Kota Manado: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 120.188.65.107) dan mengembalikan revisi 14262529 oleh Rachmat04
Baris 3:
| pulau =Sulawesi
| nama =Kota Manado
| propinsi =MinahasaSulawesi Utara
| foto = {{Photomontage
| photo1a = Bunaken01.JPG
Baris 19:
| luas =159.02
| penduduk =474034
| penduduktahun=(2015)<ref>[http://sulut.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/38 Badan Pusat Statistik - Provinsi MinahasaSulawesi Utara]</ref>
| kepadatan =2.122/km2
| dau = Rp. 647.565.931.000.-
Baris 34:
| fauna =[[Babirusa]]
| flora =[[Longusei]]
| peta =Lokasi MinahasaSulawesi Utara Kota Manado.svg|300px
| latd = 1 | latm = 29 | lats = 35 | latNS = N
| longd = 124 | longm = 50 | longs = 29 | longEW = E
Baris 44:
| berdiri = [[14 Juli]] [[1623]]
}}
'''Kota Manado''' adalah [[ibu kota]] dari [[provinsi]] [[MinahasaSulawesi Utara]]. Kota Manado seringkali disebut sebagai '''Menado'''. Kota Manado terletak di [[Teluk Manado]], dan dikelilingi oleh daerah pegunungan. Kota ini memiliki 408.354 penduduk pada Sensus 2010, menjadikannya kota terbesar kedua di Sulawesi setelah [[Kota Makassar]]. Jumlah penduduk di Manado diperkirakan (berdasarkan Januari 2014) adalah 430.790.<ref>[http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_tabel/task,/Itemid,165]/</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 51:
 
Versi lain mengatakan bahwa Kota Manado merupakan pengembangan dari sebuah negeri yang bernama Pogidon. <!--Lebih cocok untuk artikel Pogidon: Pogidon didirikan oleh sebagian anak [[Suku Bantik]] yang tinggal di [[Gunung Bantik]] (dekat Pineleng-Warembungan) pada masa kepemimpinan "Gudangne" Rombang, yang terletak sebelah selatan muara [[Sungai Tondano]], di mana daerah tersebut masih berupa hutan dan belum berpenghuni. Pusat perkampungan Pogidon terdapat di Markas Korem 131 Santiago (bersebelahan dengan Kantor Pos Manado sekarang) dan sekitarnya. Pendirian negeri Pogidon ditandai dengan penanaman tujuh pohon kayu dondo. Hal tersebut selalu dilakukan anak suku Bantik setiap kali mereka mendirikan negeri baru.<!--Tidak layak: Sangat disayangkan, sewaktu Kolonel Soetrisno menjabat sebagai komandan Korem 131 Santiago, 5(lima) dari 7(tujuh) pohon legenda tersebut telah ditebang. Sedangkan 1(satu) dari 2(dua) pohon legenda yang sisa ditebang pula oleh Letkol Runtukahu pada tahun 2000. Tahun 2006 masih tertinggal 1(satu) batang tuur (stumb) yang ditumbuhi ranting muda). Di samping kiri Makorem 131 Santiago, terdapat sebuah selokan bernama Kali Pogidon yang sampai sekarang masih mengalir ke arah reklamasi Megamall Teluk Manado (antara Kentucky FC dan PT Jasindo).
Sekeliling negeri Pogidon banyak ditumbuhi semacam pohon kayu yang daunnya lebar-lebar yang disebut "Kayu Benang" (wenang). Kulit batangnya biasa dipakai oleh anak-suku Bantik untuk mencelup pukat penangkap ikan, supaya kuat dan bertahan lama. Oleh karena itu negeri Pogidon disebut juga Benang (Wenang).http://jeldytontey.blogspot.com/2009/08/berdirinya-negeri-minanga-dan-pogidon.html<ref>Sejarah Anak Suku Bantik oleh Pdt. M. Kiroh, 1968</ref>-->Kota Manado diperkirakan telah dikenal sejak [[abad ke-16]]. Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah didatangi oleh orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" daratan mulai digunakan pada tahun [[1623]] menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang". Kata Manado sendiri merupakan nama pulau disebelah Pulaupulau Bunaken, kata ini berasal dari bahasa daerah [[Minahasa]] yaitu ''Mana rou'' atau ''Mana dou'' yang dalam [[Bahasabahasa Indonesia]] berarti "di jauh". Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang [[Eropa]] dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fort Nieuw Amsterdam Menado TMnr 10015137.jpg|jmpl|Benteng Nieuw Amsterdam di Kota Manado pada tahun 1920-an]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Manado straatbeeld. TMnr 60008295.jpg|jmpl|Pemandangan jalan di Kota Manado pada tahun 1910-an]]
Keberadaan Kotakota Manado dimulai dari adanya ''besluit'' Gubernur Jenderal [[Hindia Belanda]] tanggal [[1 Juli]] [[1919]]. Dengan ''besluit'' itu, ''Gewest'' Kota Manado ditetapkan sebagai ''Staatsgemeente'' yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan ''gemeente'' atau ''Gemeente Raad'' yang dikepalai oleh seorang [[Wali kota]] (''Burgemeester''). Pada tahun [[1951]], ''Gemeente'' Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur [[Sulawesi]] tanggal [[3 Mei]] [[1951]] Nomor 223. Tanggal [[17 April]] [[1951]], terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada [[1953]] Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 ''juncto'' Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun [[1957]], Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun [[1959]], Kotapraja Manado ditetapkan sebagai [[Daerah Tingkat II]] sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun [[1965]], Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.
 
Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal [[14 Juli]] [[1623]], merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih [[14 Februari]] [[1946]], di mana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan [[Belanda]] untuk mempertahankan kemerdekaan [[Indonesia]], kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli [[1919]], yaitu munculnya ''Besluit'' Gubernur Jenderal tentang penetapan ''Gewest'' Kota Manado sebagai ''Staatgemeente'' dikeluarkan dan tahun [[1623]] yang diambil dari unsur historis yaitu tahun di mana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka tanggal 14 Juli [[1989]], Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Sejak saat itu hingga sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.
 
== Geografi ==
Kota Manado terletak di ujung jazirah utara pulau [[Sulawesi]], pada posisi geografis 124°40' - 124°50' BT dan 1°30' - 1°40' LU. Iklim di kota ini adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata 24° - 27&nbsp;°C. Curah hujan rata-rata 3.187&nbsp;mm/tahun dengan iklim terkering di sekitar bulan Agustus dan terbasah pada bulan Januari. Intensitas penyinaran matahari rata-rata 53% dan kelembaban nisbi ±84 %.
 
Luas wilayah daratan adalah 15.726 hektare. Manado juga merupakan kota pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 18,7 kilometer. Kota ini juga dikelilingi oleh perbukitan dan barisan [[gunung|pegunungan]]. Wilayah daratannya didominasi oleh kawasan berbukit dengan sebagian dataran rendah di daerah [[pantai]]. Interval ketinggian dataran antara 0-40% dengan puncak tertinggi di Gununggunung Tumpa.
 
Wilayah perairan Kota Manado meliputi [[Bunaken|Pulaupulau Bunaken]], Pulaupulau Siladen dan Pulaupulau Manado Tua. Pulau Bunaken dan Siladen memiliki topografi yang bergelombang dengan puncak setinggi 200 meter. Sedangkan Pulaupulau Manado Tua adalah pulau gunung dengan ketinggian ± 750 meter.
 
Sementara itu perairan teluk Manado memiliki kedalaman 2-5 meter di pesisir pantai sampai 2.000 meter pada garis batas pertemuan pesisir dasar lereng [[benua]]. Kedalaman ini menjadi semacam penghalang sehingga sampai saat ini intensitas kerusakan Taman Nasional Bunaken relatif rendah.
Baris 208:
[[Berkas:Map of sub-districts in Manado, North Sulawesi, Indonesia.png|jmpl|300px|nir|Wilayah Kota Manado]]
 
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) nomor 4 tanggal [[27 September]] [[2000]] tentang perubahan status desa menjadi kelurahan di kota Manado dan PERDA nomor 5 tanggal 27 September 2000 tentang pemekaran kecamatan dan kelurahan, wilayah kota Manado yang semula terdiri atas 5 [[Kecamatankecamatan]] dengan 68 [[kelurahan]]/desa dimekarkan menjadi 9 Kecamatankecamatan dengan 87 Kelurahankelurahan. Berdasarkan PERDA Kota Manado Nomor 2 Tahun 2012 kota Manado dimekarkan kembali menjadi 11 Kecamatankecamatan dengan 87 Kelurahankelurahan. Tabel di bawah ini adalah daftar kecamatan beserta luas dan jumlah kelurahannya, yaitu: [http://bappeda.manadokota.go.id/downlot.php?file=SSK%20MANADO%20pdf%2018052015.pdf]
 
{| class="prettytable" {{Float}}
Baris 251:
 
=== Suku Bangsa ===
Saat ini mayoritas penduduk Kotakota Manado berasal dari [[Sukusuku Minahasa]], karena wilayah Manado merupakan berada di tanah/daerah [[Minahasa]]. Penduduk asli Manado adalah sub suku Tombulu dilihat dari beberapa nama kelurahan di Manado yang berasal dari [[bahasa Tombulu]], misalnya: Wenang (Pohon Wenang/Mahawenang - bahan pembuat kolintang), Tumumpa (turun), Mahakeret (Berteriak), Tikala Ares (Walak Ares Tombulu, di mana kata 'ares' berarti dihukum), Ranotana (Air Tanah), Winangun (Dibangun), Wawonasa (wawoinasa - di atas yang diasah), Pinaesaan (tempat persatuan), Pakowa (Pohon Pakewa), Teling (Bulu/bambu untuk dibuat peralatan), Titiwungen (yang digali), Tuminting (dari kata Ting-Ting: Lonceng, kata sisipan -um- berarti menunjukkan kata kerja, jadi Tuminting: Membunyikan Lonceng), Pondol (Ujung), Wanea (dari kata Wanua: artinya negeri), dll.; sedangkan daerah Malalayang adalah suku Bantik, suku bangsa lainnya yang ada di Manado saat ini yaitu [[suku Sangir]], [[suku Gorontalo]], [[suku Mongondow]], [[suku Arab]], [[suku Babontehu]], [[suku Talaud]], [[suku Tionghoa]], [[suku Siau]] dan kaum [[Borgo]]. Karena banyaknya komunitas peranakan arab, maka keberadaan [[Kampung Arab]] yang berada dalam radius dekat Pasar '45 masih bertahan sampai sekarang dan menjadi salah satu tujuan wisata agama. Selain itu terdapat pula penduduk [[Sukusuku Jawa]], [[Sukusuku Batak]], [[Sukusuku Makassar]] dan [[Sukusuku]] [[Minangkabau]], [[Suku]] [[Aceh]]
 
=== Agama ===
Baris 258:
 
=== Bahasa ===
Bahasa digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Manado dan wilayah sekitarnya disebut [[Dialek Manado|Bahasabahasa Manado]] ([[Bahasa Manado]]). Bahasa Manado menyerupai [[Bahasabahasa Indonesia]] tetapi dengan logat yang khas. Beberapa kata dalam dialek Manado berasal dari [[Bahasabahasa Belanda]], [[Bahasabahasa Portugis]] dan bahasa asing lainnya.
 
== Budaya dan Gaya Hidup ==
Baris 267:
 
=== Kawanua ===
Masyarakat [[Kota Manado]] juga disebut dengan istilah "warga [[Kawanua]]". Walaupun secara khusus [[Kawanua]] diartikan kepada [[Sukusuku Minahasa]], tetapi secara umum penduduk [[Kota Manado]] dapat disebut juga sebagai warga [[Kawanua]]. Dalam bahasa daerah [[Kabupaten Minahasa|Minahasa]], "[[Kawanua]]" sering diartikan sebagai penduduk negeri atau "wanua-wanua" yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata "[[Kawanua]]" diyakini berasal dari kata "Wanua". Kata "Wanua" dalam bahasa Melayu Tua (Proto Melayu), diartikan sebagai wilayah permukiman. Sementara dalam Bahasabahasa Minahasa, kata "Wanua" diartikan sebagai negeri atau desa. Seiring perkembangan zaman kata "[[Kawanua|Kawanua"]] sendiri sering digunakan bagi para masyarakat Manado yang tinggal di luar Kota Manado atau tinggal jauh dari Kota Manado.
 
== Pariwisata ==
 
[[Berkas:Bunaken4.jpg|jmpl|kiri|250px|Turis sedang mengendarai jetski dengan latar belakang pulau Manado Tua di lepas pantai Kotakota Manado.]]
Sebagai kota terbesar di wilayah ini, Kota Manado merupakan tempat [[pariwisata]] yang penting bagi pengunjung. [[Ekowisata]] merupakan atraksi terbesar Kota Manado. [[Selam Scuba]] dan [[snorkelling]] di pulau [[Pulau Bunaken]] juga merupakan atraksi populer. Tempat lain yang menarik adalah [[Danau Tondano]], [[Gunung Lokon]], [[Gunung Klabat]] dan [[Gunung Mahawu]].
 
Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, kegiatan pariwisata dengan pesat tumbuh menjadi salah satu andalan perekonomian kota. Primadona Pariwisatapariwisata Kotakota Manado bahkan Provinsi [[MinahasaSulawesi Utara]] adalah [[Taman Nasional [[Bunaken]] yang oleh sementara orang disebut sebagai salah satu taman laut terindah di dunia. Taman Laut Bunaken adalah salah satu dari sejumlah kawasan konservasi alam atau [[Daftar taman nasional di Indonesia|taman nasional di Indonesia]]. Taman Laut Bunaken terkenal oleh formasi terumbu karangnya yang luas dan indah sehingga sering dijadikan lokasi penyelaman oleh turis-turis mancanegara. Pulau Bunaken adalah salah satu dari 5 pulau yang tersebar beberapa kilometer dari pesisir pantai Kota Manado. Letaknya yang hanya sekitar 8 Km dari daratan kota Manado dan dapat ditempuh dalam sekitar setengah sampai 2 jam, menyebabkan Taman Nasional ini mudah dikunjungi.
 
Objek wisata lain yang menonjol di Kotakota Manado adalah [[Kelenteng Ban Hin Kiong]] di kawasan Pusat Kota yang dibangun pada awal [[abad ke-19]] dan diperbaiki pada tahun [[1970]]. Klenteng ini terletak di Jalan Panjaitan. Klenteng ini terdiri dari bangunan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran [[naga]] dan tongkat kayu berapi. Saat yang paling baik untuk mengunjungi klenteng ini yaitu pada saat [[Tahun Baru Imlek]], saat dipertunjukkannya tarian tradisional Tionghoa. Juga pada saat kedatangan parade tradisional Tionghoa, Tai Pei Kong yang berasal dari [[abad ke-14]]. Peristiwa tersebut merupakan festival "Taoist" tahunan terbesar yang diadakan di [[Asia Tenggara]], sehingga menarik pelancong dari negara lain. Lokasi wisata lainnya juga adalah Museum Negeri Sulawesi Utara dan Monumen (Tugu Peringatan) Perang Dunia Kedua.
 
Sebuah monumen yang diresmikan pada akhir tahun 2007 dan menjadi ikon baru kota Manado adalah [[Patung Yesus Memberkati|Monumen Yesus Memberkati]]. Bangunan ini didirikan di atas bukit di perumahan Citraland Manado dan memiliki ketinggian 50 meter di atas permukaan tanah. Bangunan yang diprakarsai oleh Ir. Ciputra ini merupakan monumen Yesus Kristus yang tertinggi di Asia dan ke dua di dunia setelah [[Patung Kristus Penebus|Christ the Redeemer]].
 
Selain memiliki objek-objek wisata yang menarik, salah satu keunggulan pariwisata kota Manado adalah letaknya yang strategis ke objek-objek wisata di hinterland, khususnya di Minahasa yang dapat dijangkau dalam waktu 1 s/d 3 jam dari Kotakota Manado. Objek-objek wisata tersebut antara lain, Vulcano Area di Tomohon, Desa Agriwisata Rurukan-Tomohon, Panorama pegunungan dan [[Danau Tondano]], Batu Pinabetengan dan Taman Purbakala [[Waruga]] [[Sawangan]] Kecamatan [[Airmadidi]] Kabupaten [[Minahasa Utara]].
 
Karena potensi wisata yang besar tersebut maka industri pariwisata di kota Manado telah semakin tumbuh dan berkembang yang antara lain ditandai dengan cukup banyaknya hotel dan sarana pendukung lainnya. Sampai tahun akhir tahun 2001, terdapat 67 buah hotel/penginapan, 15 buah biro perjalanan, 223 buah restoran dan rumah makan dari berbagai kelas.
Baris 411:
{{Ibukota Provinsi di Indonesia}}
{{Kota Manado}}
{{MinahasaSulawesi Utara}}
{{Mayoritas Kristen Indonesia}}
 
Baris 417:
[[Kategori:Kota Manado| ]]
[[Kategori:Ibu kota provinsi di Indonesia|Manado]]
[[Kategori:Kota di MinahasaSulawesi Utara|Manado]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Manado]]