematian tragis yang terjadi pada kakek, paman, dan dirinya sendiri di tangan pengambil kekuasaan lainnya, menyebabkan ia terus mendapatkan kenangan yang baik dari warga Romawi. Meskipun mendapat tentangan dari kaisar baru, Gordian didewakan oleh Senat setelah kematiannya untuk memuaskan keinginan masyarakat dan mencegah timbulnya kerusuhan.