Turunnya Kristus ke neraka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 120:
Peristiwa Geger Neraka telah menjadi suatu doktrin yang unik dan penting di kalangan umat [[Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir|Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir]] (gereja Mormon) sejak gereja ini didirikan pada 1830 oleh [[Joseph Smith]], meskipun umat gereja Mormon menyebutnya dengan istilah lain, misalnya "lawatan Kristus ke dunia arwah". Sebagaimana para mufasir Kristen membedakan [[Sheol|Syeol]] dari [[Gehenna|Gehena]], gereja Mormon juga membedakan alam barzah ("[[dunia arwah (Mormonisme)|dunia arwah]]") dari tempat (atau keadaan) arwah orang-orang fasik ("[[Dunia Arwah (Mormonisme)#Penjara arwah|penjara arwah]]"). Tempat atau keadaan arwah orang-orang benar seringkali disebut "firdaus".
 
Mungkin aspek yang paling menonjol dari keyakinan-keyakinan gereja Mormon terkait peristiwa Geger Neraka adalah pandangannya mengenai maksud dari peristiwa ini, baik bagi orang benar maupun bagi orang fasik. [[Joseph F. Smith]], presiden ke-6 gereja Mormon, menjelaskan bahwa ketika Kristus wafat, "arwah orang-orang benar yang tak terbilang banyaknya berhimpun di satu tempat, ... bersukacita bersama-sama karena hari pembebasan mereka sudah dekat. Mereka berhimpun sambil menanti-nantikan kedatangan Putra Allah ke dunia arwah, untuk memaklumkan penebusan mereka dari belenggu maut." Penjelasan J. F. Smith ini sekarang dianggap sebagai wahyu ([[Ajaran dan Perjanjian|D&C]] {{lds||dc|138|12|,15-16|||x}}).
 
Dalam pandangan gereja Mormon, selain untuk mempermaklumkan kebebasan dari kematian jasmaniah kepada orang-orang benar, Kristus memiliki maksud lain terkait dengan orang-orang fasik dengan turun ke neraka. "Tuhan bukannya pergi secara pribadi ke tengah-tengah orang fasik dan pemberontak yang telah menolak kebenaran guna mengajari mereka; melainkan lihatlah, dari antara orang-orang benar, Ia mengatur bala tentara-Nya…dan mengutus mereka untuk maju membawa cahaya Injil kepada orang-orang yang berdiam di dalam kegelapan, bahkan kpeada seluruh arwah; dan demikianlah Injil diberitakan kepada orang-orang mati ... kepada orang-orang yang mati dalam dosanya, tanpa mengenal kebenaran, atau dalam pelanggaran, karena menolak para nabi" ({{lds|D&C|dc|138|29|30,32}}). Dari sudut pandang gereja Mormon, penyelamatan arwah-arwah bukanlah satu peristiwa tunggal melainkan suatu proses berkelanjutan yang masih terus berjalan ({{lds|D&C|dc|138}}; {{lds|1 Peter|1-pet|4|6}}). Konsep ini selaras dengan doktrin [[baptisan bagi orang mati]], yang didasarkan atas keyakinan gereja Mormon bahwa arwah orang-orang yang memilih untuk menerima Injil di dunia arwah tetap wajib menerima ordinansi yang menyelamatkan untuk daoat berdiam di Kerajaan Allah ({{lds|Mark|mark|16|16}}; {{lds|John|john|3|5}}; {{lds|1 Peter|1-pet|3|21}}). Baptisan dan ordinansi-ordinansi lain bagi orang-orang mati ini dilaksanakan di kenisah-kenisah (gedung gereja) Mormon, dengan cara membaptis salah seorang anggota jemaat sebagai pengganti atau mewakili orang-orang yang sudah wafat tanpa pernah dibaptis oleh orang yang berwenang membaptis. Dengan demikian arwah-arwah yang telah diwakili menerima baptisan ini memiliki peluang untuk menerima maupun menolak baptisan yang telah dilakukan bagi mereka.<ref>{{citation |url= http://mormon.org/faq/topic/baptism/question/baptism-for-the-dead |contribution= Why do Mormons perform baptisms for the dead? |title= Frequently Asked Questions |work= Mormon.org |publisher= LDS Church }}</ref>