Shinto Negara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 118:
 
Hasil dari debat perkuilan adalah bahwa Kementerian Dalam Negeri berkonsentrasi pada pembedaan "agama" dan "doktrin", menyatakan bahwa "ritual-ritual Shinto (''shinsai'') dipegang oleh negara sementara doktrin-doktrin agama (''kyōhō'') dipegang oleh para individual dan keluarga."<ref name="Zhong" />{{rp|59}} Disamping pemikiran tersebut, ritual-ritual Shinto menjadi tanggung jawab sipil yang seluruh subyek Jepang ditarik untuk ikut serta, sementara Shinto "relijius" menjadi materi kepercayaan personal dan subyek kebebasan beragama.<ref name="Zhong" />{{rp|59}} Perdebatan tersebut menandai kegagalan awal dalam perancangan praktek Shinto nasional yang bersatu, dan berujung pada penurunan tajam dalam pemberian negara kepada kuil-kuil Shinto dan pelantikan para pendeta Shinto dalam jabatan-jabatan pemerintahan.<ref name="Hardacre" />{{rp|98}} Kementerian Urusan Dalam Negeri memegang tanggung jawab untuk kuil-kuil pada 1877, dan mulai memisahkan praktek-praktek keagamaan Shinto dari indoktrinasi.<ref name="Zhong" />{{rp|59}} Pada 1887, Kementerian menghentikan dukungan finansial untuk sebagian besar kuil, selain dari kuil-kuil Kekaisaran terpilih yang terikat pada fungsi-fungsi negara.<ref name=":0" />{{rp|113}}
 
=== Kuil Yasukuni ===
[[Berkas:Yasukuni Shrine 2012.JPG|thumb|300px|Kuil Yasukuni]]
Pada 1879, [[Kuil Yasukuni]] dibangun untuk menghormati para korban tewas pada masa perang. Kaisar mengunjungi dan memimpin upacara untuk para korban tewas pada masa pernag di Yasukuni, penghormatan yang mungkin tertinggi dalam Shinto.<ref name="Keene" />{{rp|119}}<ref name=Hardacre />{{rp|91}} Sepanjang masa itu, negara mulai mendorong kuil-kuil untuk mengajarkan soal nasionalisme patriotik; termasuk jaringan kuil yang didedikasikan kepada para prajurit yang tewas dalam pertempuran. Kewajiban tersebut tak memiliki hubungan dengan sejarah kuil lokal tersebut, yang berujung pada penarikan.<ref name="Keene" />{{rp|120}}
 
Pada zaman kontemporer, kuil tersebut menjadi simbol kontroversial untuk [[nasionalisme Jepang|nasionalis Jepang]].<ref name="Loo" /><ref name="ForeignAffairs">{{cite journal|title=How to solve a problem like Yasukuni|journal=Foreign Affairs|date=March 2007|volume=86|issue=2|pages=88–89|url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a9h&AN=24151465&site=ehost-live|accessdate=9 January 2016|postscript={{subscription needed|via=[https://www.ebsco.com EBSCO]'s Academic Search Complete}}}}</ref> Meskipun beberapa warga negara dari berbagai unsur politik mengunjungi situs tersebut untuk menghormati para keramat yang tewas dalam pertempuran, yang ''kami''-nya (jiwa) bermukim disana, sehingga beberapa diantaranya adalah [[Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh|para penjahat perang kelas A]]. Para penjahat tersebut dikuilkan dalam sebuah upacara rahasia pada 1978, yang telah menjadi desas-desus yang berkembang di kalangan [[pasifisme|pasifis]] Jepang dan komunitas internasional.<ref name="ForeignAffairs"/>
 
Tak ada Kaisar yang mengunjungi kuil tersebut sejak itu, dan kunjungan oleh [[Perdana Menteri Jepang|perdana menteri]] dan pejabat pemerintah ke kuil tersebut menjadi bahan gugatan dan kontroversi media.<ref name="Ravitch">{{cite journal|last1=Ravitch|first1=Frank|title=THE JAPANESE PRIME MINISTER'S VISITS TO THE YASUKUNI SHRINE ANALYZED UNDER ARTICLES 20 AND 89 OF THE JAPANESE CONSTITUTION.|journal=Contemporary Readings in Law & Social Justice|date=2014|volume=6|issue=1|pages=124–136|url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a9h&AN=97217822&site=ehost-live|accessdate=9 January 2016|issn=1948-9137|postscript={{subscription needed|via=[https://www.ebsco.com EBSCO]'s Academic Search Complete}}}}</ref>
 
==Referensi==