Adnan Lubis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Apundung (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Apundung (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 158:
 
Pada Musyawarah Alim ulama Sumatera Timur tahun 1947 ia hadir atas nama perwakilan dari Guru Sekolah PMI Tanjung Balai, dan menangani bidang fatwa. Selanjutnya ketika Belanda menyerang dan menduduki Tebing Tinggi dan Tanjung Balai, Ia mengungsi ke Rantau Prapat dan ketika Rantau Prapat dimasuki tentara Belanda pada clash ke II bersama dengan [[Arsjad Thalib Lubis]] kembali ke Medan, setelah penyerahan kedaulatan ia turut aktif dalam kampanye Partai [[Masyumi]] menghadapi pemilihan umum yang pertama.
 
== Riwayat karier ==
 
Karier dan kegiatannya antara lain sebagai berikut:
 
1. Kepala Jawatan Agama [[Kabupaten Labuhanbatu]] Rantau Prapat kemudian berhenti karena ia merasa kurang menyukai jabatan ini.(1948-1952)
 
2. Guru di GPARAD Islam TTI dalam mata pelajaran Tauhid dan Sejarah Islam, berpangkat Letnan II Tituler.(Januari-April 1950)
 
3.Guru Besar [[UISU]] Medan dalam mata kuliah Hukum Islam. (1952)
 
4.Turut dalam Muktamar Alim ulama se-Indonesia di Medan dan menjadi Pemrasaran (Prae Adviseur) tentang Dustur Islam. (1953)
 
5.Dekan pertama Fakultas Syari'ah UISU dan guru Besar pada berbagai mata kuliah. (1954-1966)
 
6. Ketua Panitia Pembangun Gedung [[Universitas Al Washliyah|UNIVA]] dan turut membangun Kantor Pendidikan Agama Ketenteraan Bagian Islam di Medan dan ia juga aktif sebagai panitia pembangunan kantor wilayah Kementerian Agama Sumatera Timur. (1956)
 
7. Anggota konstituante dari partai [[Masyumi]]. Tahun 1957 ia ikut dalam Kongres Alim Ulama se-In-donesia di Palembang yang membahas tentang [[atheisme]], fungsi ulama dan dustur negara(sesuai dengan kedudukannya pada waktu itu sebagai anggota Konstituante RI).(1956-1959)
 
8. Menandatangani Piagam I Kerjasama Ulama Militer daerah Sumatera yang isinya antara lain adalah membuat pernyataan bahwa [[Irian Barat]] mutlak milik bangsa Indonesia yang wajib dibebaskan.(1958)
 
9. Guru Besar pada Universitas Puteri Islam (UPI), dan pada Fakultas Tarbiyah UISU cabang Tanjung Balai serta di Fakultas Syari'ah UNIVA cabang Rantau Prapat, dan mengajarkan Hadis Bukhari di Mesjid Lama Gang Bengkok setiap selesai salat Jum'at.
 
== Referensi ==