Mehmed II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 29:
}}
'''Mehmed II''' ([[Bahasa Turki Utsmaniyah|Turki Utsmaniyah]]: محمد ثانى ''Meḥmed-i sānī'', [[bahasa Turki|Turki]]: ''II. Mehmet''; [[30 Maret]] [[1432]] – [[3 Mei]] [[1481]]), juga dikenal secara luas dengan
== Awal kehidupan ==
Baris 47:
[[Konstantinopel]], kota yang didirikan Kaisar Romawi [[Konstantinus Agung]] pada 330 M, merupakan salah satu kota termasyur di dunia kala itu. Di dunia Kristen, kota ini menjadi yang terdepan dalam segi kebudayaan dan kesejahteraan, utamanya pada masa [[Komnenos|Wangsa Komnenos]].<ref>{{harvnb|Cameron|2006|pp=47}}.</ref> Sebelas abad berikutnya, berbagai upaya penaklukan kota ini dilakukan oleh banyak pihak. Para pemimpin Muslim dari generasi ke generasi, diawali Mu'awiyah bin Abi Sufyan, juga termasuk mereka yang berusaha menaklukan Konstantinopel, meskipun semua upaya itu gagal. Meski begitu, sebelum tahun 1453, hanya satu kali kota ini berhasil diduduki, yakni pada masa [[Perang Salib Keempat]]. Pasukan Salib menduduki Konstantinopel dan mendirikan [[Kekaisaran Latin|Kekaisaran Latin (Romawi Timur Katolik)]] pada 1204. Pasukan Salib menghancurkan berbagai hal di kota yang sebelumnya menjadi pusat agama Ortodoks ini. [[Hagia Sophia]] menjadi tempat mabuk-mabukan, berbagai bangunan sekuler dan keagamaan (gereja dan biara) tidak luput dari pengrusakan, para biarawati diperkosa di biara mereka, dan orang-orang yang sekarat terbaring sampai mati di jalan-jalan.<ref>Steven Runciman, ''A History of the Crusades'', Cambridge 1966 [1954], vol 3, p.123.</ref> Para bangsawan Romawi Timur Ortodoks kemudian mendirikan pemerintahan darurat di tiga tempat, [[Kekaisaran Nicea|Nicea]], [[Kekaisaran Trebizond|Trebizond]], dan [[Kedespotan Epirus|Epirus]].
Pada masa kekuasaan Kekaisaran Latin, Konstantinopel
=== Penaklukan oleh Utsmani ===
Baris 206:
== Gelar ==
Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed
Mehmed juga
Mehmed juga menyatakan dirinya sebagai khalifah, gelar untuk pemimpin umat Muslim, walaupun beberapa pendapat menyatakan bahwa Murad I adalah pemimpin Utsmani pertama yang menggunakan gelar ini.<ref>{{cite book |last1=Lambton |first1=Ann |author-link1=Ann Lambton |last2=Lewis |first2=Bernard |author-link2=Bernard Lewis |title=The Cambridge History of Islam: The Indian sub-continent, South-East Asia, Africa and the Muslim west |volume=2 |url=https://books.google.com.pk/books?id=4AuJvd2Tyt8C |page=320 |publisher=Cambridge University Press |year=1995 |isbn=9780521223102|access-date= }}</ref> Meski begitu, Wangsa Abbasiyah saat itu sebenarnya masih menyandang gelar khalifah secara berkesinambungan sejak pertengahan abad kedelapan, kecuali masa kekosongan tiga tahun setelah [[Pengepungan Baghdad (1258)|penaklukan Baghdad oleh Mongol]] pada 1258. Status pemimpin Utsmani sebagai khalifah semakin jelas dan tak tersaingi pada masa cucu Mehmed, Sultan Selim I, yang berhasil menaklukan Kesultanan Mamluk Mesir dan Khalifah Abbasiyah yang hidup dalam perlindungan mereka menyerahkan kedudukan khalifah kepada Selim.
Baris 227:
* '''Sittişah''' Hatun, putri Suleyman Bey, Adipati Dulkadir. Nama lahirnya Mükrime. Menikah dengan Mehmed di Edirne pada 1449.<ref>Wedding portrait, [http://nauplion.net/M2-SittHatun.jpg Nauplion.net]</ref> Pernikahan mereka merupakan salah satu pernikahan politik guna menjalin sekutu dalam melawan Karaman dan Kara Koyunlu.{{sfn|Babinger|1992|p=57}} Namun pernikahan ini tampak tidak begitu bahagia.{{sfn|Babinger|1992|p=57-8}} Setelah pusat pemerintahan Mehmed dipindah ke Konstantinopel, Sittişah tetap tinggal di Edirne sampai April 1467. Dia meninggal pada September 1486.<ref name="Sittî">{{cite book|author=[[:tr:Necdet Sakaoğlu|Necdet Sakaoğlu]]|title=Bu mülkün kadın sultanları: Vâlide sultanlar, hâtunlar, hasekiler, kadınefendiler, sultanefendiler|url=https://books.google.com.tr/books?redir_esc=y&hl=tr&id=6WUMAQAAMAAJ&dq=havatin+hatun&focus=searchwithinvolume&q=sitt%C3%AE+h%C3%A2tun|publisher=Oğlak publications|year=2008|pages=113–117|isbn=978-9-753-29623-6}}.</ref> Bibinya, Emine Hatun, adalah istri Sultan [[Mehmed I]], kakek Sultan Mehmed II.
