Kabupaten Donggala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Perbaikan
Baris 32:
 
== Sejarah ==
Catatan tertua<ref name=SJR1>{{cite book|last1=Lamarauna|first1=Andi Mas Ulun La Parenrengi|authorlink=<!--Andi Lamarauna-->|title=Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Donggala|location=[[Kota Palu|Palu]]|publisher=Yayasan Pudjananti|date=2006}}</ref> tentang Donggala ditemukan dalam sumber-sumber [[Tiongkok]] sebelum abad [[abad ke-15|ke-15]] yang ditulis oleh J. V. Mills dan disunting Marcell Bonet di buku ''Chinese Navigation'' (1965). Sejak tahun 1430, wilayah kota Donggala telah dikenal sebagai pelabuhan untuk memperdagangkan hasil bumi seperti [[kopra]], [[damar]], dan [[kemiri]], juga ternak [[sapi]]. Di rentang waktu yang panjang itu, Donggala adalah suatu kesatuan sebagai wilayah [[Kerajaan Banawa]], yang bersamaan dengan masuknya kekuatan kolonial seperti kongsi dagang milik [[kerajaan Belanda]], [[Vereenigde Oost-Indische Compagnie]] (VOC).<ref name=SRJ2>{{cite book|last1=Miller|first1=George|authorlink=<!--George Miller-->|linkurl=http://www.bukupedia.com/id/book/id-37-57207/sejarah-budaya/indonesia-timur-tempo-doeloe-1544-1992.html|title=Indonesia Timur Tempoe Doeloe 1544-1992|location=[[Jakarta]]|publisher=Komunitas Bambu|date=2012}}</ref>
 
Pada tahun 1667, VOC melalui Traktat Banawa selanjutnya mengikat Donggala untuk kali pertama dalam perjanjian penyerahan [[emas]].<ref name=SJR3>{{cite book|last1=Kruyt|first1=Albertus Christiaan|authorlink=Albertus Christiaan Kruyt|linkurl=http://www.library.usd.ac.id//web/index.php?pilih=search&p=1&q=89141&go=Detail|title=De West Toradja op Midden Celebes|location=[[Amsterdam]]|publisher=N. V. Noord-Hollandsche|date=1938}}</ref> Oleh Belanda, Donggala dijadikan titik tengah di [[Selat Makassar]] untuk mengamankan jalur perdagangan laut di wilayah tersebut yang menghubungkan [[Makassar]] dan [[Manado]]. Pada tahun 1888, Belanda melalui Plakat Panjang (Lange Verklaring) – sebelumnya [[Korte Verklaring]] (Perjanjian Pendek) menetapkan Donggala sebagai jalur eksklusif perusahaan kapal dagangnya, KPM ([[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]]). Jalur penting itu diberi nama Jalur 14.<ref name=SJR4>{{cite book|author=[[Junarti]] |linkurl=https://repository.ugm.ac.id/id/eprint/46602|title=Elit dan Konflik Politik di Kerajaan Banawa Sulawesi Tengah 1888-1942|location=[[Yogyakarta]]|publisher=[[Universitas Gadjah Mada]]|date=2001}}</ref>
 
Sejak Traktat Banawa 1667, Donggala telah menjadi penting tidak hanya untuk Belanda (VOC) tapi juga bagi perebutan kuasa tiga kerajaan: [[Kesultanan Ternate|Ternate]], [[Kesultanan Gowa|Gowa (Makassar)]], dan [[Kesultanan Bone|Bugis (Bone)]]. Kepentingan di bawah pengaruh koloni Belanda itu kemudian berkaitan dengan penentuan Donggala sebagai wilayah penunjang [[Celebes en Onderhoorigheden|Karesidenan Celebes en Onderhoorigheden]] di Makassar dan [[Karesidenan Manado|Karesidenan Midden Celebes]] di Manado. Jalur darat antara Donggala ke Makassar yang lebih baik dibanding Donggala ke Manado di masa [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] [[Baron van der Capellen]] itu melahirkan sarkasme: "lebih cepat ke [[Eropa]] dari Manado, daripada dari Manado ke Sulawesi Tengah (Donggala)".<ref name=SJR5>{{cite book|author=Junarti|title=op.cit|date=2001|page=3}}</ref>
Baris 129:
* Air Panas Tambu, Desa Tambu
* Air Terjun Ogoamas, Sojol Utara
* Pulau Pasoso, Balaesang Balaesang<ref>[http://wisata-tanahair.com/2016/11/20-tempat-wisata-menarik-di-sulawesi.html 20 Tempat Wisata Menarik di Sulawesi]</ref>
* Pulau Maputi, Desa Pangalasiang
* Pulau Taring, Desa Lenju