Soemitro Djojohadikoesoemo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
pemberontakan PRRI
tidak
Baris 60:
== Karier ==
Di usia ke-33, Sumitro pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian RI dan ikut mendirikan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia meraih gelar doktor di Nederlandse Economise Hogeschool, Rotterdam, Belanda pada tahun 1943 dengan disertasi berjudul ''Het Volkscredietwezen in de Depressie''. 
 
Pada bulan Mei (1957) Dr Sumitro Djojohadikusumo, melarikan diri dari tuduhan penyalahgunaan keuangan di Jakarta, juga mencari perlindungan dengan Dewan Banteng di Sumatera Barat, sambil sering melakukan perjalanan ke luar negeri,” tulis Audrey Kahin dalam ''Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatra Barat dan Politik Indonesia, 1926-1998'' (2005: 304). Kala itu, usia Sumitro menginjak kepala empat dan punya empat anak dari Dora Sigar—Prabowo Subianto adalah anak laki-laki sulungnya.
 
Sumitro kemudian menuju Sumatera bergabung dengan aktivis-aktivis daerah.
 
Kira-kira setahun setelah Sumitro kabur, di Sumatera Barat meletus pemberontakan yang menuntut otonomi bernama Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Di mana Sumitro jadi menteri dalam pemerintahan tandingan itu.
 
Sumitro dikenal aktif menulis, dengan cakupan khusus masalah ekonomi. Buku terakhir ia tulis adalah Jejak Perlawanan Begawan Pejuang, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan, April 2000. Selama 1942-1994, Sumitro menulis sebanyak 130 buku dan makalah dalam bahasa Inggris.