Anusapati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Bhatara Anusapati''' adalah raja kedua [[Kerajaan Singhasari|Tumapel]] (atau kemudian terkenal dengan nama [[Singhasari]]), yang memerintah pada tahun [[1227]] - [[1248]] (versi ''[[Nagarakretagama]]''), atau [[1247]] - [[1249]] (versi ''[[Pararaton]]'').
 
== Anusapati dalamVersi Pararaton ==
DalamMenurut ''[[Pararaton]] dikisahkan'', Anusapati adalah putra daripasangan [[Tunggul Ametung]] dengandan [[Ken Dedes]]. Ayahnya dibunuh oleh [[Ken Arok]] sewaktu dirinya masih berada dalam kandungan. [[Ken Arok]] kemudian menikahi [[Ken Dedes]] dan mengambil alih jabatan [[Tunggul Ametung]] sebagai ''akuwu'' [[Tumapel]]. Kemudian pada tahun [[1222]] [[Ken Arok]] mengumumkan berdirinya [[Kerajaan Tumapel]]. Ia bahkan berhasil meruntuhkan [[Kerajaan Kadiri]] di bawah pemerintahan [[Kertajaya]].
 
Anusapati yang telah tumbuh dewasa merasa kurang disayangi oleh [[Ken Arok]] jika dibandingkan dengandibanding saudara-saudaranya yang lain. Setelah mendesak ibunya ([[Ken Dedes]]), akhirnya ia pun mengetahui tentangbahwa kisahsesungguhnya kematiania ayahmerupakan kandungnyaanak kandung ([[Tunggul Ametung]]) yang sebenarnyamati dibunuh [[Ken Arok]].
Pada tahun 1222 [[Ken Arok]] menggulingkan [[Kertajaya]] raja [[Kadiri]]. Ia lalu mendirikan kerajaan [[Tumapel]] yang kemudian terkenal dengan nama [[Singhasari]]. Ia pun bergelar '''Rajasa Sang Amurwabhumi'''.
 
Anusapati juga berhasil mendapatkan keris buatan [[Mpu Gandring]] yang dulu digunakan [[Ken Arok]] untuk membunuh ayahnya. Dengan menggunakan keris itu, pembantu Anusapati yang berasal dari Desa Batil berhasil membunuh [[Ken Arok]] saat sedang makan. Anusapati ganti membunuh pembantunya tersebut untuk menghilangkan jejak. Kepada semua orang ia mengumumkan bahwa pembantunya telah gila dan mengamuk hingga menewaskan raja.
Anusapati yang telah tumbuh dewasa merasa kurang disayangi oleh [[Ken Arok]] jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Setelah mendesak ibunya ([[Ken Dedes]]) akhirnya ia pun mengetahui tentang kisah kematian ayah kandungnya ([[Tunggul Ametung]]) yang sebenarnya.
 
Sepeninggal [[Ken Arok]] tahun [[1247]], Anusapati naik takhta. Pemerintahannya dilanda keresahankegelisahan karena rasa cemas akan ancaman balas dendam anak-anak [[Ken Arok]]. Puri tempat tinggal Anusapati pun diberi pengawalan ketat, danbahkan dikelilingi oleh parit dalam.
Dengan menggunakan tangan pembantunya yang berasal dari desa Batil, Anusapati berhasil membunuh [[Ken Arok]] memakai keris pusaka buatan [[Mpu Gandring]], yang dulu dipergunakan untuk membunuh [[Tunggul Ametung]]. Segera sesudah itu, Anusapati langsung membunuh pembantunya dengan menggunakan keris yang sama untuk menghilangkan jejak.
 
Meskipun demikian, [[Tohjaya]] putra [[Ken Arok]] dari selir bernama [[Ken Umang]] tidak kekurangan akal. Suatu hari ia mengajak Anusapati keluar mengadu ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal itu merupakanmemang menjadi kegemarannya. Saat Anusapati asyik menyaksikan adu ayam bertarung, tiba-tiba [[Tohjaya]] menusuknya dengan menggunakan keris [[Mpu Gandring]]. sampaiAnusapati matipun tewas seketika. Peristiwa itu terjadi pada tahun [[1249]].
Sepeninggal [[Ken Arok]] tahun 1247, Anusapati naik takhta. Pemerintahannya dilanda keresahan karena rasa cemas akan ancaman balas dendam anak-anak [[Ken Arok]]. Puri tempat tinggal Anusapati pun diberi pengawalan ketat, dan dikelilingi parit dalam.
 
Sepeninggal Anusapati, [[Tohjaya]] naik takhta. Namun pemerintahannya hanya berlangsung singkat karena ia kemudian tewas pada tahun [[1250]] akibat pemberontakan [[Ranggawuni]] putra Anusapati.
Meskipun demikian, [[Tohjaya]] putra [[Ken Arok]] dari selir bernama [[Ken Umang]] tidak kekurangan akal. Suatu hari ia mengajak Anusapati keluar mengadu ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal itu merupakan kegemarannya. Saat Anusapati asyik menyaksikan adu ayam, [[Tohjaya]] menusuknya dengan keris [[Mpu Gandring]] sampai mati.
 
