Vincent van Gogh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 242:
{{see also|Auberge Ravoux}}
[[Berkas:Vincent-van-gogh-echo-pontoisien-august7-1890.jpg|jmpl|kiri|Artikel tentang kematian Vincent dalam surat kabar ''L'Écho Pontoisien'' edisi 7 Agustus 1890]]
Pada tanggal 27 Juli 1890, saat berumur 37 tahun, Vincent Van Gogh menembaki dadanya sendiri dengan menggunakan sepucuk [[revolver]] [[Casimir Lefaucheux|Lefaucheux]] à broche 7mm.{{sfnp|Sweetman|1990|loc= 342–343}}<ref>{{Cite news|url=https://www.theguardian.com/artanddesign/jonathanjonesblog/2016/jul/12/vincent-van-gogh-truth-about-ear-exhibition-on-verge-of-insanity-amsterdam|title=The whole truth about Van Gogh's ear, and why his 'mad genius' is a myth|last=Jones|first=Jonathan|date=12 Juli 2016|newspaper=The Guardian|issn=0261-3077|access-date=22 Oktober 2016}}</ref> Tidak ada saksi mata pada saat kejadian berlangsung, dan ia wafat 30 jam kemudian.<ref name=":0" /> Peristiwa penembakan ini mungkin terjadi di ladang gandum tempat ia melukis, atau di sebuah bangsal ternak setempat.{{sfnp|Walther|Metzger|1994|loc= 669}} Arah peluru sedikit melenceng akibat membentur salah satu tulang rusuknya sehingga menembusi dadanya tanpa merusak organ-organ dalam, namun mungkin tertahan di tulang rusuknya. Ia masih sanggup berjalan pulang ke [[Auberge Ravoux]], tempat ia kemudian diobati oleh dua orang dokter; namun tanpa penanganan seorang ahli bedah, peluru yang bersarang di tubuhnya mustahil dapat dikeluarkan. Kedua dokter itu memberi perawatan semampu mereka, lalu meninggalkan Vincent beristirahat seorang diri di dalam kamar sambil mengisap pipa tembakau. Pada pagi hari berikutnya, Theo buru-buru datang menjenguk Vincent, namun justru mendapati adiknyaabangnya itu dalam keadaan riang gembira. Akan tetapi beberapa jam kemudian tubuh Vincent mulai melemah karena luka tembakan di tubuhnya mengalami infeksi. Ia menghembuskan nafas terakhir pada dini hari tanggal 29 Juli. Menurut keterangan Theo, ucapan terakhir Vincent adalah: "Kesedihan akan kekal selama-lamanya".{{refn|{{harvp|Sweetman|1990|loc= 342–343}}; {{harvp|Hulsker|1980|loc=480–483.}}}}<ref>[http://gallica.bnf.fr/ark:/12148/bpt6k5703399s "La misère ne finira jamais", Études, 1947, p. 9], Bibliothèque nationale de France, département Philosophie, histoire, sciences de l'homme, D-33939</ref><ref>"La tristesse durera toujours", François-Bernard Michel, ''La face humaine de Vincent Van Gogh'', Grasset, 3 November 1999, {{ISBN|2-246-58959-2}}</ref><ref name="TvGletter">{{cite web|first= Theodorus |last1= van Gogh |title= Letter from Theo van Gogh to Elisabeth van Gogh Paris, 5 August 1890 |publisher= Webexhibits.org |accessdate= 28 April 2015 |url= http://www.webexhibits.org/vangogh/letter/21/etc-Theo-Lies.htm |quote= ia berkata, "La tristesse durera toujours" [kesedihan akan kekal selama-lamanya]}}</ref>
 
[[Berkas:Graves of Vincent and Théodore Van Gogh.jpg|jmpl|Makam Vincent dan Theo di tanah pemakaman [[Auvers-sur-Oise]]]]