Ibnu Batutah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 150:
Dari Guangzhou, ia kembali ke Quanzhou, kemudian meneruskan perjalanan ke Bandar [[Fuzhou]], dan menginap di rumah Zahirudin. Di Fuzhou, Ibnu Batutah berjumpa dengan Kawamudin, dan salah seorang rekan senegaranya, yakni Al-Busyri dari [[Ceuta|Sebtah]], yang sudah menjadi saudagar kaya di Tiongkok. Al-Busyri menemani Ibnu Batutah dalam perjalanannya ke arah utara menuju [[Hangzhou]], serta membelikannya hadiah-hadiah yang akan dipersembahkan kepada Kaisar [[Toghon Temür|Togontemür]] dari [[Dinasti Yuan|wangsa Yuan]].<ref name="google4">{{cite book|title=The Adventures of Ibn Battuta, a Muslim Traveler of the Fourteenth Century|author=Dunn, R.E.|date=1986|publisher=University of California Press|isbn=9780520057715|url=https://books.google.com/books?id=ZF2spo9BKacC|accessdate=13 Juni 2015|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20141010213835/http://books.google.com/books?id=ZF2spo9BKacC|archivedate=10 Oktober 2014|df=dmy-all}}</ref>
Ibnu Batutah meriwayatkan bahwa [[Hangzhou]] adalah salah satu dari kota-kota terbesar yang pernah ia lihat,<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|p=260}}</ref> dan mencermati daya pikat kota itu, yang ia gambarkan terletak di tepi sebuah [[Danau Barat|danau yang indah]], dikelilingi bukit-bukit hijau yang asri.<ref>{{cite news |last=Elliott |first=Michael |url=http://www.time.com/time/specials/packages/article/0,28804,2084273_2084272_2084481,00.html |title=The Enduring Message of Hangzhou |publisher=Time.com |date=2011-07-21 |accessdate=5 November 2011 |deadurl=no |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120117180753/http://www.time.com/time/specials/packages/article/0,28804,2084273_2084272_2084481,00.html |archivedate=17 January 2012 |df=dmy-all }}</ref> Ia juga menyebut-nyebut kawasan permukiman umat Muslim di kota itu, dan tinggal sebagai tamu di rumah sebuah keluarga asal Mesir.<ref name="google4"/> Ketika tinggal di Hangzhou, ia sangat terpukau melihat begitu banyak
Ibnu Batutah meriwayatkan pengalamannya berperahu menyusuri [[Terusan Besar Tiongkok|Terusan Besar]], sambil menikmati pemandangan lahan-lahan pertanian, bunga-bunga anggrek, saudagar-saudagar berpakaian sutra hitam, perempuan-perempuan berbusana cindai, dan pendeta-pendeta yang juga mengenakan pakaian dari sutra.<ref name="google6">{{cite book|title=Traveling Man: The Journey of Ibn Battuta 1325–1354|author=Rumford, J.|date=2001|publisher=Houghton Mifflin Harcourt|isbn=9780547562568|url=https://books.google.com/books?id=9-m4X84BBgwC|accessdate=13 Juni 2015|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180224110012/https://books.google.com/books?id=9-m4X84BBgwC|archivedate=24 Februari 2018|df=dmy-all}}</ref> Di [[Beijing]], Ibnu Batutah mengaku sebagai duta besar [[Kesultanan Delhi]] yang sudah lama tak terdengar kabar beritanya, dan diundang ke istana untuk menghadap Kaisar [[Toghon Temür|Togontemür]] (yang menurut riwayat Ibnu Batutah, disembah oleh sebagian rakyat Tiongkok). Ibnu Batutah meriwayatkan bahwa istana [[Khanbaliq]] terbuat dari kayu, dan "garwa padmi" sang Kaisar ([[Permaisuri Gi]]) menggelar arak-arakan untuk menunjukkan kebesarannya.<ref name="google7">{{cite book|title=Encyclopedia of the Literature of Empire|author=Snodgrass, M.E.|date=2010|publisher=Facts on File|isbn=9781438119069|url=https://books.google.com/books?id=LXyyYs2cRDcC|accessdate=13 Juni 2015|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180224110012/https://books.google.com/books?id=LXyyYs2cRDcC|archivedate=24 Februari 2018|df=dmy-all}}</ref>{{sfn|Dunn|2005|p = 260}}
|