Klenteng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
=== Tempat ibadah berdasarkan umat ===
* [[Konghucu]]
** ''Litang'' (禮堂)
** ''Ci'' (祠)
** ''Miao'' (廟) (Temple/Klenteng/Bio) .Kongmiao  孔廟 dan Wenmiao 文廟. Pada masa feodalisme di Tiongkok, rakyat jelata di Tiongkok pada umumnya tidak bisa sembarangan membangun kelenteng Konghucu atau Kong Miao 孔廟, Hanya ada dua yang bisa dikategorikan sebagai ''miao'' dalam kepercayaan Konghucu, yaitu : ''wen miao'' dan ''wu miao.''
* [[Taoisme]]:
** Taoism, secara umum disebut gong guan 宮觀, awalnya tidak disebut gongguan tetapi dengan berbagai sebutan seperti jing 靖 ( berarti damai ), she 舍 ( gubuk), 廬 ( juga berarti gubuk tetapi dengan atap yang menutup penuh ), guan 館 ( rumah yang indah dan ada aktifitas sosial masyarakat, sekarang ini disebut gedung ). Istilah gong guan 宮觀 baru digunakan di jaman dinasti Tang. Secara umum memiliki dua pembagian besar, yaitu zisun miao 子孫廟yang dikelola oleh pribadi dan aturan yang tidak begitu ketat, satunya adalah conglin miao 叢林廟 , memiliki aturan yang ketat dan memiliki organisasi pengurusan.
Baris 32:
** An 庵, banyak orang beranggapan an ini khusus untuk bhiksuni, tetapi secara umum bisa diartikan bahwa an adalah tempat kaum perempuan melatih diri, bisa bhiksuni 尼姑, bisa daogu 道姑 ( pendeta perempuan dalam agama Tao ), bisa zhai jie齋姐 ( pendoa perempuan yang hanya ada pada sub etnis Hakka )
** Ta 塔 ( pagoda )[10], bangunan ini bernuansakan Buddhisme, dimana pagoda ini adalah tempat untuk penyimpanan relics Buddha, kitab suci atau juga para bhiksu-bhiksuni yang sudah parinibbana. Di kelenteng Ling Guang si 靈光寺 ( vihara Dharma Ramsi ) Bandungmemiliki dua pagoda untuk mengenang bhiksu yang sudah meninggal. Pagoda bisa ada dalam lingkup vihara atau berdiri sendiri, seperti pagoda Lei Feng 雷峰塔 di Hang Zhou.
* Kepercayaan rakyat, Pada umumnya mereka menggunakan istilah ''miao 廟'', tetapi dalam banyak tempat ibadah kepercayaan rakyat, kita bisa melihat penggunaan ''gong, ci, tang''. Sebenarnya pembangunan tempat ibadah pada jaman dahulu memiliki kaidah utama yaitu pengesahan dari kerajaan, tetapi terkadang aparat pemerintah tidak menjangkau hingga pedesaan, jadi tidak menjadi suatu permasalahan bagi rakyat pedesaan. Contoh kelenteng kepercayaan rakyat yang menggunakan istilah ''miao'' atau ''bio'' adalah Fude miao 福德廟 ''( hoktek bio ).''
* Istilah lain yang sering digunakan, antara lain adalah ''tang 堂''yang berarti aula, biasanya itu adalah kelenteng kecil bersifat pribadi. Yang lainnya adalah ''shentan''神壇 yang berarti aula dewata juga berukuran kecil, ''dian 殿'' ( aula yang luas ). Tang dan shentan kadang dimiliki oleh pribadi tetapi terbuka untuk umum, pada umumnya memiliki fungsi pelayanan sebagai pendoa. Kelenteng yang menggunakan istilah ''dian'' ini sayaantara tidaklain menemukannya''Bo dian Indonesiatian'' 保安殿 Pekalongan. Tang pada umumnya orang mengkaitkan dengan ''Fotang佛堂'' tetapi ini juga tidak selalu karena ada yang dari Taoisme menggunakan istilah ''tang'' ini. Sedangkan ''shentan'' pasti bernuansa Taoisme atau kepercayaan rakyat Tionghoa.
 
=== Klenteng berdasarkan fungsi ===
Baris 46:
 
== Klenteng dan vihara pada Orde Baru ==
Pada masyarakat awam, banyak yang tidak mengetahui perbedaan dari klenteng dan [[vihara]]. Klenteng dan vihara pada dasarnya berbeda dalam [[arsitektur]], umat, dan fungsi. Klenteng pada dasarnya beraritektur tradisional [[Tionghoa]] dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain berfungsi sebagai tempat spiritual. Vihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, vihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada vihara Buddhis aliran [[Mahayana]] yang memang berasal dari Tiongkok. Contoh adalah kelenteng Taikak sie ( Da Jue si 大覺寺 ) Semarang yang termasuk tempat ibadah agama Buddha Mahayana. Hal ini perlu diketahui bahwa vihara dalam bahasa Mandarin adalah ''si'' 寺. Contoh vihara Shaolin 少林 atau yang dikenal dengan sebutan Shaolin si 少林寺.
 
Perbedaan antara klenteng dan vihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa [[Gerakan 30 September]] pada tahun [[1965]]. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan [[kebudayaan Tionghoa]] termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa oleh pemerintah [[Orde Baru]]. Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi nama dari [[bahasa Sanskerta]] atau [[bahasa Pali]] yang mengubah nama sebagai vihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama [[Buddha]] demi kelangsungan peribadatan dan kepemilikan, sehingga terjadi kerancuan dalam membedakan klenteng dengan vihara.