Shinto Negara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 110:
Dalam seruan untuk pengembalian Departemen Keilahian pada 1874, sekelompok pendeta Shinto mengeluarkan pernyatana kolektif yang menyerukan bahwa Shinto adalah "Pengajaran Nasional." Pernyataan tersebut mengadvokasikan bahwa pemahaman Shinto berbeda dari agama. Mereka berpendapat, Shinto adalah penyajian tradisi wangsa Kekaisaran dan sehingga mewakili bentuk termurni dari ritus-ritus kenegaraan Jepang.<ref name=Hardacre />{{rp|66}} These scholars wrote,
 
{{Quote|text=Pengajaran Nasional mengajarkan kode-kode pemerintah nasional kepada masyarakat tanpa kesalahan. Jepang disebut tanah ilahi karena ini diatur oleh para keturunan dewa surgawi, yang mengkonsolidasikan karya para dewa. Cara konsolidasi semacam itu dan aturan oleh para keturunan ilahi disebut Shinto.|author=DitandaanganiDitandatangani oleh sejumlah pemimpin Shinto, 1874|source=Bahan sumber<ref name=Keene />{{rp|122}}}}
 
Para penandatangan pernyataan tersebut meliputi para pemimpin, praktisioner dan cendekiawan Shinto seperti Tanaka Yoritsune, kepala pendeta [[Kuil Besar Ise|kuil Ise]]; Motoori Toyokai, kepala [[kuil Kanda]]; dan Hirayama Seisai, kepala kuil tutelar besar di Tokyo.<ref name=Hardacre />{{rp|68–69}} Meskipun demikian, konsep Shinto sebagai "Pengajaran Nasional" gagal meraih penerimaan paling populer dari Shinto.<ref name=Hardacre />{{rp|73}}