* '''Hatice''' Hatun, putri Zagan Pasya. Zagan Pasya sendiri seorang mualaf<ref name=Stavrides63>[https://books.google.com/books?id=ptXG0uA70lAC&pg=PA63&lpg=PA63&dq=jorga+citing+pusculus&source=bl&ots=T90GyU_yon&sig=8JLdowBhberaeVGi3qNSXkc0hdk&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiklb3q65_dAhUFL6wKHUAFClAQ6AEwAHoECAAQAQ#v=onepage&q=jorga%20citing%20pusculus&f=false Stavrides, p. 63]</ref><ref>Jones 1973, p. 7</ref> dan berbagai pendapat mengatakan dia berasal dari Albania, Yunani, atau [[Slavia Selatan]].<ref>Goldberg-Kasaba-Migdal 1993, [https://books.google.com/books?id=v3gIb-oSkXQC&pg=PA153 p. 153]</ref><ref name=Stavrides63 /><ref name=Nicolle189/><ref name=Philippides95>Philippides 2007, p. 95</ref> Sebagian lain mengatakan bahwa Zagan adalah putra Vrana, bangsawan Napoli yang menjadi penasihat dan jenderal Skanderbeg.<ref>{{Citation |last=İnalcık |first=Halil |authorlink=Halil İnalcık |title=From empire to republic : essays on Ottoman and Turkish social history |url=https://books.google.com/books?ei=MYNsT5vCAeLB0QXY7ZC6Bg |year=1995 |publisher=Isis Press |location=Istanbul |language=French |isbn=978-975-428-080-7 |oclc=34985150|page=76}}</ref> Hatice dan Mehmed menikah pada 1451. Zagan Pasya menjadi kambing hitam saat perang melawan Serbia pada 1456, sehingga dia diberhentikan menjadi wazir agung dan Hatice diceraikan pada tahun tersebut. Keduanya kemudian diasingkan ke [[Balıkesir]] sampai Zagan Pasya diangkat menjadi ''Kapudan Pasya'' (Laksamana Agung) pada 1459.<ref name=Nicolle189>Nicolle 2007, p. 189</ref>
* '''Çiçek''' Hatun, berasal dari keluarga Turki{{sfn|Babinger|1992|p=173}} dan saudari Ali Bey.{{sfn|Uluçay|1985|p=41}}{{sfn|Süreyya|1969|p=140}}{{sfn|Cem|2004|p=88}}{{sfn|Tektaş|2004|p=63}}{{sfn|Yılmaz|1996|p=14}}{{sfn|Baysun|1946|p=11}}{{sfn|Sakaoğlu|2007|p=57}} Çiçek menikah dengan Mehmed pada 1458 dan melahirkan seorang putra di tahun berikutnya. Saat putranya kalah dalam perebutan takhta, Çiçek dan anggota rumah tangganya mengungsi di bawah perlindungan Kesultanan Mamluk di Kairo, Mesir.{{sfn|Uluçay|1985|p=41}}{{sfn| Har-El |1995|p=105}} Dia menjadi sekutu terkuat putranya.{{sfn|Peirce|1993|p=48}} Saat putranya ditahan [[Ksatria Hospitaller|Ordo
=== Putra ===
* Sultan '''[[Bayezid II]]''' (1447 – 1512) — putra dari Emine Gülbahar
* Şehzade '''Mustafa''' (1450 – 1474) — putra dari Gülşah. Beberapa mengatakan bahwa Mustafa diracun oleh Mahmud Pasya Angelović lantaran adanya kemungkinan bahwa istri keduanya memiliki hubungan dengan Mustafa.<ref>{{harvnb|Finkel|2006|p=79}}</ref>. Dua putri Mustafa, Nergiszade dan Bülbül, masing-masingnya menikah dengan Şehzade Ahmed dan Şehzade Abdullah, dua putra Sultan [[Bayezid II]].{{sfn|Babinger|1992|p=332}}{{sfn|Alderson|1956|loc=tables XXVII,XXVIII}}
* Şehzade '''Cem''' (1459 – 1495) — putra dari Çiçek. Mengklaim takhta sepeninggal Mehmed, tetapi dikalahkan Bayezid. Cem kemudian mengungsi ke Mesir di bawah perlindungan Kesultanan Mamluk, kemudian Rodos dalam kekuasaan
=== Putri ===
|