Kota Surakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penghapusan pengertian sala sebagai kota sendiri, karena pengertian tersebut salah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Angayubagia (bicara | kontrib)
update dan merapikan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 53:
}}
{{wikibooks|Wisata:Solo}}
 
'''Kota Surakarta''' ([[Hanacaraka]]: {{java|ꦑꦸꦛꦯꦸꦫꦏꦂꦠ}}), juga disebut '''Solo''' atau '''Sala''' ({{jav|ꦱꦭ}}), adalah wilayah otonom dengan status [[kota]] di bawah [[Provinsi Jawa Tengah]], [[Indonesia]], dengan penduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan 13.636/km<sup>2</sup>. Kota dengan luas 44&nbsp;km<sup>2</sup>, ini berbatasan dengan [[Kabupaten Karanganyar]] dan [[Kabupaten Boyolali]] di sebelah utara, [[Kabupaten Karanganyar]] dan [[Kabupaten Sukoharjo]] di sebelah timur dan barat, dan [[Kabupaten Sukoharjo]] di sebelah selatan.<ref>[http://www.surakarta.go.id/id/news/peta.surakarta.html Peta batas-batas Surakarta]</ref> Kota ini juga merupakan kota terbesar ketiga di pulau Jawa bagian selatan setelah [[Bandung]] dan [[Malang]] menurut jumlah penduduk. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu [[keroncong]], [[Bengawan Solo (lagu)|Bengawan Solo]]. Bersama dengan [[Yogyakarta]], Surakarta merupakan pewaris [[Kesultanan Mataram]] yang dipecah melalui [[Perjanjian Giyanti]], pada tahun [[1755]].
 
Baris 80 ⟶ 81:
Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal [[4 Juli]] [[1950]], Surakarta menjadi [[kota]] di bawah administrasi [[Provinsi Jawa Tengah]]. Semenjak berlakunya UU Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus [[kota otonom]].
 
== Geografi dan administrasi ==
=== Hidrogeologi ===
[[Berkas:Bengawan Solo topography map.png|jmpl|Aliran sungai [[Bengawan Solo]].]]
Baris 139 ⟶ 140:
}}
 
=== Batas-batas administrasiWilayah ===
[[Berkas:Surakarta Day View.jpg|jmpl|pus|770px|Cakrawala Surakarta pada siang hari.]]
Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" [[Bujur Timur]] dan 70` 36" - 70` 56" [[Lintang Selatan]] dan berbatasan dengan [[Kabupaten Karanganyar]] dan [[Kabupaten Boyolali]] di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan [[Kabupaten Sukoharjo]] di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.<ref name="bappeda1">[http://bappeda.surakarta.go.id/batas-administratif Batas Administratif Kota Solo]</ref> Di masing-masing batas kota terdapat Gapura Kasunanan yang didirikan sekitar tahun 1931–1932 pada masa pemerintahan [[Pakubuwana X|Sunan Pakubuwana X]] di [[Kasunanan Surakarta]]. Gapura Kasunanan didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota kerajaan (Kota Surakarta) dengan wilayah sekitar. Gapura Kasunanan tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan tempat penyeberangan (di Mojo/Silir).
Baris 145 ⟶ 146:
Ukuran Gapura Kasunanan terdiri dari dua ukuran yaitu berukuran besar dan kecil. Gapura Kasunanan ukuran besar didirikan di jalan besar. Gapura Kasunanan ukuran besar bisa dilihat di Grogol (selatan), Jajar (barat), dan Jurug (timur). Sedangkan Gapura Kasunanan ukuran kecil bisa dilihat di daerah [[Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta|RS Kandang Sapi]] (utara), jalan arah Baki di Solo Baru (selatan), Makamhaji (barat), dan di Mojo/Silir. Gapura Kasunanan besar juga memiliki [[Prasasti Pakubuwana X|prasasti]] waktu pendirian gapura.
 