== Anusapati dalamVersi Nagarakretagama ==
Sepeninggal Anusapati, [[Tohjaya]] naik takhta. Namun pemerintahannya hanya berlangsung singkat karena ia kemudian tewas akibat pemberontakan [[Ranggawuni]] putra Anusapati.
DalamMenurut ''[[Nagarakretagama]] dikisahkan bahwa'', Anusapati adalah putra '''Ranggadari Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra''', yaitu nama pendiri kerajaan [[Kerajaan Tumapel]]. Dengan kata lain, ia adalah putra [[Ken Arok]], karena ''[[Nagarakretagama]]'' tidak pernah menyebut adanya tokoh [[Tunggul Ametung]].
 
Dikisahkan pula bahwa Bhatara Anusapati memerintah sejak tahun [[1227]] menggantikan ayahnya. Pemerintahannya berjalan tenang. Seluruh tanah [[Jawa]] aman dan tunduk kepadanya. Anusapati akhirnya meninggal tahun [[1248]] dan digantikan putranya yang bernama [[Wisnuwardhana]] (sama denganalias [[Ranggawuni]]).
== Anusapati dalam Nagarakretagama ==
Dalam [[Nagarakretagama]] dikisahkan bahwa Anusapati adalah putra '''Rangga Rajasa Sang Girinathaputra''' yaitu nama pendiri kerajaan [[Tumapel]]. Dengan kata lain ia adalah putra [[Ken Arok]], karena [[Nagarakretagama]] tidak pernah menyebut adanya tokoh [[Tunggul Ametung]].
 
Dikisahkan pula bahwa Bhatara Anusapati memerintah sejak tahun 1227. Pemerintahannya berjalan tenang. Seluruh tanah [[Jawa]] aman dan tunduk kepadanya. Anusapati akhirnya meninggal tahun 1248 dan digantikan putranya yang bernama [[Wisnuwardhana]] (sama dengan [[Ranggawuni]]).
 
Untuk menghormati arwah Anusapati didirikan [[candi]] di Kidal, di mana ia dipuja sebagai [[Siwa]].
 
== Misteri Kematian Anusapati ==
Nama Anusapati hanya terdapat dalam ''[[Pararaton]]'' dan ''[[Nagarakretagama]]''. Naskah ''[[Pararaton]]'' ditulis ratusan tahun sesudah zaman [[SinghasariTumapel]] dan [[Majapahit]]. Sedangkan ''[[Nagarakretagama]]'' ditulis pada pertengahan masa kejayaan [[Majapahit]] ([[1365]]).
 
Dalam beberapa hal, uraian ''[[Nagarakretagama]]'' cenderung lebih dapat dipercaya dari padadaripada ''[[Pararaton]]'', karena waktu penulisannya jauh lebih tuaawal. Jika dalam ''[[Pararaton]]'' disebutkan Anusapati mati karena dibunuh [[Tohjaya]], maka ''[[Nagarakretagama]]'' menulis Anusapati mati secara wajar.
 
Ada dua dugaan mengapa ''[[Nagarakretagama]]'' tidak menceritakan pembunuhan Anusapati.
* Pertama, karena ''[[Nagarakretagama]]'' merupakan kitabnaskah pujian untuk keluarga [[Hayam Wuruk]]. Pembunuhan Anusapati yang merupakan leluhur [[Hayam Wuruk]] dianggap sebagai aib.
* Kedua, mungkin Anusapati memang benar-benar mati secara wajar, bukan karena dibunuh oleh [[Tohjaya]].
 
Nama Anusapati memang tidak pernah dijumpai dalam prasasti apa pun., Namunsedangkan nama [[Tohjaya]] ditemukan dalam [[prasasti Mula Malurung]] yang terbit tahun [[1255]] (hanya selisih tujuh tahun setelah kematian Anusapati).
 
Dalam prasasti itu tokoh [[Tohjaya]] disebutkan naikmenjadi tahtaraja [[Kadiri]] menggantikan adiknya yang bernama [[Guningbhaya]]. LagiJadi, pulapemberitaan ''[[Pararaton]]'' bahwa [[Tohjaya]] bukanadalah raja [[Tumapel]] atau [[Singhasari]], melainkan raja bawahanadalah di [[Kadiri]]keliru.
 
Berdasarkan prasasti tersebut, tokoh [[Tohjaya]] mungkin memang tidak pernah membunuh Anusapati sesuai pemberitaan ''[[Nagarakretagama]]''. Jika [[Tohjaya]] benar-benar melakukan kudeta disertai pembunuhan, maka sasarannya pasti bukan terhadap Anusapati, melainkan terhadap [[Guningbhaya]].
 
==Kepustakaan==
Dalam prasasti itu tokoh [[Tohjaya]] disebutkan naik tahta menggantikan adiknya yang bernama [[Guningbhaya]]. Lagi pula [[Tohjaya]] bukan raja [[Tumapel]] atau [[Singhasari]], melainkan raja bawahan di [[Kadiri]].
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
 
Naskah prasasti merupakan naskah yang kebenarannya otentik karena dikeluarkan langsung oleh raja yang bersangkutan (dalam hal ini adalah [[Kertanagara]]). Dengan demikian, [[Tohjaya]] mungkin memang tidak pernah membunuh Anusapati. Jika benar ia melakukan kudeta, maka ia pasti melakukannya terhadap [[Guningbhaya]], bukan terhadap Anusapati.
 
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Singhasari versi ''Nagarakretagama''|tahun=1227—1248[[1227]] — [[1248]]|pendahulu=[[Ken Arok]]|pengganti=[[Wisnuwardhana]]}}
{{kotak selesai}}