Mahisa Anabrang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
'''Mahisa Anabrang''' atau '''Kebo Anabrang''' atau '''Lembu Anabrang''' (lahir: ? – wafat: [[1295]]) adalah nama seorang perwira [[Kerajaan Singhasari]] yang menjadi komandan [[Ekspedisi Pamalayu]] tahun [[1275]] – [[1293]].
 
== Komandan Pamalayu ==
Pada tahun [[1275]] [[Kertanagara]] raja [[Singhasari]] mengirim pasukan untuk menaklukkan [[Kerajaan Dharmasraya]] di [[pulau Sumatra]]. Pengiriman pasukan ini terkenal dengan sebutan [[Ekspedisi Pamalayu]]. Baik ''[[Nagarakretagama]]'' ataupun ''[[Pararaton]]'' sama sekali tidak menyebutkan siapa nama komandan ekspedisi ini.
 
Baris 10:
Pasukan Pamalayu kembali ke [[Jawa]] tahun [[1293]] dengan membawa dua orang putri bernama [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]] untuk dipersembahkan kepada [[Kertanagara]]. Namun sayangnya, [[Kertanagara]] telah tewas setahun sebelumnya akibat pemberontakan [[Jayakatwang]]. Kemudian menantu [[Kertanagara]] yang bernama [[Raden Wijaya]] berhasil mengalahkan [[Jayakatwang]] dan selanjutnya mendirikan [[Kerajaan Majapahit]].
 
== Gugur dalam Tugas ==
Pada tahun [[1295]] terjadi pemberontakan pertama terhadap [[Kerajaan Majapahit]] yang dilakukan oleh [[Ranggalawe]]. Peristiwa ini disinggung dalam ''[[Pararaton]]'' namun naskah ini tidak menyebutkan siapa tokoh yang berhasil membunuh [[Ranggalawe]]. Kisah kematian [[Ranggalawe]] kemudian diuraikan panjang lebar dalam ''Kidung Panji Wijayakrama'' (dan juga ''Kidung Ranggalawe''). Disebutkan bahwa, yang berhasil membunuh adipati [[Tuban]] tersebut adalah Mahisa Anabrang.
 
Baris 21:
''Kidung Sorandaka'' mengisahkan keluarga Mahisa Anabrang tidak berani menuntut hukuman untuk [[Lembu Sora]] karena ia merupakan pegawai kesayangan [[Raden Wijaya]]. Baru pada tahun [[1300]] seorang putra Mahisa Anabrang bernama '''Mahisa Taruna''' mendapat bantuan seorang tokoh licik bernama [[Mahapati]]. Mereka pun berhasil menyingkirkan [[Lembu Sora]] dari jajaran kabinet [[Majapahit]]. Peristiwa yang terjadi selanjutnya ialah pembunuhan [[Lembu Sora]] oleh pasukan [[Nambi]] akibat fitnah yang dilancarkan [[Mahapati]].
 
== Identifikasi dengan Adwayabrahma ==
Telah disebutkan di atas bahwa, Mahisa Anabrang kembali ke [[Jawa]] pada tahun [[1293]] dengan membawa dua orang putri [[Melayu]] bernama [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]]. [[Raden Wijaya]] mengambil [[Dara Petak]] sebagai istri dan menyerahkan [[Dara Jingga]] kepada seorang “dewa” (''sira alaki dewa'').
 
Baris 34:
Kemudian muncul anggapan bahwa Adwayabrahma pemimpin rombongan Amoghapasa identik dengan Mahisa Anabrang komandan Pamalayu. Sebenarnya identifikasi ini cukup menarik. Mahisa Anabrang adalah pahlawan penakluk [[Melayu]]. Jadi cukup wajar kalau [[Raden Wijaya]] menyerahkan [[Dara Jingga]] kepadanya sebagi penghargaan.
 
Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah perbedaan misi yang mereka sandang. Mahisa Anabrang berangkat ke [[Sumatra]] memimpin pasukan besar dalam rangka peperangan. Sementara itu, Adwayabrahma memimpin rombongan 14 orang dalam rangka kunjungan persahabatan saat [[Melayu]] sudah tunduk kepada [[Singhasari]].
 
Nama Adwayabrahma jelas tercantum dalam prasasti Arca Amoghapasa yang dipastikan dipahat di [[Jawa]]. Dengan kata lain, sejak awal keberangkatannya ke [[Sumatra]] jelas bukan sebagai komandan perang, melainkan sebagai pemimpin rombongan 14 orang. Apabila Mahisa Anabrang benar-benar identik dengan Adwayabrahma, maka ia harus pulang dahulu meninggalkan pasukannya di [[Sumatra]] untuk kemudian kembali membawa arca milik [[Kertanagara]] disertai 13 orang rekan.
Baris 42:
Sebenarnya identifikasi Mahisa Anabrang sebagai ayah [[Adityawarman]] cukup menarik mengingat jasa-jasanya sewaktu menaklukkan [[Melayu]] sehingga sangat mungkin apabila ia mendapatkan seorang putri raja sebagai hadiah. Namun demikian, apakah dugaan bahwa pemimpin Pamalayu identik dengan pemimpin rombongan Amoghapasa rasanya masih perlu mendapat tambahan bukti.
 
== Identifikasi dengan Indrawarman ==
Menurut sumber dari [[Batak]], nama komandan pasukan [[Singhasari]] yang dikirim untuk menaklukkan [[Sumatra]] adalah '''Indrawarman'''. Tokoh ini kemudian menolak mengakui kedaulatan [[Kerajaan Majapahit]] sebagai kelanjutan [[Singhasari]].
 
Baris 54:
*[http://202.155.11.22/home/detail.asp?iData=513&iCat=480&iChannel=32&nChannel=Artikel/ Wilayah Taklukan Kerajaan Pagaruyung], artikel Sejarah yang Tercecer oleh Ampera Salim, dari situs Website Portal Sumatera Barat, Mei 2007.
 
== Kepustakaan ==
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
Baris 61:
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Runtuhnya Kerajaan Jindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara'' (terbitan ulang 1968). Yogyakarta: LKIS
* [[Slamet Muljana]]. 2006. ''Sriwijaya'' (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS
 
 
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]