{{Batas_USBT
=== Pembagian administratif ===
|North utara = [[Kabupaten Karanganyar]]
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
|Southeastselatan = [[Kabupaten Sukoharjo]]
[[Berkas:Balaikota Solo by Bennylin 04.jpg|jmpl|250px|Balai kota Surakarta.]]
|West barat = [[Colomadu, Karanganyar]], [[Kabupaten Boyolali]]
Kota Surakarta dan kabupaten-kabupaten di sekelilingnya, [[Karanganyar]], [[Sragen]], [[Wonogiri]], [[Sukoharjo]], [[Klaten]], [[Boyolali]], secara kolektif masih sering disebut sebagai eks-[[Karesidenan Surakarta]]. Surakarta dibagi menjadi 5 [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Surakarta|kecamatan]] yang masing-masing dipimpin oleh seorang [[camat]] dan 51 kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh seorang [[lurah]]. Kelima kecamatan di Surakarta adalah:
|East timur = [[Kabupaten Karanganyar]]
* [[Pasar Kliwon, Surakarta|Kecamatan Pasar Kliwon]] (57110): 9 kelurahan
}}
* [[Jebres, Surakarta|Kecamatan Jebres]] (57120): 11 kelurahan
* [[Banjarsari, Surakarta|Kecamatan Banjarsari]] (57130): 13 kelurahan
* [[Lawiyan, Surakarta|Kecamatan Lawiyan]] (disebut juga Laweyan, 57140): 11 kelurahan
* [[Serengan, Surakarta|Kecamatan Serengan]] (57150): 7 kelurahan
 
=== Kota satelit ===
Baris 162 ⟶ 160:
 
== Pemerintahan ==
=== Daftar Wali Kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Surakarta}}
{{:Daftar Wali Kota Surakarta}}
 
[[Daftar Wali Kota Surakarta|Wali kota Surakarta]] sejak Juli 2015 dijabat oleh pejabat sementara, merangkap sebagai Sekretaris Daerah, [[Boeddy Soeharto]]. Sebelumnya jabatan ini dijabat oleh [[F.X. Hadi Rudyatmo]] yang menggantikan Ir. [[Joko Widodo]] yang dilantik menjadi gubernur [[DKI Jakarta]] tanggal [[15 Oktober]] [[2012]]. Pasangan wali kota dan [[Wakil Wali Kota|wakil wali kota]], yang sering disebut sebagai Jokowi-Rudy, pertama kali terpilih sebagai [[wali kota]] Surakarta untuk masa bakti 2005-2010. Kemudian pasangan dari [[PDI-P]] ini terpilih lagi untuk masa bakti kedua dengan perolehan suara lebih dari 90% untuk masa jabatan 2010-2015<ref>[http://www.suaramerdeka.com/harian/0505/13/slo06.htm "Diingatkan, Joko Widodo Urung Tampil - KPUD Diminta Fair"], [[Suara Pembaruan]], diakses Juni 2007</ref>.
 
Di bawah kepemimpinan Jokowi dan Rudy, Surakarta mengalami perubahan yang pesat. Para pedagang barang bekas di Taman Banjarsari dapat direlokasi hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Investor diberi syarat untuk mau memikirkan kepentingan publik. Komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) diadakan secara rutin dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang telantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Sebagai tindak lanjut ''branding'', Jokowi mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini.
 
Sejak 1 Oktober 2012 Wali kota Surakarta Ir. [[Joko Widodo]] mengundurkan diri dari jabatan Wali kota setelah terpilih menjadi Gubernur [[DKI Jakarta]] periode 2012 - 2017.
 
Oleh [[Majalah Tempo]], Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/22/LU/ Sedikit Orang Baik di Republik yang Luas] [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/22/LU/mbm.20081222.LU129061.id.html Joko Widodo, Wali Kaki Lima]. [[Majalah Tempo|Tempointeraktif]] edisi Luarbiasa Akhir Tahun 2008. Diakses 8 Januari 2009</ref>.
 
Pada tanggal 17 April 2013, Gubernur Jawa Tengah [[Bibit Waluyo]] resmi melantik Dr. H. [[Achmad Purnomo]] sebagai Wakil Wali kota Surakarta menggantikan [[F.X. Hadi Rudyatmo]] yang menjadi Wali kota Surakarta.
 
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta#Komposisi DPRD}}
 
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:90%"
!colspan="2" style="background:#DCDCDC;" | DPRD Kota Surakarta<br />2014-2019
Baris 196 ⟶ 212:
|-
|}
Surakarta terletak di [[Provinsi Jawa Tengah]]. Sebelum bergabung dengan [[Indonesia]], Surakarta diperintah oleh Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegaran. Semasa dikuasai oleh Belanda, Surakarta dikenal sebagai sebuah ''[[Vorstenlanden|Vorstenland]]'' atau wilayah kerajaan. Penguasa [[Kasunanan Surakarta]] saat ini adalah [[Pakubuwana XIII|Sunan Pakubuwana XIII]], dan penguasa [[Praja Mangkunegaran]] saat ini adalah [[Mangkunegara IX|Adipati Mangkunegara IX]]. Kedua penguasa monarki seremonial ini tidak memiliki kekuasaan politik di Surakarta.
 
