Turunnya Kristus ke neraka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
[[Berkas:Harrowing of hell Christ leads Adam by the hand. On scroll in border, the motto 'Entre tenir Dieu le viuelle' (f. 125) Cropped.jpg|jmpl|250px|Gambar Kristus sedang memapah Adam dalam ''[[Vaux Passional]]'', ''[[circa|ca.]]'' 1504]]
[[Berkas:Fra Angelico 024.jpg|jmpl|Sebelum [[kebangkitan|bangkit]] dari antara orang mati, Yesus Kristus menganugerahkan [[keselamatan]] bagi arwah-arwah dalam peristiwa Geger Neraka. Fresko karya [[Fra Angelico]], ''ca.'' 1430-an]]
'''Turunnya Kristus ke neraka''' ({{lang-lat|Descensus Christi ad Inferos}}) atau '''Geger Neraka''' dalam [[teologi]] Kristen adalah peristiwa lawatan mulia [[Kristus]] ke neraka ([[Pandangan Kristen tentang Hades|hades]]) yang berlangsung pada selang waktu antara [[Penyaliban Yesus|wafat]] dan [[kebangkitan Yesus|kebangkitan-Nya]], manakala Ia membawa keselamatan bagi seluruh orang benar yang sudah wafat semenjak awal dunia.<ref name=Warren>Warren, Kate Mary. "Harrowing of Hell." ''Ensiklopedia Katolik''. Jld. 7. New York: Robert Appleton Company, 1910.3 Maret 2013. Perlu dicermati bahwasanya kata Latin yang digunakan adalah ''inferos'', bukan ''infernos''. ''Inferos'' berarti alam bawah, sementara ''infernos'' berarti nyala api.<http://www.newadvent.org/cathen/07143d.htm>.</ref> Sesudah wafat, arwah Kristus diyakini turun ke dunia orang mati, yang disebut "Tempat Penantian" (Katolik) atau "Alam Maut" (Protestan) dalam [[Pengakuan Iman Rasuli|Syahadat Para Rasul]]. Tempat yang didatangi Yesus disebut [[Sheol|syeolSyeol]] atau [[limbo]] oleh sejumlah teolog Kristen guna membedakannya dari neraka tempat orang-orang yang dilaknat.<ref name=Most>Most, William G. "Christ's Descent into Hell and His Resurrection".<http://www.ewtn.com/faith/teachings/resua1.htm> Diakses 7 Maret 2013</ref>
 
