Bunuh diri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 13655816 oleh HsfBot (bicara).
Tag: Pembatalan
→‎Sudut Pandang Agama: Klarifikasi mengenai praktik Sati; penghapusan gambar untuk mencegah kesalahpahaman.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 175:
=== Sudut Pandang Agama ===
{{Main|Pandangan agama terhadap bunuh diri}}
[[Berkas:A Hindoo Widow Burning Herself with the Corpse of her Husband.jpg|jmpl|Seorang janda beragama [[Hindu]] membakar dirinya sendiri bersama dengan mayat suaminya, tahun 1820-an.]]
Di sebagian besar bentuk kekristenan, bunuh diri dianggap [[dosa]], didasarkan terutama pada tulisan-tulisan para pemikir Kristen berpengaruh dari [[Abad Pertengahan]], seperti [[Santo Agustinus]] dan [[Santo Thomas Aquinas]]; tetapi bunuh diri itu tidak dianggap sebagai dosa di bawah [[kode Justinian]] Kristen di [[Bizantium]] contohnya.<ref>{{cite web |author=Dr. Ronald Roth, D.Acu. |url=http://www.acu-cell.com/suicide.html|title=Suicide & Euthanasia – a Biblical Perspective |publisher=Acu-cell.com|accessdate=2009-05-06}}</ref><ref>{{cite web |url= http://www.clas.ufl.edu/users/nholland/suicide.htm|title=Norman N. Holland, Literary Suicides: A Question of Style |publisher=Clas.ufl.edu|accessdate=2009-05-06}}</ref> Dalam Doktrin Katolik, argumen didasarkan pada [[Sepuluh Perintah Tuhan|perintah Tuhan]] "Tidak boleh membunuh" (diberlakukan dalam [[Perjanjian Baru]] oleh Yesus dalam [[Injil Matius|Matius 19:18]]), serta pemikiran bahwa hidup adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan yang tidak boleh ditolak, dan bahwa bunuh diri merupakan tindakan melawan "hukum alam" sehingga mengganggu rencana utama Allah bagi dunia.<ref>{{cite web |url=http://www.scborromeo.org/ccc/p3s2c2a5.htm#2280 |title=Catechism of the Catholic Church – PART 3 SECTION 2 CHAPTER 2 ARTICLE 5 |publisher=Scborromeo.org |date=1941-06-01|accessdate=2009-05-06}}</ref>
 
Baris 182 ⟶ 181:
Yudaisme berfokus pada pentingnya menghargai hidup ini, dan dengan demikian, bunuh diri sama saja dengan mengingkari kebaikan Tuhan di dunia. Meskipun demikian, dalam keadaan yang ekstrem bila tampaknya tidak ada pilihan selain dibunuh atau dipaksa untuk mengkhianati agama mereka, orang-orang Yahudi melakukan bunuh diri individual atau [[bunuh diri massal]] (lihat [[Masada]], [[Sejarah Orang Yahudi di Prancis#Penyiksaan pertama terhadap orang Yahudi|Penyiksaan pertama terhadap orang Yahudi di Prancis]], dan [[Kastil York]] misalnya) dan bahkan sebagai peringatan yang kelam terdapat doa dalam liturgi Yahudi yaitu "ketika pisau berada di tenggorokan", bagi mereka yang mati "untuk menguduskan Nama Tuhan" (lihat [[Martir]]). Tindakan ini menerima tanggapan beragam dari otoritas Yahudi, yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai contoh kemartiran yang heroik, sementara yang lain menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang salah, yaitu mengakhiri hidup mereka sendiri justru saat akan menghadapi kemartiran.<ref>{{cite web |url=http://www.religionfacts.com/euthanasia/judaism.htm |title=Euthanasia and Judaism: Jewish Views of Euthanasia and Suicide |accessdate=2008-09-16 |publisher=ReligionFacts.com}}</ref>
 
Bunuh diri tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam.<ref name="Islam2006"/> Dalam ajaran agama [[Hindu]], bunuh diri umumnya tidak disukai dan dianggap berdosa sama seperti membunuh orang lain dalam masyarakat kontemporer Hindu. [[Kitab agama Hindu|Kitab Suci Agama Hindu]] menyatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri akan menjadi bagian dari dunia roh, bergentayangan di bumi sampai waktu di mana ia akan bertemu dengan orang yang tidak bunuh diri.<ref>Hindu Website. [http://www.hinduwebsite.com/hinduism/h_suicide.asp Hinduism and suicide]</ref> Namun, ajaran Hindu menerima [[hak untuk mati|hak untuk mengakhiri hidup seseorang]] melalui praktik non-kekerasan yaitu puasa sampai mati yang disebut dengan ''[[Prayopawesa]]''.<ref name="hindu">{{cite web |url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/hinduism/hinduethics/euthanasia.shtml|title= Hinduism –Euthanasia and Suicide|date= 2009-08-25|publisher= BBC}}</ref> Namun Prayopawesa secara ketat dibatasi terbatas bagi orang yang tidak lagi memiliki keinginan atau ambisi, dan tidak ada tanggung jawab yang tersisa dalam hidupnya.<ref name="hindu" /> [[Jainisme]] memiliki praktik yang serupa bernama ''[[Santhara]]''. [[(praktik) sati|Sati]], atau membakar diri yang dilakukan oleh seorang janda merupakan hal yang lazim dalam masyarakat Hindu selama Abad Pertengahan. Walaupun begitu, Sati sebetulnya tidak memiliki basis dalam Kitab Weda maupun kitab lainnya, sehingga praktik tersebut tidak dibenarkan dalam ajaran Hindu.
 
=== Filosofi ===