=== WalikotaKecamatan ===
Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal [[16 Juni]] [[1946]] ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Daerah Kota Surakarta.
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Surakarta}}
[[Berkas:Balaikota Solo by Bennylin 04.jpg|jmpl|250px|Balai kota Surakarta.]]
 
Kota Surakarta dan kabupaten-kabupaten di sekelilingnya, [[Karanganyar]], [[Sragen]], [[Wonogiri]], [[Sukoharjo]], [[Klaten]], [[Boyolali]], secara kolektif masih sering disebut sebagai eks-[[Karesidenan Surakarta]]. Surakarta dibagi menjadi 5 [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Surakarta|kecamatan]] yang masing-masing dipimpin oleh seorang [[camat]] dan 51 kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh seorang [[lurah]]. Kelima kecamatan di Surakarta adalah:
=== Walikota ===
* [[Pasar Kliwon, Surakarta|Kecamatan Pasar Kliwon]] (57110): 9 kelurahan
[[Daftar Wali Kota Surakarta|Wali kota Surakarta]] sejak Juli 2015 dijabat oleh pejabat sementara, merangkap sebagai Sekretaris Daerah, [[Boeddy Soeharto]]. Sebelumnya jabatan ini dijabat oleh [[F.X. Hadi Rudyatmo]] yang menggantikan Ir. [[Joko Widodo]] yang dilantik menjadi gubernur [[DKI Jakarta]] tanggal [[15 Oktober]] [[2012]]. Pasangan wali kota dan [[Wakil Wali Kota|wakil wali kota]], yang sering disebut sebagai Jokowi-Rudy, pertama kali terpilih sebagai [[wali kota]] Surakarta untuk masa bakti 2005-2010. Kemudian pasangan dari [[PDI-P]] ini terpilih lagi untuk masa bakti kedua dengan perolehan suara lebih dari 90% untuk masa jabatan 2010-2015<ref>[http://www.suaramerdeka.com/harian/0505/13/slo06.htm "Diingatkan, Joko Widodo Urung Tampil - KPUD Diminta Fair"], [[Suara Pembaruan]], diakses Juni 2007</ref>.
* [[Jebres, Surakarta|Kecamatan Jebres]] (57120): 11 kelurahan
* [[Banjarsari, Surakarta|Kecamatan Banjarsari]] (57130): 13 kelurahan
* [[Lawiyan, Surakarta|Kecamatan Lawiyan]] (disebut juga Laweyan, 57140): 11 kelurahan
* [[Serengan, Surakarta|Kecamatan Serengan]] (57150): 7 kelurahan
 
Surakarta terletak di [[Provinsi Jawa Tengah]]. Sebelum bergabung dengan [[Indonesia]], Surakarta diperintah oleh Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegaran. Semasa dikuasai oleh Belanda, Surakarta dikenal sebagai sebuah ''[[Vorstenlanden|Vorstenland]]'' atau wilayah kerajaan. Penguasa [[Kasunanan Surakarta]] saat ini adalah [[Pakubuwana XIII|Sunan Pakubuwana XIII]], dan penguasa [[Praja Mangkunegaran]] saat ini adalah [[Mangkunegara IX|Adipati Mangkunegara IX]]. Kedua penguasa monarki seremonial ini tidak memiliki kekuasaan politik di Surakarta.
Di bawah kepemimpinan Jokowi dan Rudy, Surakarta mengalami perubahan yang pesat. Para pedagang barang bekas di Taman Banjarsari dapat direlokasi hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Investor diberi syarat untuk mau memikirkan kepentingan publik. Komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) diadakan secara rutin dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang telantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Sebagai tindak lanjut ''branding'', Jokowi mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini.
 
Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal [[16 Juni]] [[1946]] ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Daerah Kota Surakarta.
Sejak 1 Oktober 2012 Wali kota Surakarta Ir. [[Joko Widodo]] mengundurkan diri dari jabatan Wali kota setelah terpilih menjadi Gubernur [[DKI Jakarta]] periode 2012 - 2017.
 