Keyakinan mengenai peristiwa Geger Neraka diungkapkan dalam [[Pengakuan Iman Rasuli|Syahadat Para Rasul]] dan [[Kredo Athanasius|Syahadat Atanasius (''Quicumque Vult'')]] dengan pernyataan bahwa [[Yesus Kristus]] "turun ke [[Pandangan Kristen tentang neraka|neraka]]". [[katabasis|Turunnya]] Kristus ke neraka tersirat dalam nas Alkitab [[Perjanjian Baru]] ({{Alkitab|1 Petrus 3:19-20}}) yang menyatakan bahwa Yesus "pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara" (Menurut [[Katekismus Gereja Katolik]], nas {{Alkitab|Efesus 4:9}}, yang menyatakan bahwa Kristus "telah turun ke bagian bumi yang paling bawah", juga mendukung penafsiran ini).<ref>http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p122a5p1.htm| Bagian 631</ref> Langkanya ayat-ayat semacam ini dalam Alkitab telah menimbulkan kontroversi dan bermacam-macam tafsir.<ref>[http://64.33.81.65/ancient/descendit.htm D. Bruce Lockerbie, ''The Apostle's Creed: Do You Really Believe It'' (Victor Books, Wheaton, IL) 1977:53–54, teks daring] {{webarchive|url=https://archive.is/20120709152254/http://64.33.81.65/ancient/descendit.htm |date=2012-07-09 }}.</ref>
Baris 51:
:[[Frank Stagg (teolog)|Frank Stagg]] mengemukakan dalam tulisannya bahwa keseluruhan nas {{Alkitab|Efesus 4:1-16}} merupakan imbauan bagi sidang pembaca agar menyesuaikan kehidupan mereka sehingga berpadanan dengan panggilan mereka yang mulia di dalam Kristus. Menurut Franks Stagg, "berpadanan" berarti menjadi satu dan dewasa sebagai satu tubuh di mana mereka telah menjadi anggotanya (vv. 4,12,16). Ia mengemukakan bahwa di dalam alinea panjang ini, sasaran dari penebusan adalah pembangunan tubuh Kristus yang satu. {{Alkitab|Efesus 4:4-6}} menjabarkan tujuh tingkat kesatuan umat Kristen, yakni "satu tubuh, dan satu Roh, ... satu pengharapan ..., satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua." Tanpa menyinggung peristiwa "Geger Neraka", ia menulis bahwa "Kristus yang ''telah naik'' dalam ayat ini digambarkan sebagai pribadi yang ''telah turun'' dan yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar kepada Gereja.<ref>Stagg, Frank. ''New Testament Theology.'' Nashville: Broadman, 1962. {{ISBN|0-8054-1613-7}}</ref>{{rp|p.195}}
* {{Alkitab|Filipi 2:9-10}}: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada '''di bawah bumi'''."
:Ayat ini dapat pula mengacu pada kuasa Yesus mengalahkan Setan. Kalimatnya puitis sehingga tidak harus bermakna bahwa syeolSyeol terletak di bawah permukaan bumi.<ref name=Most/>
* {{Alkitab|Roma 10:6-8}} menyinggung tentang "turun ke jurang maut", dan dilawankan dengan "naik ke sorga": "Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: 'Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?', yaitu: untuk membawa Yesus turun, atau: 'Siapakah akan '''turun ke jurang maut'''?', yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati. Tetapi apakah katanya? Ini: 'Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.' Itulah firman iman, yang kami beritakan."
:Ayat ini berbicara tentang karya Kristus yang seorang diri telah merampungkan segala langkah yang diperlukan, yakni turun ke jurang maut dan naik ke surga, menjadi paripurna dan memadai bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu keselamatan ini dapat diterima melalui iman akan firman yang telah diwartakan, tanpa perlu usaha perorangan untuk meraihnya bagi diri sendiri.
Baris 59:
 
=== Ajaran Gereja perdana ===
[[teologi|Para teolog]] [[Gereja perdana]] yang pernah mengemukakan ajaran mengenai peristiwa Geger Neraka melalui karya-karya tulis adalah Santo [[Melito dari Sardis]] (dalam ''Homili Perihal Kisah Sengsara''), [[Tertulianus]] (dalam ''Risalah Perihal Jiwa'', 55), [[Hipolitus (pujangga)|Hipolitus]] (dalam ''Risalah Perihal Kristus dan Anti-Kristus'') [[Origenes]] (dalam ''[[Melawan Selsus]]'', 2:43), dan Santo [[Ambrosius]] (wafat 397). Para ahli bidah terdahulu, yakni [[Markion]] dan para pengikutnya, juga pernah membahas mengenai peristiwa Geger Neraka, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Tertulianus, [[Ireneus]], dan [[Epifanius dari Salamis|Epifanius]]. [[Bidah Kristolit]] yang muncul pada abad ke-6, sebagaimana diriwayatkan oleh [[Yohanes dari Damaskus]], percaya bahwa Yesus meninggalkan jiwa dan raga-Nya di nerakaNeraka, dan hanya bangkit dan naik ke surga dalam keilahian-Nya.<ref>{{Cite web|url=http://digicoll.library.wisc.edu/cgi-bin/HistSciTech/HistSciTech-idx?type=turn&id=HistSciTech.Cyclopaedia01&entity=HistSciTech.Cyclopaedia01.p0368&q1=christolytes|title=History of Science: Cyclopædia, or, An universal dictionary of arts and sciences: Chose - clause|last=|first=|date=|website=digicoll.library.wisc.edu|language=en-US|access-date=2017-09-29}}</ref>
 
