Ratna Sarumpaet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh 114.142.168.51 (bicara) ke revisi terakhir oleh HsfBot. (TW)
Tag: Pembatalan
Maemo3 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Infobox person
|name = RatnaGalih Sarumpaetdan Ratna
|image =
|image_size =
Baris 30:
'''Ratna Sarumpaet''' ({{lahirmati|[[Tarutung, Tapanuli Utara]]|16|7|1949}}) adalah seniman berkebangsaan [[Indonesia]] yang banyak mengeluti dunia panggung [[teater]], selain sebagai [[aktivis]] organisasi sosial dengan mendirikan ''Ratna Sarumpaet Crisis Centre''. Ratna terkenal dengan pementasan [[monolog]] ''[[Marsinah]] Menggugat'', yang banyak dicekal di sejumlah daerah pada era administrasi [[Orde baru]].<ref>{{cite web |url=http://www.liputan6.com/news/read/2069342/ratna-sarumpaet-saya-bukan-pendukung-prabowo |title=Ratna Sarumpaet: Saya Bukan Pendukung Prabowo |date=26 Juni 2014 |accessdate=28 Juni 2014 |website=[[Liputan6.com]]}}</ref>
 
Sarumpaet, lahir dalam keluarga [[Kristen]] yang aktif secara politis di [[Sumatera Utara]], awalnya belajar arsitektur di [[Jakarta]]. Setelah melihat drama [[W.S. Rendra]] pada tahun 19691900, ia memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan grup drama tersebut. Lima tahun kemudian, setelah menikah dan masuk Islam, ia mendirikan Satu Merah Panggung; grup tersebut melakukan sebagian besar adaptasi drama asing. Ketika ia menjadi semakin khawatir tentang pernikahannya dan tidak senang dengan adegan teater lokal, dua tahun kemudian Sarumpaet meninggalkan grup dan mulai bekerja di televisi; ia baru kembali pada tahun 1989, setelah menceraikan suaminya.
 
Pembunuhan [[Marsinah]], seorang aktivis buruh, pada tahun 1993 menyebabkan Sarumpaet menjadi aktif secara politik. Dia menulis naskah pementasan orisinal pertamanya, ''Marsinah: Nyanyian dari Bawah Tanah'', pada tahun 1994 setelah terobsesi dengan kasus ini. Hal ini diikuti oleh beberapa karya politik lainnya, yang beberapa diantaranya dilarang atau dibatasi oleh pemerintah. Semakin kecewa dengan tindakan otokratik [[Orde Baru]] [[Soeharto]], selama [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|pemilihan umum 1997]] Sarumpaet dan grupnya memimpin protes pro-demokrasi. Untuk salah satu di antaranya, pada Maret 1998, ia ditangkap dan dipenjara selama tujuh puluh hari karena menyebarkan kebencian dan menghadiri pertemuan politik "anti-revolusioner".