Adipati agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 40:
Pangeran-pangeran agung berkuasa di kawasan tengah dan timur Eropa, terutama di kalangan suku bangsa Slav dan Lituania.
 
Gelar "Pangeran Agung" diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia menjadi ''Velikiy Knjaz'' (''Великий князь''). Kata ''knjaz'' dalam bahasa Slav, dan kata ''kunigas'' dalam bahasa Lituania (sekarang ini diterjemahkan menjadi "Pangeran") sebenarnya berpadanan dengan kata ''raja'' (राज)<ref>[http://spokensanskrit.org/index.php?tran_input=rAja&direct=se&script=hk&link=yes&mode=3 arti "Raja" dalam bahasa Sanskerta]</ref> dalam makna aslinya, yakni pemimpin atau penghulu. Oleh karena itu, ''Velikiy Knjaz'' dan ''Didysis Kunigas'' secara harfiah lebih tepat diterjemahkan menjadi "Pemimpin Besar" daripada "Adipati Agung".<!--
 
Seiring peningkatan kekuatan dan luas wilayah negara-negara mereka, kepala-kepala monarki ini mulai mengklaim gelar yang lebih tinggi, misalnya raja atau [[tsar]] (atau ''kzar'') yang berasal dari kata Latin ''caesar'' (kaisar) dan didasarkan atas klaim sebagai pengganti sah dari kaisar-kaisar Romawi Timur-Bizantin. [[Ivan IV of Russia|Pangeran Agung Moskovia, Ivan IV]], adalah kepala monarki terakhir yang memerintah tanpa mengklaim gelar yang lebih tinggi, sampai akhirnya dinobarkan menjadi [[Tsar Rusia]] pada 1547.
With the growing importance and size of their countries, those monarchs claimed a higher title, such as king or [[tsar]] (also spelled "Czar" in English) which was derived from the Latin ''Caesar'' ("Emperor") and based on the claim to be the legitimate successors of the Byzantine-East Roman Emperors. Grand Prince [[Ivan IV of Russia|Ivan IV of Muscovy]] was the last monarch to reign without claiming any higher title, until he finally assumed the style [[Tsar of Russia]] in 1547.
 
Para penguasa negara Transilvania ({{lang-de|Siebenbürgen}}), yang merupakan salah satu negara bawahan Turki, menyandang gelar "Pangeran Agung. Gelar ini kemudian disandang oleh para penguasa dari wangsa Habsburg setelah berhasil menaklukkan Hongaria. Raja-raja Polandia berkebangsaan Swedia dari [[wangsa Vasa]] ({{lang-pl|Waza}}) juga menyandang gelar pangeran agung selaku penguasa wilayah-wilayah selain Polandia.
The rulers of the Turkish vassal state of Transylvania ({{lang-de|Siebenbürgen}}) used the title of Grand Prince; this title was later assumed by the Habsburgs after their conquest of Hungary. The Polish Kings of the Swedish [[House of Vasa]] also used the grand-princely title for their non-Polish territories.
 
Pada [[Abad Pertengahan Akhir|Akhir Abad Pertengahan]], gelar "Pangeran Agung" lambat laun menjadi sebuah gelar yang sepenuhnya bersifat seremonial belaka, dan dianugerahkan kepada kerabat-kerabat dekat kepala monarki yang sedang memerintah, contohnya penganugerahan gelar [[Adipati Agung Rusia]] (''veliki knjaz'') oleh Tsar Rusia kepada saudara-saudara lelakinya.
In the late Middle Ages, the title "Grand Prince" became increasingly a purely ceremonial courtesy title for close relatives of ruling monarchs, such as the Tsar of Russia, who granted his brothers the title [[Adipati Agung Rusia]] (''veliki knjaz'').-->
 
== Adipati agung di Eropa Timur ==