Oleh [[Majalah Tempo]], Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/22/LU/ Sedikit Orang Baik di Republik yang Luas] [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/22/LU/mbm.20081222.LU129061.id.html Joko Widodo, Wali Kaki Lima]. [[Majalah Tempo|Tempointeraktif]] edisi Luarbiasa Akhir Tahun 2008. Diakses 8 Januari 2009</ref>.
 
Pada tanggal 17 April 2013, Gubernur Jawa Tengah [[Bibit Waluyo]] resmi melantik Dr. H. [[Achmad Purnomo]] sebagai Wakil Wali kota Surakarta menggantikan [[F.X. Hadi Rudyatmo]] yang menjadi Wali kota Surakarta.
 
=== Julukan dan semboyan ===
Baris 221 ⟶ 238:
Selain itu Kota Surakarta juga memiliki beberapa julukan, antara lain Kota Batik, Kota Budaya, Kota Liwet. Penduduk Surakarta disebut sebagai ''wong Solo'', dan istilah ''putri Solo'' juga banyak digunakan untuk menyebut wanita yang memiliki karakteristik mirip wanita dari Surakarta.
 
== KependudukanDemografi ==
[[Berkas:Abdi Dalem Keraton Surakarta.jpg|250px|jmpl|[[Abdi dalem]] [[Keraton Surakarta]] mengenakan busana ''Jawi Jangkep Sowan Keraton''. [[Suku Jawa]] merupakan etnis mayoritas di Kota Surakarta, dan Surakarta merupakan kota pusat pengembangan dan pelestarian kebudayaan Jawa.]]
Salah satu sensus paling awal yang dilakukan di wilayah [[Karesidenan Surakarta]] (''Residentie Soerakarta'') pada tahun [[1885]] mencatat terdapat 1.053.985 penduduk, termasuk 2.694 orang Eropa dan 7.543 orang Tionghoa. Wilayah seluas 5.677&nbsp;km² tersebut memiliki kepadatan 186 penduduk/km². Ibukota karesidenan tersebut sendiri pada tahun [[1880]] memiliki 124.041 penduduk.<ref>{{de}} [http://www.retrobibliothek.de/retrobib/seite.html?id=115452#Surakarta Seite aus Meyers Konversationslexikon: Suppeditieren - Surate: Surakarta]</ref>
Baris 250 ⟶ 267:
Jika wilayah penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan ('''Solo Raya''': Surakarta, [[Kartasura, Sukoharjo|Kartasura]], [[Colomadu, Karanganyar|Colomadu]], Ngemplak, Baki, Grogol, [[Palur, Mojolaban, Sukoharjo|Palur]]), maka luasnya adalah 130&nbsp;km². Penduduknya lebih dari 800.000 jiwa.{{fact}}
 
=== PendidikanKeberagaman ===
[[Berkas:Great Mosque of Solo.jpg|jmpl|275px|[[Masjid Agung Kraton Surakarta|Masjid Agung Surakarta]].]]
[[Berkas:Tien Kok Sie.jpg|jmpl|275px|Klenteng Tien Kok Sie.]]
Bangunan ibadah bersejarah di Surakarta beragam, yang mencerminkan keberagaman kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Surakarta, mulai dari masjid terbesar dan paling sakral yang terletak di bagian barat Alun-alun Utara Keraton Kasunanan, Surakarta, yaitu [[Masjid Agung Kraton Surakarta|Masjid Agung Surakarta]] yang dibangun sekitar tahun [[1763]] atas prakarsa dari [[Pakubuwana III|Sunan Pakubuwana III]], [[Masjid Wustho Mangkunegaran|Masjid Al Wustho Mangkunegaran]], [[Masjid Laweyan]] yang merupakan masjid tertua di Surakarta<ref>[http://student.d3ti.mipa.uns.ac.id/sofyan/PAGE/tempat_3.html Masjid Laweyan, Tertua di Solo]</ref>, [[Gereja Katolik Santo Petrus Surakarta|Gereja St. Petrus]] di Jl. Slamet Riyadi, [[Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta|Gereja St. Antonius]] Purbayan, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma [[Tien Kok Sie]], Vihara [[Am Po Kian]], dan [[Sahasra Adhi Pura]]<ref>[http://www.sahasraadhipura.org/ Sahasra Adhi Pura]</ref>.
 
