Hatta Rajasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k (GR) File renamed: File:Hatta rajasa.jpgFile:Hatta Rajasa and Lucky Hakim, 2012.jpg #2: To change from a meaningless or ambiguous name to a name that describes what the image particularly displays.
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 67:
 
Pada [[19 Mei]] [[2014]], Hatta mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden [[Prabowo Subianto]] yang akan maju dalam [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|Pemilu 2014]]. Pasangan ini didukung oleh 6 partai politik yakni [[Partai Gerindra]], [[PAN]], [[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]], [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]], [[Partai Bulan Bintang|PBB]] dan [[Partai Golkar]].<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2014/05/19/1506471/6.Partai.Deklarasi.Dukung.Prabowo-Hatta 6 Partai Deklarasi Dukung Prabowo-Hatta]</ref>. Mendekati masa akhir kampanye Pilpres, Partai Demokrat juga menyatakan dukungannya pada pasangan ini yang membuat dukungan menjadi 7 partai.
 
== Kehidupan ==
 
<b>ir. Muhammad Hatta Rajasa</B> lahir di [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]] pada 18 Desember 1953. Ayahnya bernama H. Muhammad Tohir, berasal dari Desa Jejawi Ogan Ilir Sumsel dan ibunya bernama Hj. Aisyah dari Desa Adumais OKU Timur Sumsel.<ref>[https://kanzunqalam.com/2014/04/18/kisah-rambut-putih-hatta-rajasa-silsilah-keluarga-basyaiban-dan-trah-kerajaan-majapahit/]</ref> Dia di lahirkan dari keluarga sederhana. Dia adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Dia pun semasa kecil tidak pernah bercita-cita menjadi seorang menteri.<ref>[http://nasional.inilah.com/read/detail/2109208/inilah-kisah-hatta-rajasa-semasa-kecil]</ref> Ayahnya seorang tentara yang kemudian berhenti dan memilih menjadi PNS sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Sejak kecil Hatta sudah diajarkan hidup disiplin dan mandiri. Saat di SMP dan SMA dia sudah berpisah dengan orang tuanya. Dia tinggal dan sekolah di Palembang sedangkan orang tuanya di Ogan Komering Ilir. Jarak yang cukup jauh sekitar 100 km antara Ogan Komering Ilir dan palembang. Lulus SMA, Hatta kembali hidup jauh dari orang tuanya. Ia kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sewaktu kuliah, Hatta terbilang aktif di organisasi dan dia menjabat wakil ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan ITB (HMTP) dan Senator Mahasiswa ITB. Selain itu, ia juga aktivis Masjid Salman Bandung, bahkan jauh sebelum itu aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII). Lulus kuliah, Hatta sebetulnya ingin menjadi dosen, tapi kandas karena lebih memilih membantu orang tua dan saudara-saudaranya, dia memilih menjadi pengusaha. Hatta lalu memulai kariernya pada usia 24 tahun sebagai teknisi lapangan di PT Bina Patra Jaya pada 1977-1978. Pada tahun 1980, ia dipercaya menjadi wakil manajer teknis di sebuah perusahaan pengeboran minyak, PT Meta Epsi. Kariernya terus melesat pada usia 29 tahun, dia sudah menjadi presiden direktur PT Arthindo. Dia menduduki posisi ini dari tahun 1982 hingga 2000. Sukses di dunia perminyakan, dia mulai tertarik ke dunia politik. Naluri aktivisnya saat mahasiswa mendorongnya terjun di dunia kepartaian.
 
Bersamaan lahirnya Era Reformasi, dan berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta bergabung ke PAN dengan menjadi Ketua Departemen Sumber Daya Alam dan Energi. Ia pun kemudian mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 1999 dari daerah pemilihan (Dapil) Bandung, Jawa Barat. Karier politiknya mulai meroket, di lembaga legislatif itu, ia terpilih menjadi ketua Fraksi Reformasi DPR RI. Pada saat kongres I PAN pada tahun 2000, Hatta kemudian didaulat menjadi Sekretaris Jenderal mendampingi Ketua Umum Soetrisno Bachir periode 2000-2005. Dari dunia legislatif, dia beralih ke eksekutif dengan menjadi beberapa kali menteri di kebinet yang berbeda. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Menteri Perhubungan, Menteri Sekretaris Negara, hingga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sukses Hatta ini dinilai banyak orang karena keahlian komunikasi atau lobinya sehingga diterima oleh presiden yang sedang berkuasa. Seriring dengan cemerlang kariernya di eksekutif, Hatta juga naik kelas di kepengurusan partai. Dari sekjen dia menjadi Ketua Umum DPP PAN 2010-2015. Dengan berbagai pengalaman politik yang dia miliki, dia dicalonkan menjadi wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. Namun, belum berhasil, Hatta tetap menjadi sosok penting saat pasca Pilpres, saat itu ia menjadi penengah kekuatan politik Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pendukung Jokowi dan Koalisi Merah Putih (KMP) pendukung Prabowo Subianto. <ref>[https://www.viva.co.id/siapa/read/153-hatta-rajasa]
 
== Pendidikan ==