Kesultanan Siak Sri Inderapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 168:
 
{| class="wikitable sortable" border="1" width="90%"
!width="5px"|Nomor
!width="20px"|Tahun
!width="200px"|Nama sultan
!width="240px300px"|Catatan dan peristiwa penting
|-
|1
|1723-1746
|Yang Dipertuan Besar Siak<br />
[[Raja Kecil|Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah I]]<ref name="Tijdschrift1862">{{nl}} {{cite book|pages=113|url=http://books.google.co.id/books?id=A0pJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20agoeng&pg=PA113#v=onepage&q=pangeran%20agoeng&f=true|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|volume=11|author=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia|publisher=Lange & Co.|year=1862}}</ref><br />Raja Kecik
|Mengklaim tahta Johor<br />Mendirikan kesultanan Siak di [[Buantan Besar, Siak, Siak|Buantan]]
|-
|2
|1746-17611760
|[[Mahmud dari Siak|Sultan Abdul Jalil Syah II]]<br /> Sultan Mahmud
|[[Muhammad Ali dari Siak|Sultan Muhammad Abdul Jalil MuazzamMuzaffar Syah]]<br /> RajaSultan Muhammad Ali
|Putra dari no. 1<br /> Memindahkan pusat pemerintahan ke [[Mempura, Siak|Mempura]]**
|-
|3
|17611760-1761
|[[Ismail dari Siak|Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah III]]<br /> RajaSultan Ismail<ref name="Barnard3">Barnard, T. P., (2004), ''Contesting Malayness: Malay identity across boundaries'', NUS Press, ISBN 9971-69-279-1.</ref>
|Putra dari no. 2<br />Dipaksa VOC turun tahta, kemudian berkelana selama 18 tahun*
|-
|4
|1761-17701766
|[[Alamuddin dari Siak|Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah]]<br />Sultan Alam/ Raja Alam
|Putra no. 1, saudara no. 2<br />Merebut kekuasaan dari Sultan Ismail dengan bantuan Belanda<br />Memindahkan ibukota ke [[Senapelan, Pekanbaru|Senapelan]]
|-
|5
|17701766-1779
|[[MahmudMuhammad Ali dari Siak|Sultan Abdul Jalil SyahMuazzam IISyah]]<br /> Sultan MahmudMuhammad Ali
|Putra no. 4<br />[[Johor]] telah menjadi bagian dari Siak Sri Inderapura<br />Mengizinkan pendirian [[Negeri Sembilan|Kerajaan Negeri Sembilan]] tahun 1773
|-
|1761-1770
|
|Masa peralihan
|-
|1770-1779
|[[Muhammad Ali dari Siak|Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah]]<br /> Raja Muhammad Ali
|[[Johor]] telah menjadi bagian dari Siak Sri Inderapura<br />Mengizinkan pendirian [[Negeri Sembilan|Kerajaan Negeri Sembilan]] tahun 1773
|-
|1779-1781
|[[Ismail dari Siak|Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah IIIII]]<br /> RajaSultan Ismail
|Kembali berkuasa untuk kedua kali setelah menggeser Muhammad Ali
|-
|6
|1781-1791
|[[Yahya dari Siak|Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah]]<br /> Sultan Yahya<ref>Koster, G. L., (1997) ''Roaming through seductive gardens: readings in Malay narrative'', Volume 167 of Verhandelingen Series, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde.</ref>
|Putra no. 3<br />Pada tanggal 1 - 8 - 1782 membuat perjanjian dengan VOC dalam berperang melawan [[Inggris]],<br />Meninggal dunia tahun 1791 dan dimakamkan di Tanjung Pati (Che Lijah, Dungun, [[Terengganu]], [[Malaysia]])
|-
|7
|1791-1811
|[[Sayyid Ali dari Siak|Sultan Assaidis Syarif Ali Abdul Jalil Saifuddin]]<br /> Sultan Sayyid Ali
|Putra dari Sayyid Osman al-Syaikh 'Ali Ba' Alawi, yang menikahi cucuTengku perempuanEmbung, Rajaputri Kecilno. 3 ([[Alamuddin dari Siak|Sultan Alamuddin]])<br />Siak memeperluas daerah kekuasaanya hingga meliputi jajahan 12
|-
|8
|1811-1827
|[[Sayyid Ibrahim dari Siak|Sultan Assaidis Syarif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin]]<br /> Sultan Sayyid Ibrahim
|Putra no. 7<br />Membuat perjanjian kerja sama dengan Inggris tanggal 31 Agustus 1818.<br /> Kemudian dengan Belanda tahun 1822<br /> Pengaruh dari [[Perjanjian London tahun 1824]], beberapa wilayah Siak lepas dan menjadi bagian dari kolonialisasi antara Inggris dan Belanda.<br />[[Johor]] lepas dari Siak, berada dalam pengawasan Inggris.<br />[[Pulau Lingga]] menjadi wilayah pengawasan Belanda.
|-
|9
|1827-1864
|[[Sayyid Ismail dari Siak|Sultan Assaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin]]<br /> Sultan Sayyid Ismail<br />
|Cucu Sayyid Ahmad (adik no. 7)<br />Mangkubumi Sayyid al-Syarif Jalaluddin 'Ali Ba' Alawi<ref>Or. 2242 IV, Surat Sultan Siak kepada Belanda tanggal 22 Ramadhan 1248 (22 Februari 1833)</ref><br />Menerima perjanjian baru dengan Inggris tahun 1840.<br />Tahun 1864 dipaksa Belanda turun tahta.
|Menerima perjanjian baru dengan Inggris tahun 1840.<br />Tahun 1864 dipaksa Belanda turun tahta.
|-
|10
|1864-1889
|[[Syarif Kasim I dari Siak|Sultan Assaidis Syarif Kasim I Abdul Jalil Saifuddin]]<br />Sultan Syarif Kasim I
|Saudara no.9<br />Pengangkatannya mesti disetujui oleh Ratu Belanda, Belanda menempatkan ''controleur'' di Siak<br />
Diperebutkan oleh Inggris dan Belanda dalam [[Perjanjian Sumatera]]
|-
|11
|1889-1908
|[[Syarif Hasyim dari Siak|Yang Dipertuan Besar Assaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Saifuddin]]<ref name="Luthfi">Luthfi, A., (1991), ''Hukum dan perubahan struktur kekuasaan: pelaksanaan hukum Islam dalam Kesultanan Melayu Siak, 1901-1942'', Susqa Press.</ref><br />Sultan Syarif Hasyim
|Putra no. 10<br />Menerbitkan ''Bab Al-Qawa'id'' kitab undang-undang resmi negara<br />Meresmikan Istana Siak Sri Inderapura
|-
|12
|1915-1945
|[[Syarif Kasim II dari Siak|Yang Dipertuan Besar Assaidis Syarif Kasyim II Abdul Jalil Saifuddin]]<ref>Dutch East Indies, (1941), ''Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië'', Volume 1.</ref><br />Sultan Syarif Kasim II
|Putra no. 11<br />Menyerahkan kerajaannya pada pemerintah [[Republik Indonesia]]
|-
|colspan="13" style="text-align:left;font-size:88%;"|'''Catatan:'''<br /> * Berdasarkan catatan Belanda, [[Ismail dari Siak|Raja Ismail]] lebih dikenal sebagai [[bajak laut]].<br /> ** Berdasarkan [[Syair Perang Siak]]