Selain dihuni oleh [[Suku Jawa]], ada banyak pula penduduk beretnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dan [[Arab-Indonesia|Arab]] yang tinggal di Surakarta. Walaupun tidak ada data pasti berapa jumlah masing-masing kepercayaan maupun etnis penduduk dalam sensus terakhir (2010), namun mereka banyak membaur di tengah-tengah warga Surakarta pada umumnya.
 
Perkampungan Arab menempati tiga wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan Pasar Kliwon, Semanggi dan Kedung Lumbu di Kecamatan Pasar Kliwon<ref>[http://arkeologijawa.com/index.php?action=news.detail&id_news=60&judul=KAMPUNG%20ARAB%20DI%20KOTA%20SEMARANG%20DAN%20SURAKARTA Kampung Arab di Kota Semarang dan Surakarta]</ref> Penempatan kampung Arab secara berkelompok tersebut sudah diatur sejak zaman dulu untuk mempermudah pengurusan bagi etnis asing di Surakarta dan demi terwujudnya ketertiban dan keamanan. Etnis Arab mulai datang di Pasar Kliwon diperkirakan sejak abad ke-19. Terbentuknya perkampungan di [[Pasar Kliwon, Surakarta|Pasar Kliwon]], selain disebabkan oleh adanya politik permukiman pada masa kerajaan, juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kolonial. Warto dalam penelitiannya menyebutkan pada tahun 1984, jumlah keturunan Arab adalah 1.877 jiwa, sementara jumlah warga Tionghoa adalah 103 jiwa. Berdasarkan data monografi kelurahan Pasar Kliwon tahun 2005, menyebutkan bahwa jumlah keturunan Arab adalah 1.775 jiwa, sedangkan keturunan Tionghoa adalah 135 jiwa. Dari data tersebut
dapat dilihat adanya penurunan jumlah penduduk keturunan Arab di Pasar Kliwon. Hal ini disebabkan karena lahan di kelurahan Pasar Kliwon semakin sempit sehingga terjadi perpindahan di daerah lain.<ref name="Zunainingsih">[http://eprints.uns.ac.id/519/ Zunainingsih, Memik (2010) Sekolah Islam Diponegoro Surakarta Tahun 1966-2005. Other thesis, UNS.]</ref>
 
Sementara itu perkampungan Tionghoa banyak terfokus di wilayah Balong, Coyudan, dan Keprabon. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bangunan-bangunan kelenteng dan tempat ibadah, seperti Kelenteng Tien Kok Sie<ref>[http://www.digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/109520202201002079.pdf Nilai-nilai Simbolik Prosesi Ritual Etnis China di Kelenteng Tien Kok Sie]</ref>.
 
== Pendidikan ==
[[Berkas:Universitas-sebelas-maret.jpg|250px|jmpl|[[Universitas Sebelas Maret]], salah satu perguruan tinggi negeri favorit di Indonesia.]]
Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 68.153 siswa dan 869 [[Daftar sekolah di Surakarta|sekolah di Surakarta]], dengan perincian: 308 TK/RA, 292 SD/MI, 97 SMP/MTs, 56 SMA/MA, 46 SMK, 54 PT, dan 16 sekolah lain.<ref>http://surakarta.dapodik.org/</ref> Di Surakarta terdapat dua universitas besar, yaitu [[Universitas Sebelas Maret]] (UNS), [[Universitas Muhammadiyah Surakarta]] (UMS),keduanya memiliki lebih dari 0 mahasiswa aktif dan termasuk katagori 50 universitas terbaik di Indonesia. Demikian pula terdapat [[Institut Agama Islam Negeri]] (IAIN) Surakarta dan [[Institut Seni Indonesia]] (ISI) Surakarta . Selain itu terdapat 52 universitas swasta lainnya seperti Unisri ( Universitas Slamet Riyadi ), Universitas Tunas Pembangunan, Universitas Setia Budi, STIKES Muhammadiyah, Universitas Islam Batik, dll. Surakarta juga kini menjadi tempat tujuan studi para lulusan SMA dari seluruh Indonesia <ref>[http://surakarta.dapodik.org/rekap.php?data=&ref=sekolah&tipe=5&status=3&limit=100&hal=1 Daftar universitas swasta di Surakarta]</ref>
 