Injil Matius meriwayatkan bahwa segera sesudah Kristus wafat, terjadi gempa bumi, [[Kegelapan saat Penyaliban|langit menjadi gelap]], tabir kenisah tercabik menjadi dua bagian, dan banyak orang mati yang bangkit berkeliaran di Yerusalem disaksikan oleh banyak orang. Menurut riwayat dalam karya tulis apokrif, [[Kisah Pilatus|Injil Nikodemus]], peristiwa Geger Neraka sudah diisyaratkan terlebih dahulu ketika Kristus membangkitkan [[Lazarus dari Betania|Lazarus]] dari kematian sebelum Ia sendiri disalibkan. Syair dalam madah-madah yang digubah untuk dinyanyikan pada akhir pekan menyiratkan bahwa sebagaimana yang telah ia perbuat semasa hidup, [[Yohanes Pembaptis]] sekali lagi merintis jalan bagi Yesus di nerakaNeraka dengan bernubuat kepada arwah-arwah bahwa Kristus akan segera datang untuk menyelamatkan mereka.
[[Berkas:Christ's_Descent_into_Limbo_by_Dürer.png|jmpl|lurus|''Kristus Turun ke Limbo'', cukilan kayu karya [[Albrecht Dürer]], ''[[circa|ca.]]'' 1510]]
[[Berkas:5part-icon-Hell.jpg|jmpl|ka|Yohanes Pembaptis menubuatkan peristiwa turunnya Kritus ke [[Neraka dalam agama Kristen|hadesHades]] untuk melawat arwah orang-orang benar, [[ikon Rusia|ikon buatan Rusia]], abad ke-17, [[biara Solovetsky]].]]
 
Dalam ''[[Kisah Pilatus]]''—lazimnya digabungkan dengan ''Injil Nikodemus'' buatan Abad Pertengahan yang banyak dibaca orang—teks-teks yang merupakan hasil pengembangan dari sebuah karya tulis asli yang mungkin saja berasal dari abad ke-3 dengan banyak perbaikan dan interpolasi, bab 17 sampai bab 27 dinamakan riwayat ''Decensus Christi ad Inferos.'' Bagian ini berisi sebuah dialog dramatis antara hades dan penghulu [[setan]], serta peristiwa lawatan agung Sang Raja Kemuliaan, dibayangkan seolah-olah si periwayat berada di dalam [[Tartarus]].
Baris 71:
== Gagasan mengenai akhirat ==
{{utama|Akhirat}}
Menurut pandangan mengenai akhirat dalam [[Perjanjian Lama]], semua orang, baik orang benar maupun orang fasik, akan turun ke [[Sheol|syeolSyeol]] bila wafat. Tidak ada tokoh Ibrani yang pernah turun ke syeolSyeol kemudian kembali lagi, meskipun ada riwayat dalam Perjanjian lama tentang penampakan arwah Samuel yang belum lama wafat kepada Saul ketika dipanggil oleh [[perempuan tukang tenung di Endor]]. Dalam [[Sheol|sejumlah karya tulis]] dari [[zaman kenisah kedua]] konsep syeolSyeol dijabarkan secara lebih teperinci. Menurut karya-karya tulis ini, syeolSyeol terbagi menjadi dua tempat penampungan arwah; satu bagian diperuntukkan bagi arwah orang-orang benar, dan satu bagian lagi diperuntukkan bagi arwah orang-orang fasik.<!--
 
Dalam Perjanjian Baru, syeolSyeol, penampungan umum bagi orangarwah-orang matiarwah, dibedakan dari takdir abadi yang menunggu arwah orang-orang terlaknat pada [[pengadilan terakhir|hari pengadilan terakhir]], yakni tempat yang disebut [[Gehenna|Gehena]], [[Outer Darkness|"kegelapan" yang paling gelap]], atau [[Lakelautan of fireapi|lautan api abadi]]. Modern English translations of the Bible maintain this distinction (e.g. by translating ''Sheol'' as "the Pit" and ''Gehenna'' as "[[Hell]]"), but the influential King James Version used the word "hell" to translate both concepts.<!--
 
