Sejarah pemikiran evolusi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 162:
== 1859–1930an: Darwin dan warisannya ==
Pada 1850an, apakah spesies berevolusi atau tidak adalah subyek debat intens, dengan para ilmuwan berpengaruh berpendapat pada kedua sisi atas masalah tersebut.<ref>{{harvnb|Larson|2004|p=50}}</ref> Publikasi ''On the Origin of Species'' karya Charles Darwin secara fundamental mentransformasikan diskusi atas asal muasal biologi.<ref>{{harvnb|Secord|2000|pp=515–518}}: "The centrality of ''Origin of Species'' in the rise of widespread evolutionary thinking has long been accepted by historians of science. However, some scholars have recently begun to challenge this idea. James A. Secord, in his study of the impact of ''Vestiges of the Natural History of Creation'', argues that in some ways ''Vestiges'' had as much or more impact than ''Origin'', at least into the 1880s. Focusing so much on Darwin and ''Origin'', he argues, "obliterates decades of labor by teachers, theologians, technicians, printers, editors, and other researchers, whose work has made evolutionary debates so significant during the past two centuries."</ref> Darwin berpendapat bahwa versi percabangan dari evolusi menjelaskan kekayaan fakta dalam biogreografi, anatomi, embriologi, dan bidang biologi lainnya. Ia juga menyediakan mekanisme kogen pertama dimana perubahan evolusi dapat terjadi: teori seleksi alam buatannya.<ref name="Larson79-111">{{harvnb|Larson|2004|pp=79–111}}</ref>
 
Salah satu naturalis pertama dan paling berpengaruh yang tersanjung oleh realitas evolusi ''Origin'' adalah anatomis Inggris, Thomas Henry Huxley. Huxley mengakui bahwa tak seperti gagasan transmutasional sebelumnya dari Jean-Baptiste Lamarck dan ''Vestiges of the Natural History of Creation'', teori Darwin menyediakan mekanisme untuk evolusi tanpa keterlibatan supranatural, bahkan jika Huxley sendiri tak sepenuhnya menyatakan bahwa seleksi alam adalah mekanisme evolusi penting. Huxley akan membuat advokasi evolusi menjadi batu pijakan dari program [[X Club]] untuk mereformasi dan memprofesionalisasi sains dengan menggantikan teologi alam dengan [[naturalisme (filsafat)|naturalisme]] dan mengakhiri dominasi [[sains alam]] Inggris dari rohaniwan. Pada awal 1870an di negara-negara pemakai bahasa Inggris, berterima kasih atas upaya-upaya tersebut, evolusi telah menjadi penjelasan saintifik arus utama untuk asal muasal spesies.<ref name="Larson79-111" /> Dalam kampanyenya untuk penerimaan publik dan saintifik dari teori Darwin, Huxley membuat pemakaian ekstensif dari bukti baru untuk evolusi dari paleontologi. Ini meliputi bukti bahwa unggas berevolusi dari reptil, yang meliputi penemuan ''[[Archaeopteryx]]'' di Eropa, dan sejumlah fosil unggas primitif dengan gigi ditemukan di [[Amerika Utara]]. Serangkaian bukti penting lainnya adalah temuan fosil-fosil yang membantu menjelaskan [[evolusi kuda]] dari leluhur lima jari kecilnya.<ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=139–40}}</ref> Namun, penerimaan evolusi di kalangan ilmuwan di negara-negara yang tak memakai bahasa Inggris seperti [[Perancis]] dan negara-negara selatan Eropa dan [[Amerika Latin]] berjalan lambat. Dengan pengecualian adalah [[Jerman]], dimana [[August Weismann]] dan [[Ernst Haeckel]] memenangkan gagasan tersebut: Haeckel memakai evolusi untuk menantang tradisi yang berdiri dari idealisme metafisika dalam biologi Jerman, seperti yang Huxley lakukan dalam menantang teologi alam di Inggris.<ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=109–110}}</ref> Haeckel dan ilmuwan Jerman lainnya memakainya dalam meluncurkan program ambisius untuk merekonstruksi sejarah kehidupan evolusi berdasarkan pada morfologi dan embriologi.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=190–191}}</ref>
 
Teori Darwin sukses memberikan tanggapan saintifik terkait perkembangan kehidupan dan memproduksi revolusi filsafat kecil.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=177–223}}</ref> Namun, teori tersebut tak dapat menjelaskan beberapa komponen kritikal dari proses evolusi. Secara saintifik, Darwin tak dapat menjelaskan sumber variasi dalam memperlakukan sebuah spesies, dan tak dapat mengidentifikasikan mekanisme yang dapat mengesahkan perlakuan yang sepenuhnya dipercaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. [[Hipotesis]] [[pangenesis]] dari Darwin, meskipun menjawab sebagian pewarisan karakteristik yang diterima, menunjang pemakaian untuk model statistik evolusi yang dikembangkan oleh sepupunya [[Francis Galton]] dan aliran "biometrik"-nya dari pemikiran evolusi. Namun, gagasan tersebut hanya sedikit dipakai di kalangan pakar biologi lainnya.<ref>{{harvnb |Larson|2004|pp=121–123, 152–157}}</ref>
 
=== Aplikasi kepada manusia ===