== Ekonomi ==
=== Perekonomian dan perdagangan ===
[[Berkas:Pusat Grosir Solo.jpg|kiri|jmpl|Pusat perdagangan batik di [[Pusat Grosir Solo]].]]
Industri [[#batik|batik]] menjadi salah satu industri khas Surakarta. Sentra kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. [[Pasar Klewer]] serta beberapa pasar batik tradisional lain menjadi salah satu pusat perdagangan batik di Indonesia. Perdagangan di Surakarta berada di bawah naungan Dinas Industri dan Perdagangan<ref>[http://www.surakarta.go.id/news/dinas.perindustrian.dan.perdagangan.html Dinas Industri dan Perdagangan]</ref>
Baris 266 ⟶ 295:
Surakarta memiliki beberapa pabrik yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang besar antara lain [[Sritex]], [[Konimex]], dan [[Jamu Air Mancur]]. Selain itu masih ada banyak pabrik-pabrik lain di zona industri [[Palur]]. Industri [[#batik|batik]] juga menjadi salah satu industri khas Surakarta.
 
=== KeberagamanLayanan publik ===
[[Berkas:Great Mosque of Solo.jpg|jmpl|275px|[[Masjid Agung Kraton Surakarta|Masjid Agung Surakarta]].]]
[[Berkas:Tien Kok Sie.jpg|jmpl|275px|Klenteng Tien Kok Sie.]]
Bangunan ibadah bersejarah di Surakarta beragam, yang mencerminkan keberagaman kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Surakarta, mulai dari masjid terbesar dan paling sakral yang terletak di bagian barat Alun-alun Utara Keraton Kasunanan, Surakarta, yaitu [[Masjid Agung Kraton Surakarta|Masjid Agung Surakarta]] yang dibangun sekitar tahun [[1763]] atas prakarsa dari [[Pakubuwana III|Sunan Pakubuwana III]], [[Masjid Wustho Mangkunegaran|Masjid Al Wustho Mangkunegaran]], [[Masjid Laweyan]] yang merupakan masjid tertua di Surakarta<ref>[http://student.d3ti.mipa.uns.ac.id/sofyan/PAGE/tempat_3.html Masjid Laweyan, Tertua di Solo]</ref>, [[Gereja Katolik Santo Petrus Surakarta|Gereja St. Petrus]] di Jl. Slamet Riyadi, [[Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta|Gereja St. Antonius]] Purbayan, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma [[Tien Kok Sie]], Vihara [[Am Po Kian]], dan [[Sahasra Adhi Pura]]<ref>[http://www.sahasraadhipura.org/ Sahasra Adhi Pura]</ref>.
 
Selain dihuni oleh [[Suku Jawa]], ada banyak pula penduduk beretnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dan [[Arab-Indonesia|Arab]] yang tinggal di Surakarta. Walaupun tidak ada data pasti berapa jumlah masing-masing kepercayaan maupun etnis penduduk dalam sensus terakhir (2010), namun mereka banyak membaur di tengah-tengah warga Surakarta pada umumnya.
 
Perkampungan Arab menempati tiga wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan Pasar Kliwon, Semanggi dan Kedung Lumbu di Kecamatan Pasar Kliwon<ref>[http://arkeologijawa.com/index.php?action=news.detail&id_news=60&judul=KAMPUNG%20ARAB%20DI%20KOTA%20SEMARANG%20DAN%20SURAKARTA Kampung Arab di Kota Semarang dan Surakarta]</ref> Penempatan kampung Arab secara berkelompok tersebut sudah diatur sejak zaman dulu untuk mempermudah pengurusan bagi etnis asing di Surakarta dan demi terwujudnya ketertiban dan keamanan. Etnis Arab mulai datang di Pasar Kliwon diperkirakan sejak abad ke-19. Terbentuknya perkampungan di [[Pasar Kliwon, Surakarta|Pasar Kliwon]], selain disebabkan oleh adanya politik permukiman pada masa kerajaan, juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kolonial. Warto dalam penelitiannya menyebutkan pada tahun 1984, jumlah keturunan Arab adalah 1.877 jiwa, sementara jumlah warga Tionghoa adalah 103 jiwa. Berdasarkan data monografi kelurahan Pasar Kliwon tahun 2005, menyebutkan bahwa jumlah keturunan Arab adalah 1.775 jiwa, sedangkan keturunan Tionghoa adalah 135 jiwa. Dari data tersebut
dapat dilihat adanya penurunan jumlah penduduk keturunan Arab di Pasar Kliwon. Hal ini disebabkan karena lahan di kelurahan Pasar Kliwon semakin sempit sehingga terjadi perpindahan di daerah lain.<ref name="Zunainingsih">[http://eprints.uns.ac.id/519/ Zunainingsih, Memik (2010) Sekolah Islam Diponegoro Surakarta Tahun 1966-2005. Other thesis, UNS.]</ref>
 
