Kabupaten Blora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 53:
== Geografi ==
[[Berkas:Administrasi-blora-2013-a1.jpg|jmpl|300px|Peta administrasi Kabupaten Blora.]]
[[Berkas:Peta+Addministrasi+Kabupaten+Blora+-+penataanruangjateng.info.jpg|300px|jmpl|Peta Administrasi Kabupaten Blora]]Berdasar pada kajian teks sejarah, Blora berasal dari kata:  “Balo” dan “Rah”. Dalam bahasa Sansekerta “balo” berarti mentah, belum matang, dan “rah” berarti darah. Balorah mempunyai arti darah yang masih segar. Ini berawal dari cerita berlabuhnya kapal Ajisaka di pantai utara—yang merupakan muara sebuah sungai di pulau Jawa— yang waktu itu masih bernama Nusa Kendeng. Dengan candra sangkala: nir-abu-tanpa-jaler, maka secara metaforis kejadian ini merujuk tahun 0001 Masehi. Dalam penelusuran Ajisaka di pegunungan Kendeng Utara ini ia menemukan tanaman Jawawut. Untuk mengabadikannya lalu Ajisaka mengubah nama pulau dari Nusa Kendeng menjadi Nusa Jawa.
[[Berkas:Peta+Addministrasi+Kabupaten+Blora+-+penataanruangjateng.info.jpg|300px|jmpl|Peta Administrasi Kabupaten Blora]]
 
[[Berkas:Jati-cepu-03.jpg|jmpl|300px|Lahan pertanian di Kabupaten Blora.]]
Hal yang menjadi temuan penting lainnya adalah ketika dalam perjalanannya , Ajisaka menemukan dua sosok raksasa yang tewas tergeletak di tanah dengan bersimbah darah. Di tangan satu raksasa yang telah mati tersebut terdapat selembar inskripsi berbentuk huruf Jawa Purwa, sedang pada tangan raksasa lainnya menggenggam inskripsi dengan huruf berkarakter  atau Jawa Pegon. Ajisaka lalu menyatukan abjad-abjad tersebut hingga genap menjadi 20 aksara Jawa: Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga. Dari penggabungan inskripsi-inskripsi dua kebudayaan inilah sebutan Jawa Dwipa mulai muncul.
 
Di dataran terbuka yang dimungkinkan dekat dengan sumber mata air, Ajisaka bersama rombongannya lalu membuat pemukiman hingga menjadi sebuah desa. Untuk mengenang dan menghormati kematian dua raksasa itu Ajisaka lalu memberi nama desa tersebut dengan nama BALORAH, hingga seiring perkembangan jaman sekarang disebut dengan BLORA.
 
Sumber: Java: Past and Present —A Description of the Most Beautiful Country in the World, It’s Ancient History, People, Antiquities, and Products (1913) oleh Donald Maclaine Campbell[[Berkas:Jati-cepu-03.jpg|jmpl|300px|Lahan pertanian di Kabupaten Blora.]]
[[Berkas:Jati-cepu-05.jpg|jmpl|300px|Jalan daerah di Kabupaten Blora.]]
[[Berkas:Jalan Raya Kunduran - Blora.jpg|jmpl|Jalan Raya Kunduran Menuju Kota Blora]]
Baris 60 ⟶ 65:
[[Berkas:Jalan blora cepu.jpg|jmpl|Jalan Raya Cepu Menuju Kota Blora]]
[[Berkas:Jalan Pemuda Kota Blora.jpg|jmpl|Jalan Pemuda Kota Blora]]
 
[[Berkas:Jalan Pemuda Blora.jpg|jmpl|Jalan Pemuda Blora menuju arah Semarang]]
[[Berkas:Jati-cepu-09.jpg|jmpl|300px|Hutan jati di Kabupaten Blora.]]