Anusapati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Cosmetic changes |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Bhatara Anusapati''' adalah raja kedua [[Kerajaan
==
Anusapati yang telah tumbuh dewasa merasa kurang disayangi oleh [[Ken Arok]]
Anusapati juga berhasil mendapatkan keris buatan [[Mpu Gandring]] yang dulu digunakan [[Ken Arok]] untuk membunuh ayahnya. Dengan menggunakan keris itu, pembantu Anusapati yang berasal dari Desa Batil berhasil membunuh [[Ken Arok]] saat sedang makan. Anusapati ganti membunuh pembantunya tersebut untuk menghilangkan jejak. Kepada semua orang ia mengumumkan bahwa pembantunya telah gila dan mengamuk hingga menewaskan raja.
▲Anusapati yang telah tumbuh dewasa merasa kurang disayangi oleh [[Ken Arok]] jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Setelah mendesak ibunya ([[Ken Dedes]]) akhirnya ia pun mengetahui tentang kisah kematian ayah kandungnya ([[Tunggul Ametung]]) yang sebenarnya.
Sepeninggal [[Ken Arok]] tahun [[1247]], Anusapati naik takhta. Pemerintahannya dilanda
Meskipun demikian, [[Tohjaya]] putra [[Ken Arok]] dari selir bernama [[Ken Umang]] tidak kekurangan akal. Suatu hari ia mengajak Anusapati keluar mengadu ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal itu
▲Sepeninggal [[Ken Arok]] tahun 1247, Anusapati naik takhta. Pemerintahannya dilanda keresahan karena rasa cemas akan ancaman balas dendam anak-anak [[Ken Arok]]. Puri tempat tinggal Anusapati pun diberi pengawalan ketat, dan dikelilingi parit dalam.
Sepeninggal Anusapati, [[Tohjaya]] naik takhta. Namun pemerintahannya hanya berlangsung singkat karena ia kemudian tewas pada tahun [[1250]] akibat pemberontakan [[Ranggawuni]] putra Anusapati.▼
▲Meskipun demikian, [[Tohjaya]] putra [[Ken Arok]] dari selir bernama [[Ken Umang]] tidak kekurangan akal. Suatu hari ia mengajak Anusapati keluar mengadu ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal itu merupakan kegemarannya. Saat Anusapati asyik menyaksikan adu ayam, [[Tohjaya]] menusuknya dengan keris [[Mpu Gandring]] sampai mati.
▲Sepeninggal Anusapati, [[Tohjaya]] naik takhta. Namun pemerintahannya hanya berlangsung singkat karena ia kemudian tewas akibat pemberontakan [[Ranggawuni]] putra Anusapati.
Dikisahkan pula bahwa Bhatara Anusapati memerintah sejak tahun [[1227]] menggantikan ayahnya. Pemerintahannya berjalan tenang. Seluruh tanah [[Jawa]] aman dan tunduk kepadanya. Anusapati akhirnya meninggal tahun [[1248]] dan digantikan putranya yang bernama [[Wisnuwardhana]] (
▲== Anusapati dalam Nagarakretagama ==
▲Dalam [[Nagarakretagama]] dikisahkan bahwa Anusapati adalah putra '''Rangga Rajasa Sang Girinathaputra''' yaitu nama pendiri kerajaan [[Tumapel]]. Dengan kata lain ia adalah putra [[Ken Arok]], karena [[Nagarakretagama]] tidak pernah menyebut adanya tokoh [[Tunggul Ametung]].
▲Dikisahkan pula bahwa Bhatara Anusapati memerintah sejak tahun 1227. Pemerintahannya berjalan tenang. Seluruh tanah [[Jawa]] aman dan tunduk kepadanya. Anusapati akhirnya meninggal tahun 1248 dan digantikan putranya yang bernama [[Wisnuwardhana]] (sama dengan [[Ranggawuni]]).
Untuk menghormati arwah Anusapati didirikan [[candi]] di Kidal, di mana ia dipuja sebagai [[Siwa]].
== Misteri Kematian Anusapati ==
Nama Anusapati hanya terdapat dalam ''[[Pararaton]]'' dan ''[[Nagarakretagama]]''. Naskah ''[[Pararaton]]'' ditulis ratusan tahun sesudah zaman [[
Dalam beberapa hal, uraian ''[[Nagarakretagama]]'' cenderung lebih dapat dipercaya
Ada dua dugaan mengapa ''[[Nagarakretagama]]'' tidak menceritakan pembunuhan Anusapati.
* Pertama, karena ''[[Nagarakretagama]]'' merupakan
* Kedua, mungkin Anusapati memang benar-benar mati secara wajar, bukan karena dibunuh oleh [[Tohjaya]].
Nama Anusapati memang tidak pernah dijumpai dalam prasasti apa pun
Dalam prasasti itu tokoh [[Tohjaya]] disebutkan
Berdasarkan prasasti tersebut, tokoh [[Tohjaya]] mungkin memang tidak pernah membunuh Anusapati sesuai pemberitaan ''[[Nagarakretagama]]''. Jika [[Tohjaya]] benar-benar melakukan kudeta disertai pembunuhan, maka sasarannya pasti bukan terhadap Anusapati, melainkan terhadap [[Guningbhaya]].
==Kepustakaan==
▲Dalam prasasti itu tokoh [[Tohjaya]] disebutkan naik tahta menggantikan adiknya yang bernama [[Guningbhaya]]. Lagi pula [[Tohjaya]] bukan raja [[Tumapel]] atau [[Singhasari]], melainkan raja bawahan di [[Kadiri]].
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Singhasari versi ''Nagarakretagama''|tahun=
{{kotak selesai}}
|