Datuk Kahfi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Palladin911 (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: defaultsort
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Baris 22:
</ref>
 
Sebelumnya Syekh Nurjati dikenal dengan nama [[Syekh Datuk Kahfi]] atau Maulana Idhofi Mahdi. Secara kronologis singkat, Syekh Nurjati lahir di Semenanjung Malaka. Setelah berusia dewasa muda pergi ke Mekah untuk menuntut ilmu dan berhaji. Syekh Nurjati pergi ke [[Bagdad]] dan menemukan jodohnya dengan Syarifah Halimah serta mempunyai putra- putri. Dari Bagdad ia pergi berdakwah sampai di Pesambangan, bagian dari Nagari Singapura (sekarang Desa Mertasinga, Kabupaten Cirebon). Ia wafat dan dimakamkan di Giri Amparan Jati.<ref name=IAIN /><ref name=koran />
 
Cerita tentang Syekh Nurjati dijumpai dalam naskah-naskah tradisi Cirebon yang merupakan bukti sekunder. Naskah-naskah tersebut berbentuk prosa, diantaranya : Carita Purwaka Caruban Nagari, Babad Tanah Sunda dan Sejarah Cirebon. Serta naskah yang berbentuk tembang di antaranya Carub Kanda, Babad Cirebon, Babad Cerbon terbitan S.Z. Hadisutjipto, Wawacan Sunan Gunung Jati, Naskah Mertasinga, Naskah Kuningan dan Naskah Pulasaren. Dari sekian banyak naskah hanya naskah Babad Cirebon terbitan Brandes saja yang tidak memuat tentang Syekh Nurjati. Sedangkan naskah tertua yang menulis tentang Syekh Nurjati dibuat oleh Arya Cerbon pada tahun 1706 M.<ref name=IAIN /><ref name=koran />
Baris 38:
== Keterkaitan Syekh Quro dengan Syekh Nurjati ==
 
[[Syekh Quro]] merupakan utusan Raja Campa. Secara geneologis, [[Syekh Quro]] dan Syekh Nurjati adalah sama-sama saudara seketurunan dari Amir Abdullah Khanudin generasi keempat. Syekh Quro datang terlebih dahulu ke Amparan bersama rombongan dari angkatan laut Cina dari [[Dinasti Ming]] yang ketiga dengan Kaisarnya, Yung Lo (''[[Kaisar Cheng-tu]]''). Armada angkatan laut tersebut dipimpin oleh [[Laksamana Cheng Ho]] alias ''Sam Po Tay Kam''. Mereka mendarat di Muara Jati pada tahun [[1416]] M. Mereka semua telah masuk Islam. Armada tersebut hendak melakukan perjalanan melawat ke Majapahit dalam rangka menjalin persahabatan. Ketika armada tersebut sampai di [[Tanjungpura, Karawang Barat, Karawang|Pura]] [[Karawang]], [[Syekh Quro]] (Syekh Hasanudin) beserta pengiringnya turun. Syekh Quro pada akhirnya tinggal dan menyebarkan ajaran agama Islam di [[Karawang]]. Kedua tokoh ini dipandang sebagai tokoh yang mengajarkan Islam secara formal yang pertama kali di Jawa Barat. Syekh Quro di [[Karawang]] dan Syekh Nurjati di Cirebon. Ketika armada Cheng Ho singgah di Pura Karawang, Syekh Quro dan pengiringnya turun, di antara pengiringnya adalah putranya yang bernama [[Syekh Bentong]] alias Kiyai Bah Tong alias Tan Go Wat.
 
== Keharmonisan dakwah antara Cirebon dan Karawang ==