Selim I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
}}
 
'''Selim I''' ([[Bahasa Turki Utsmaniyah]]: سليم اول, [[Bahasa Turki]]: ''Birinci Selim''; 1470/1 – September 1520) adalah penguasa Utsmani kesembilan dan berkuasa pada tahun 1512 sampai 1520. Berbeda dengan pendahulunya yang lebih memerhatikan perluasan wilayah ke barat (Eropa), Selim memusatkan perhatiannya ke timur. Di masa kekuasaannya yang terbilang singkat, Selim berhasil meluaskan wilayah Utsmaniyah secara dramatis dengan menaklukan [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]], menjadikan wilayah Mesir, [[Syam]], dan [[Hijaz]] berada dalam kepemimpinan Utsmani. Penguasaannya atas Makkah dan Madinah menjadikan Selim sebagai pemimpin Utsmani pertama yang menyandang gelar "[[Penjaga Dua Kota Suci]]" (''Khādim al-Ḥaramayn aš-Šarīfayn''). Dengan berakhirnya kekuasaan Mamluk, Khalifah Abbasiyah yang berdiam di Mesir dalam perlindungan Mamluk mengakhiri masa kedudukan mereka sebagai khalifah, menjadikan Selim secara resmi sebagai khalifah pertama dari [[Wangsa Utsmaniyah]].
[[Berkas:Nakkaş Selim.jpg|jmpl|180px|kiri|Sultan Selim I]]
 
== Biografi ==
'''Selim I''' ([[1465]] – [[22 September]] [[1520]]; juga dikenal sebagai "Si Murung" atau "Si Pemberani ", ''Yavuz'' dalam [[bahasa Turki]]) ([[bahasa Arab]]: سليم الأول) adalah sultan dari [[Turki Utsmani]] dari [[1512]] hingga [[1520]].
 
[[Selim I]] dilahirkan di Amasya tahun 1465. Ayahnya adalah Sultan [[Bayezid II]] (1481-1512). Ibunya bernama [[Ayşe Hatun dari Dulkadir]]. Pada tanggal 25 April 1512, Sultan [[Bayezid II]] menyerahkan kekuasaan padanya yang didukung oleh militer yang melihat bahwa dia adalah orang yang ideal untuk membangkitkan gerakan ekspansi wilayah. [[Bayezid II]] sendiri, tak lama kemudian meninggal dunia.
 
[[Berkas:Nakkaş Selim.jpg|jmpl|180px|kiri|Sultan Selim I]]
Sejak awal pemerintahannya, Sultan [[Selim I]] cenderung menyingkirkan lawan-lawan politiknya walaupun berasal dari saudara-saudaranya atau anak-anak mereka. Meski keras hati, namun dia masih senang berteman dengan orang-orang alim dan sangat menyukai sastra [[Persia]] dan Sejarah. Di jamannya, Ia menghentikan gerakan Jihad ke [[Eropa]], dan mengalihkannya ke Timur, untuk menyelamatkan wilayah-wilayah suci umat Islam dari rongrongan [[Portugis]] dan [[Spanyol]] dan juga membendung arus penyebaran aliran [[Syiah]] di [[Anatolia]] dan [[Irak]] yang disponsori oleh [[Dinasti Safawiyah]] dari [[Persia]].