Kabupaten Berau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 28:
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
}}
'''Kabupaten Berau''' adalah salah satu [[kabupaten]] di Provinsi [[Kalimantan
== Sejarah ==
Kabupaten Berau berasal dari [[Kesultanan Berau]] yang didirikan sekitar abad ke-14. Menurut sejarah Berau, Raja pertama yang memerintah bernama [[Baddit Dipattung]] dengan gelar ''Aji Raden
[[Aji Raden Suryanata Kesuma]] menjalankan masa pemerintahannya tahun [[1400]]–[[1432]] dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan rakyatnya meningkat. Pada masa itu dia berhasil menyatukan wilayah pemukiman masyarakat Berau yang disebut [[Banua]], yaitu ''Banua Merancang'', ''Banua Pantai'', ''Banua Kuran'', ''Banua Rantau Buyut'' dan ''Banua Rantau Sewakung''.
Di samping kewibawaannya, kedudukan [[Aji Raden Suryanata Kesuma]] juga sangat berpengaruh, menjadikan dia disegani lawan maupun kawan. Untuk mengenang jasa Raja Berau yang pertama ini, Pemerintah telah mengabdikannya sebagai nama Korem 091 Aji Raden
Setelah dia wafat, Pemerintahan [[Kesultanan Berau]] dilanjutkan oleh putranya dan selanjutnya secara turun temurun keturunannya memerintah sampai pada sekitar abad ke-17. Kemudian awal sekitar abad XVIII datanglah penjajah Belanda memasuki
Pada saat bersamaan masuk pula ajaran agama Islam ke Berau yang dibawa oleh [[Imam Sambuayan]] dengan pusat penyebarannya di sekitar [[Sukan Tengah, Sambaliung, Berau|Sukan]]. Sultan pertama di Kesultanan Sambaliung adalah [[Raja Alam]] yang bergelar Alimuddin ([[1800]]–[[1852]]). Raja Alam terkenal pimpinan yang gigih menentang penjajah belanda. Raja Alam pernah ditawan dan diasingkan ke [[Makassar]] (dahulu Ujung Pandang). Untuk mengenang jiwa Patriot Raja Alam namanya diabadikan menjadi Batalyon Infanteri Raider 613 Raja Alam yang berkedudukan di [[Kota Tarakan]].
Sedangkan [[Kesultanan Gunung Tabur]] sebagai Sultan pertamanya adalah [[Sultan Muhammad Zainal Abidin]] ([[1800]]–[[1833]]), keturunannya meneruskan pemerintahan hingga kepada [[Sultan Achmad Maulana Chalifatullah Djalaluddin]] (wafat [[15 April]] [[1951]]) dan Sultan terakhir adalah [[Aji Raden Muhammad Ayub]] ([[1951]]–[[1960]]). Kemudian wilayah kesultanan tersebut menjadi bagian dari Kabupaten Berau.
|