Kesunanan Giri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 39:
Giri Kedaton yang sudah menjadi bawahan Mataram kemudian mendukung pemberontakan [[Trunojoyo]] dari [[Pulau Madura|Madura]] terhadap pemerintahan [[Amangkurat I]] putra Sultan Agung. Panembahan Ageng Giri aktif mencari dukungan untuk memperkuat barisan pemberontak.
 
Puncak pemberontakan terjadi tahun [[1677]] di mana [[Kesultanan Mataram]] mengalami keruntuhan. Amangkurat I sendiri tewas dalam pelarian. Putranya yang bergelar [[Amangkurat II]]<nowiki/>datang ke Kadilangu untuk menemui Panembahan Natapraja salah satu sosok sesepuh keturunan Sunan Kalijaga yang dianggap bijaksana dan kuat serta memiliki pasukan yang siap membantu Amangkurat II, selain itu Amangkurat juga bersekutu dengan [[VOC]] untuk melancarkan aksi pembalasan.
 
Amangkurat II yang menjadi raja tanpa takhta berhasil menghimpun dukungan dan kekuatan yang akhirnya dapat menghancurkan pemberontakan Trunojoyo akhir tahun [[1679]]. Sekutu Trunojoyo yang bertahan paling akhir adalah Giri Kedaton. Pada bulan [[April]] [[1680]] serangan besar-besaran terhadap Giri dilancarkan oleh Panembahan Natapraja dari Adilangu dan juga didukung oleh [[VOC]]–[[Belanda]] yang membantu Amangkurat II. Murid andalan Giri yang menjadi panglima para santri bernama Pangeran Singosari gugur dalam peperangan setelah berduel melawan Panembahan Natapraja. jumlah Pasukan Adilangu (pasukan Natapraja) hanya sedikit namun dapat memporak porandakan pasukan Giri kedaton.
 
Panembahan Ageng Giri ditangkap dan dihukum mati menggunakan cambuk. Tidak hanya itu, anggota keluarganya juga dimusnahkan. Sejak saat itu berakhirlah riwayat Giri Kedaton.
 
== Daftar Para Penguasa ==