Gajah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 31:
[[Berkas:Elephas maximus (Bandipur).jpg|jmpl|ka|Gajah asia di [[Taman Nasional Bandipur]], [[India]].]]
[[Berkas:Elefants comparative anatomy.png|jmpl|ka|Perbandingan morfologi kepala dan bagian depan tubuh gajah asia ('''1''') dan gajah afrika ('''2''').]]
Gajah tergolong dalam familia ''[[Elephantidae]]'', satu-satunya familia dalam ordo ''[[Proboscidea]]'' yang masih ada. Kerabat terdekat yang masih ada meliputi [[sirenia]] ([[dugong]] dan [[lembu laut]]) dan [[hyrax]]; mereka berada dalam [[klad]] yang sama, yaitu klad ''[[Paenungulata]]'' dalam superordo ''[[Afrotheria]]''.<ref name = "Ozawa">{{cite journal|author=Kellogg, M.; Burkett, S.; Dennis, T. R.; Stone, G.; Gray, B. A.; McGuire, P. M.; Zori, R. T.; Stanyon, R.|year=2007|title=Chromosome painting in the manatee supports Afrotheria and Paenungulata|journal=Evolutionary Biology|volume=7|page=6|doi=10.1186/1471-2148-7-6}}</ref> Gajah dan sirenia juga dikelompokan dalam klad ''[[Tethytheria]]''.<ref name=Ozawa2/> Secara tradisional, terdapat dua spesies gajah yang diakui, yaitu [[gajah afrika]] (''Loxodonta africana'') dan [[gajah asia]] (''[[Elephas]] maximus''). Gajah afrika memiliki telinga yang besar, punggung yang cekung, kulit yang lebih berkerut, daerah perut yang miring, dan dua perpanjangan yang seperti jari di ujung belalai. Telinga gajah asia lebih kecil, punggungnya cembung, kulitnya lebih halus, daerah perutnya horizontal dan kadang-kadang melengkung di tengah, dan ujung belalainya hanya memiliki satu perpanjangan. Tonjolan (''ridge'') di [[gigi geraham]] gajah asia lebih sempit bila dibandingkan dengan geraham gajah afrika yang berbentuk seperti berlian. Gajah asia juga memiliki benjolan di bagian [[Dorsal (biologi)|dorsal]] (atas) kepalanya dan tanda-tanda [[Pigmen hayati|depigmentasi]] di kulitnya.<ref name=Shoshani38>Shoshani, hlm. 38–41.</ref> Secara umum, gajah afrika lebih besar daripada gajah asia.
 
Zoolog [[Swedia]] [[Carl Linnaeus]] pertama kali mendeskripsikan genus ''Elephas'' dan seekor gajah dari [[Sri Lanka]] dengan [[tata nama binomial|nama binomial]] ''Elephas maximus'' pada tahun 1758. Kemudian, pada tahun 1798, [[Georges Cuvier]] mengklasifikasikan [[gajah india]] dengan nama binomial ''Elephas indicus''. Zoolog [[Belanda]] [[Coenraad Jacob Temminck]] mendeskripsikan [[gajah sumatra]] pada tahun 1847 dengan nama binomial ''Elephas sumatranus'', sementara zoolog [[Inggris]] [[Frederick Nutter Chasen]] mengklasifikasikan ketiganya sebagai [[subspesies]] gajah asia pada tahun 1940.<ref name=Asian>{{cite journal|author=Shoshani, J.; Eisenberg, J. F.|year=1982|title=''Elephas maximus''|journal=Mammalian Species|volume=182|pages=1–8|url=http://www.science.smith.edu/msi/pdf/i0076-3519-182-01-0001.pdf|jstor=3504045|doi=10.2307/3504045}}</ref> Subspesies gajah asia memiliki perbedaan warna dan kadar depigmentasi. [[Gajah sri lanka]] (''Elephas maximus maximus'') menghuni Sri Lanka, gajah india (''E.&nbsp;m.&nbsp;indicus'') berasal dari daratan asia (di [[anak benua India]] dan [[Indochina]]), dan gajah sumatra (''E.&nbsp;m.&nbsp;sumatranus'') dapat ditemui di pulau [[Sumatra]].<ref name=Shoshani38/> Salah satu subspesies yang diperdebatkan, yaitu [[gajah borneo]], tinggal di [[Borneo]] utara dan lebih kecil daripada subspesies-subspesies yang lain. Gajah ini juga memiliki telinga yang lebih besar, ekor yang lebih panjang, dan taring yang lebih lurus daripada gajah biasa. Zoolog Sri Lanka [[Paules Edward Pieris Deraniyagala]] pada tahun 1950 mendeskripsikannya dengan [[tata nama trinomial|nama trinomial]] ''Elephas maximus borneensis'', dengan menjadikan ilustrasi di ''[[National Geographic (majalah)|National Geographic]]'' sebagai [[tipe (biologi)|spesimen tipenya]].<ref name=Borneo>{{cite web|author=Cranbrook, E.; Payne, J.; Leh, C. M. U.|year=2008|title=Origin of the elephants ''Elephas maximus'' L. of Borneo|publisher=Sarawak Museum Journal|url=http://assets.panda.org/downloads/pages_from_originofelephants_in_borneofinal2oct07_2.pdf}}</ref> Gajah ini kemudian digolongkan sebagai ''E.&nbsp;m.&nbsp;indicus'' atau ''E.&nbsp;m.&nbsp;sumatranus''. [[Analisis genetik]] pada tahun 2003 menunjukkan bahwa nenek moyang gajah borneo terpisah dari populasi di daratan Asia sekitar 300.000&nbsp;tahun yang lalu.<ref name=Fernando>{{cite journal|author=Fernando, P.; Vidya, T. N. C.; Payne, J.; Stuewe, M.; Davison, G.; Alfred, R. J.; Andau, P.; Bosi, E.; Kilbourn, A.; Melnick, D. J.|year=2003|title=DNA analysis indicates that Asian Elephants are native to Borneo and are therefore a high priority for conservation|journal=PLoS Biol|volume=1|issue=1|page=e6|doi=10.1371/journal.pbio.0000006|pmid=12929206|pmc=176546}}</ref> Namun, penelitian pada tahun 2008 mengindikasikan bahwa gajah borneo tidak berasal dari pulau tersebut, namun dibawa oleh [[Kesultanan Sulu|Sultan Sulu]] dari [[Jawa]] sebelum tahun 1521.<ref name=Borneo/>