The [[Hellenistic]] views of heroic descent into the Underworld and successful return follow traditions that are far older than the [[Greco-Roman mysteries|mystery religions]] popular at the time of Christ. The [[Epic of Gilgamesh]] includes such a scene, and it appears also in ''[[Odyssey]]'' XI. Writing shortly before the birth of Jesus, [[Vergil]] included it in the ''[[Aeneid]]''. What little we know of the [[worship]] in mystery religions such as the [[Eleusinian Mysteries]] and [[Mithraism]] suggests that a ritual death and rebirth of the initiate was an important part of their [[liturgy]]. Again, this has earlier parallels, in particular with the worship of [[Osiris]]. The ancient homily on ''The Lord's Descent into Hell'' may mirror these traditions by referring to [[baptism]] as a symbolic death and rebirth. ({{Alkitab|Kol 2:9–15}}) Or, these traditions of [[mitraisme]] may be drawn from early Christian homilies.-->
Baris 79:
== Tafsir-tafsir mengenai doktrin ini ==
=== Katolik ===
[[Berkas:HarrowingBermejo.jpg|jmpl|ka|220px|''Kristus menuntun para leluhur Israel dari nerakaNeraka menuju Firdaus'', karya Bartolomeo Bertejo, seniman Spanyol, ''[[circa|ca.]]'' 1480: [[Metusalah]], [[Salomo]], [[Ratu Syeba]], [[Adam]] dan [[Hawa]] berada di barisan depan orang-orang benar yang berarak mengikuti Kristus.]]
 
Ada sebuah naskah [[homili]] kuno mengenai perstiwa turunnya Kristus ke Neraka yang tidak diketahui jati diri pengarangnya. Homili ini lazimnya dijuduli ''Turunnya Tuhan ke Neraka'', sama dengan judul bacaan kedua dalam ibadat sabda pada hari [[Sabtu Suci]] di [[Gereja Katolik Roma]].<ref>[http://www.vatican.va/spirit/documents/spirit_20010414_omelia-sabato-santo_en.html Tuhan Turun ke Neraka]</ref>
 
''[[Katekismus Gereja Katolik]]'' (KGK) menyatakan bahwa "dengan ungkapan 'Ia turun ke nerakaNeraka', Syahadat Para Rasul mengakui bahwa Yesus sungguh-sungguh wafat, dan melalui wafat-Nya Ia menaklukkan maut serta iblis 'yang berkuasa atas maut' ({{Alkitab|Ibrani 2:14}}). Dalam jiwa insani-Nya yang bersatu dengan pribadi ilahi-Nya, Kristus yang telah wafat itu turun ke dunia orang mati. Ia membukakan pintu-pintu surga bagi orang benar yang telah wafat mendahului-Nya."<ref>''[http://www.vatican.va/archive/catechism/p122a5p1.htm Katekismus Gereja Katolik]'', hlmn. 636–637.</ref>
 
Kata "nerakaNeraka" berasal dari [[bahasa Sanskerta]], नरक , ''naraka''. Kata "nerakaNeraka" telah digantikan dengan frasa "alamAlam mautMaut" sebagai padanan bagi kata Latin, ''infernus, infernum, inferi'', dan kata Yunani, {{lang|grc|ᾍδης}}, [[Neraka dalam agama Kristen|hadesHades]], serta kata Ibrani, ''שאול'', syeolSyeol, dalam terjemahan Alkitab dan Syahadat Para Rasul (Syahadat Para Rasul versi Katolik menggunakan istilah "tempat penantian") ke dalam bahasa Indonesia sebagai sebutan bagi tempat berdiam semua arwah, baik arwah orang-orang benar maupun arwah orang-orang fasik, kecuali atau sampai mereka diterima masuk ke surga (KGK 633). Alam arwah inilah yang disebut dalam syahadat dengan kata "nerakaNeraka", "tempatTempat penantianPenantian", dan "alamAlam mautMaut", tempat Kristus turun setelah wafat di kayu salib. Wafat Kristus memungkinkan orang-orang benar yang telah wafat mendahului-Nya untuk masuk ke surga: "Inilah sesungguhnya arwah-arwah suci yang menantikan Juru Selamat mereka di pangkuan Abraham dan yang dibebaskan oleh Kristus Tuhan ketika Ia turun ke neraka (tempat penantian)" (KGK 633). Ajaran katekismus ini menggaungkan kembali perkataan-perkataan dalam [[Katekismus Roma]], 1,6,3. Wafat-Nya tidak berfaedah bagi orang-orang yang dilaknat.
 