Sementara itu perkampungan Tionghoa banyak terfokus di wilayah Balong, Coyudan, dan Keprabon. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bangunan-bangunan kelenteng dan tempat ibadah, seperti Kelenteng Tien Kok Sie<ref>[http://www.digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/109520202201002079.pdf Nilai-nilai Simbolik Prosesi Ritual Etnis China di Kelenteng Tien Kok Sie]</ref>.
 
=== Layanan publik ===
[[Berkas:Pedestrian di sepanjang Jalan Slamet Riyadi.jpg|kiri|jmpl|275px|Pedestrian di sepanjang [[Jalan Slamet Riyadi (Surakarta)|Jalan Slamet Riyadi]].]]
Beberapa rumah sakit bersejarah antara lain RS Kadipolo dan [[Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta|Rumah Sakit Panti Kosala (Kandang Sapi)]]. Sementara rumah sakit lain dengan fasilitas [[UGD]] 24 jam antara lain RSUD Moewardi, RS PKU Muhammadiyah, RS Islam Surakarta (Yarsis), RS Kustati, RS Kasih Ibu, RS Panti Waluyo, RS Brayat Minulyo, dan [[Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru|RS Dr. Oen Solo Baru]]. RS Ortopedi Dr. Soeharso adalah salah satu pusat ortopedi terkemuka di Indonesia yang pernah menjadi pusat rujukan tulang nasional.{{fact}}
Baris 370 ⟶ 387:
# '''Ojek''' adalah transportasi alternatif yang biasanya menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Ojek ini bisa dibilang cukup besar pangsa pasarnya di kota Surakarta. Apalagi dengan kondisi lalu-lintas kota Surakarta yang semakin ramai dan cenderung padat menyebabkan banyak orang mulai melirik ojek sebagai alternatif kendaraan transportasi yang cepat murah dan anti kemacetan. Tahun 2016 ini salah satu perusahaan ojek online sudah membuka layanan di kota Surakarta.
 
=== PesawatTransportasi terbangUdara ===
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
[[Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo]] (kode SOC, dulu bernama "Panasan") terletak 14 kilometer di sebelah utara kota Surakarta. Secara administratif bandar udara ini terletak di [[Boyolali]]. Bandara ini terhubung ke [[Jakarta]] (8-penerbangan sehari), [[Surabaya]], [[Bandung]], [[Denpasar]] -[[Bali]], [[Batam]], [[Balikpapan]], [[Lombok]], [[Banjarmasin]], [[Pontianak]], [[Palangkaraya]], [[Makasar]], [[Kupang]], [[Tarakan]], [[Kuala Lumpur]], [[Singapura]] & [[Bandar Seri Begawan]], serta [[Arab Saudi]] (pada musim haji).
Baris 436 ⟶ 453:
Beberapa minuman khas Surakarta antara lain: ''wedang asle'' yaitu minuman hangat dengan nasi ketan, wedang [[dawet]] ''gempol pleret'' (''gempol'' terbuat dari sejenis tepung beras, sedangkan ''pleret'' terbuat dari ketan dan gula merah), jamu [[beras kencur]], yaitu jamu kesehatan yang berbeda dari jamu yang lain karena rasanya yang manis, dll.<ref>[http://surakarta.go.id/news/solo.culinary.html Solo Culinary]</ref> Sementara itu, koridor Gladag setiap malam diubah menjadi pusat jajanan terbesar di Kota Surakarta dengan nama [[Galabo]] (Gladang Langen Bogan)<ref>[http://surakarta.go.id/news/gladag.langen.bogan.galabo.html Gladag Langen Bogan - Galabo]</ref>
 
=== Arsitektur dan peninggalanPeninggalan sejarahSejarah ===
[[Berkas:Pasar Klewer.jpg|jmpl|Suasana Pasar Klewer.]]
Karena sejarahnya, terdapat banyak [[Arsitektur dan peninggalan sejarah di Surakarta|bangunan bersejarah di Surakarta]], mulai dari bangunan ibadah, bangunan umum, keraton, hingga bangunan militer. Selain [[Keraton Surakarta]] (dibangun 1745) dan [[Pura Mangkunagaran]] (dibangun 1757), terdapat pula [[Benteng Vastenburg]] peninggalan Belanda<ref>[http://student.d3ti.mipa.uns.ac.id/sofyan/PAGE/tempat_1.html Benteng Vastenburg]</ref>, dan Loji Gandrung yang saat ini digunakan sebagai kediaman Wali Kota Surakarta. Sebelumnya, bangunan peninggalan Kolonial yang sampai saat ini masih utuh kondisinya ini selain digunakan sebagi tempat kediaman pejabat pemerintah Belanda, juga sering digunakan untuk dansa-dansi gaya Eropa dan bangsawan Jawa, sehingga disebut sebagai “Gandrung”.<ref>[http://bappeda.surakarta.go.id/loji-gandrung Loji Gandrung]</ref>
Baris 444 ⟶ 461:
Lansekap kota Surakarta juga dikenal tidak memiliki bangunan pencakar langit. Namun sejak [[2010]], di Surakarta terdapat sebuah apartemen pencakar langit, yaitu [[Solo Paragon Lifestyle Mall|Solo Paragon]].
 
=== Museum dan perpustakaanPerpustakaan ===
[[Berkas:Museum Radya Pustaka.jpg|jmpl|Museum Radya Pustaka, museum tertua di Indonesia.]]
Museum batik yang terlengkap di Indonesia, yaitu [[House of Danar Hadi]], dan museum tertua di Indonesia, yaitu [[Museum Radya Pustaka]], terletak di Jalan Slamet Riyadi, [[Daftar museum di Surakarta|Surakarta]]. Museum Radya Pustaka yang dibangun pada tanggal [[28 Oktober]] [[1890]] oleh KRA. Sosrodiningrat IV, ''pepatih dalem'' pada masa pemerintahan [[Pakubuwana IX|Sunan Pakubuwana IX]] dan [[Pakubuwana X|Sunan Pakubuwana X]], museum ini memiliki artefak-artefak kuno kebudayaan Jawa dan bertempat di kompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari.<ref>[http://student.d3ti.mipa.uns.ac.id/sofyan/PAGE/tempat_2.html Museum Radya Pustaka]</ref> Selain itu ada pula Museum Keraton Surakarta (termasuk perpustakaan Sasana Pustaka), Museum Pura Mangkunegaran (termasuk perpustakaan Reksa Pustaka), Museum Pers, [[Museum Sangiran]] (terletak di [[Kabupaten Sragen]]), dan [[Museum Lukis Dullah]].
Baris 513 ⟶ 530:
{{reflist|2}}
 
=== Daftar pustakaPustaka ===
{{col-css3-begin|2}}
* Miksic, John (general ed.), et al. (2006) ''Karaton Surakarta. A look into the court of Surakarta Hadiningrat, central Java'' (First published: 'By the will of His Serene Highness Paku Buwono XII'. Surakarta: Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2004) Marshall Cavendish Editions Singapore ISBN 981-261-226-2
Baris 545 ⟶ 562:
* [http://www.indonesia.travel/id/destination/456/solo-surakarta Profil Surakarta di situs turisme resmi Indonesia]
* [http://www.sejarahtni.mil.id/index.php?cid=1948 Pusat Sejarah Militer] - "Serangan Oemoem" di Surakarta/Solo (7 Agustus 1949).
 
{{Geographic location
|Centre = Surakarta
|North = [[Kabupaten Karanganyar]]
|Northeast = [[Kabupaten Karanganyar]]
|East = [[Kabupaten Karanganyar]]
|Southeast = [[Kabupaten Sukoharjo]]
|South = [[Kabupaten Sukoharjo]]
|Southwest = [[Kabupaten Sukoharjo]]
|West = [[Colomadu, Karanganyar]], [[Kabupaten Boyolali]]
|Northwest = [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]]
}}
{{Kota Surakarta}}
{{Topik Surakarta}}