Ibnu Batutah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 156:
Ibnu Batutah juga meriwayatkan kabar yang ia dengar tentang "tembok besar [[Gog dan Magog|Yajuj dan Majuj]]" yang berjarak "enam puluh hari perjalanan" dari Bandar Zaitun (Quanzhou).{{sfn|Gibb|Beckingham|1994|p = 896}} Menurut [[Hamilton Alexander Rosskeen Gibb]], Ibnu Batutah yakin bahwa [[Tembok Besar Tiongkok]] dibangun oleh [[Zulkarnain]] untuk mengurung [[Gog dan Magog]] sebagaimana termaktub dalam [[Quran|Al-Quran]].{{sfn|Gibb|Beckingham|1994|p = 896}} Meskipun demikian, ketika bertanya-tanya tentang Tembok Besar Tiongkok, Ibnu Batutah tidak dapat menemukan seorang pun yang pernah melihat sendiri maupun yang kenal dengan orang yang pernah melihat sendiri bangunan itu, sehingga menimbulkan dugaan bahwa pada masa itu sudah tidak ada lagi sisa-sisa yang menonjol dari bangunan awal tembok raksasa itu (Tembok Besar Tiongkok yang ada sekarang ini baru dibangun pada zaman [[dinasti Ming|wangsa Ming]]).<ref>{{citation |first=Stephen G. |last=Haw |publisher=Psychology Press |year=2006 |isbn=0-415-34850-1 |title=Marco Polo's China: a Venetian in the realm of Khubilai Khan |series=Jilid ke-3 dari hasil kajian Routledge mengenai permulaan sejarah Asia |url=https://books.google.com/books?id=DSfvfr8VQSEC&pg=PA54#v=onepage&q&f=false |pages=52–57 |deadurl=no |archiveurl=https://web.archive.org/web/20161224085911/https://books.google.com/books?id=DSfvfr8VQSEC&pg=PA54#v=onepage&q&f=false |archivedate=24 Desember 2016 |df=dmy-all }}</ref>
 
Dari Beijing, Ibnu batutah kembali ke Hangzhou, kemudian melanjutkan perjalanan ke [[Fuzhou]]. Sekembalinya ke Quanzhou, Ibnu Batutah segera naik ke jung milik [[Sultan]] [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudra Pasai]] untuk berlayar menuju menujuke Asia Tenggara. Malangnya, para awak jung secara sewenang-wenang menagih bea penumpang yang sangat besar jumlahnya, sehingga Ibnu batutah terpaksa harus merelakan sebagian besar harta kekayaan yang berhasil ia kumpulkan selama berkelana di Negeri Tiongkok.<ref>{{harvnb|Dunn|2005|pp=259–261}}</ref>
 
Ibnu Batutah meriwayatkan bahwa Khan Mongol (Qan) disemayamkan di dalam bangunan makamnya bersama enam orang budak prajurit, dan empat orang budak perempuan.<ref name="BonnettHolder2009">{{cite book|author1=Aubrey W. Bonnett|author2=Calvin B. Holder|title=Continuing Perspectives on the Black Diaspora|url=https://books.google.com/books?id=cSQrAQAAIAAJ&q=battuta+slave+girl+damascus&dq=battuta+slave+girl+damascus&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj6293jxc3QAhVGQCYKHYhNBag4ChDoAQgvMAQ|year=2009|publisher=University Press of America|isbn=978-0-7618-4662-8|page=26}}</ref> Perak, emas, senjata-senjata, dan permadani-permadani turut dimasukkan pula ke dalam bangunan makam itu.<ref name="Harvey2007">{{cite book|author=L. P. Harvey|title=Ibn Battuta|url=https://books.google.com/books?id=7Px_AAAAMAAJ&q=battuta+slave+girl+damascus&dq=battuta+slave+girl+damascus&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiu6bPHys3QAhVDSyYKHZPgAQU4FBDoAQgjMAA|year=2007|publisher=I. B. Tauris|isbn=978-1-84511-394-0|page=51|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20171202062859/https://books.google.com/books?id=7Px_AAAAMAAJ&q=battuta+slave+girl+damascus&dq=battuta+slave+girl+damascus&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiu6bPHys3QAhVDSyYKHZPgAQU4FBDoAQgjMAA|archivedate=2 December 2017|df=dmy-all}}</ref>