Konseptualisasi alam arwah sebagai suatu tempat, meskipun mungkin saja dan sudah lumrah dilakukan, bukanlah suatu hal yang wajib sifatnya (dokumen-dokumen Gereja, misalnya katekismus, menggunakan istilah "keadaan atau tempat"). Sejumlah pihak meyakini bahwa Kristus tidak turun ke tempat arwah orang-orang yang dilaknat, yang sekarang ini pada umumnya dipahami sebagai makna dari kata "neraka". Sebagai contoh, [[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]] mengajarkan bahwa Kristus tidak turun ke "neraka orang-orang yang tersesat" dalam esensi-Nya tetapi hanya melalui dampak dari wafat-Nya. Melalui wafat-Nya "Ia membuat mereka merasa malu akan ketidakpercayaan dan kefasikan mereka: tetapi bagi orang-orang yang terkurung di [[purgatorium]], Ia memberikan harapan untuk beroleh kemuliaan: sementara bagi para bapa leluhur suci yang terkurung di neraka semata-mata karena [[dosa asal]], Ia membawa terang kemuliaan abadi."<ref>[http://www.newadvent.org/summa/4052.htm Summa Theologica, III, 52, art. 2]</ref>
Baris 130:
 
=== Mortalisme Kristen ===
Pandangan-pandangan di atas bersesuaian dengan keyakinan Kristen tradisional akan [[kebakaan jiwa]]. Pandangan [[Mortalisme Kristen|mortalis]] tentang [[keadaan antara]] memerlukan suatu pandangan alternatif terhadap {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:27}} dan {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:31}}, dengan beranggapan bahwa istilah [[neraka]] dalam [[Perjanjian Baru]] semakna dengan istilah [[neraka menurut agama Kristen|hades]] dalam [[Septuaginta]], dan dengan demikian semakna pula dengan [[syeolsheol|Syeol]] dalam [[Perjanjian Lama]].<ref>Norman T. Burns, ''Christian Mortalism from Tyndale to Milton'' 1972 hlm. 180.</ref> [[William Tyndale]] dan [[Martin Bucer]] dari Strassburg berpendapat bahwa ''hades'' dalam {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2}} hanyalah perumpamaan untuk liang kubur. Tokoh-tokoh reformasi lainnya, [[Christopher Carlisle]] dan [[Walter Deloenus]] di London, menghendaki agar kalimat ''turun ke alam maut'' dihilangkan dari syahadat.<ref>''Descent into Hell'' (turun ke neraka) dalam ''International Standard Bible Encyclopedia: A-D'', Geoffrey W. Bromiley (penyunting), hlmn. 926-927.</ref> Geger Neraka merupakan salah satu adegan utama dalam berbagai penggambaran tradisional riwayat hidup Kristus yang sengaja dihindari oleh [[John Milton]] akibat dari pandangan-pandangan mortalis yang dianutnya.<ref>William Bridges Hunter ''Milton's English poetry: being entries from A Milton encyclopedia'' hlm. 151.</ref> Tafsir-tafsir mortalis atas pernyataan terkait keberadaan Kristus di hades dalam {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2}} juga dianut oleh tokoh-tokoh Anglikan pada masa yang lebih kemudian, misalnya[[E. W. Bullinger]].<ref>E. W. Bullinger "Hell" in ''A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament'' hlmn. 367-369.</ref>
 
Meskipun para penganut pandangan mortalis tentang jiwa manusia sependapat dalam permasalahan "Geger Neraka" terkait arwah, bahwasanya tidak ada orang mati yang sadar sehingga dapat dilawat oleh Kristus secara harfiah, pertanyaan mengenai apakah Kristus sendiri juga mati, tidak sadar, menuai berbagai jawaban yang berlainan: