Aljir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 98:
Villa Abd-el-Tif, former residence of the dey, was used during the French period, to accommodate French artists, chiefly painters, and winners of the Abd-el-Tif prize, for a while of two years. Nowadays, Algerian artists are back in the villa's studios. -->
 
[[Barbarossa]], seorang panglima Turki yang menaklukkan Algiers untuk [[KalifahKesultanan UsmaniyahUtsmaniyah]] pada 1529, membebaskan pula Penon dari orang Spanyol, sesuai permintaan Emir Algiers. Lalu ia mengumpulkan bangsa Moor-yang telah diusir dari Spanyol-dan menjadikannya pasukan perompak penguasa samudra dan menakutkan bagi pedagang Eropa di [[Laut Tengah]]. Pada 1830, [[Perancis]] menaklukkan Algiers dan melumpuhkan pasukan perompak, mengubah Turki menjadi pangkalan militer untuk mengendalikan Afrika Barat dan Utara. Namun, selama 300 tahun sebelumnya, Aljir telah berkembang di bawah pemerintahan Barbarossa.
Walau kekezaman Barbarossa terkenal di Eropa, ia adalah pemimpin baik. Para tawanan dibebaskan dalam kota, di mana mereka diperlakukan hampir sama dengan warga Algiers. Merekalah komoditas utama perompak [[Turki]], sebab karenanyalah berhasil dibangun gedung-gedung putih yang menghadap ke Laut Tengah. Kota ini tumbuh dari asalnya yang tak dikenal sebagai koloni orang Funisia di Afrika Utara dan melebar sampai lereng Perbukitan Sahel serta pulau lepas pantai (direklamasi). Banyak usaha sia-sia untuk menghancurkan perompak itu, termasuk ekspedisi kelautan Kaisar Romawi Suci, [[Charles V]] pada [[1541]] dan oleh [[Inggris]], [[Belanda]], dan AS awal [[1800-an]]. Serangan ini melemahkan dominasi Aljir, namun gagal menghancurkannya sampai serangan akhir Perancis pada [[1830]], yang mengakhiri pasukan perompak yang kuat dan hampir jadi mitos itu.