Sumatera Thawalib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24:
Terjunnya banyak ulama yang mengajar di Thawalib ke [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] sejak 1930 mulai menarik organisasi ini ke pusaran politik praktis. Para alumnus Thawalib juga mendirikan partai Islam nasionalis [[Persatuan Muslim Indonesia]]. Pada akhirnya, Thawalib diperintahkan untuk tutup oleh pemerintah Hindia.<ref>[http://wawasansejarah.com/persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti/ Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1930-1971M.] ''Wawasan Sejarah''. Retrieved November 29, 2017.</ref>
== Sistem
Salah satu warisan terbesar Thawalib yang masih dirasakan hari ini adalah sistem pendidikannya. Para pengajar awal Thalib seperti Haji Rasul, El Yunusy, dan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim menekankan sikap terbuka terhadap pembaharuan, terutama dari Barat. Sekolah-sekolah Thawalib terdiri atas tujuh kelas. Pada kelas satu dan dua, hanya diberikan dua mata pelajaran; pada kelas tiga, diberikan enam pelajaran. Mulai kelas empat sudah diberikan semua pelajaran yang tersedia. Terdapat tujuh pelajaran keagamaan Islam, sedangkan yang lain adalah pelajaran-pelajaran umum. Thawalib menggunakan kitab-kitab keluaran [[Makkah]].
Pada hari ini, sekolah-sekolah yang masih menerapkan sistem pendidikan ala Thawalib termasuklah [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek]] di [[Banuhampu]] dan [[Perguruan Thawalib Padang Panjang]] di Padang Panjang.
== Alumni ==
|