Ateji: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{italic title}}
{{nihongo|'''Ateji'''|当て字, 宛字, atau あてじ}} adalah istilah dalam [[bahasa Jepang]] yang mempunyai dua arti:
[[File:護美入れ (7077056371).jpg|thumb|Bentuk ateji dari tong sampah (ゴミ入れ, gomi-ire) adalah 護美入れ. Dimana kata “護美” secara harfiah berarti “melindungi keindahan”.]]
* Penulisan [[kata]] memakai aksara [[kanji]] yang melambangkan bunyi [[fonetik]] dan mengabaikan arti [[harafiah]] yang dikandung aksara tersebut.
:[[Sushi]] ditulis secara ateji sebagai {{nihongo|寿司||"su" dan "shi"}} memakai dua aksara kanji yang tidak ada hubungannya dengan makanan.
* Dalam arti luas mencakup ''[[jukujikun]]'' atau penulisan kata memakai aksara kanji dengan mengambil arti harafiah yang dikandung aksara tersebut.
:Pohon [[mapel]] (''maple'') ditulis secara ateji sebagai {{nihongo|紅葉|momiji}} tetapi dapat juga dibaca sebagai "kōyō" (daun warna merah di musim gugur).
 
Cara ateji untuk menulis kata-kata serapan dari bahasa asing sudah digantikan dengan aksara [[katakana]], walaupun kata-kata serapan dari zaman dulu yang ditulis secara ateji masih bisa dijumpai sekarang.
 
Dalam [[bahasa Jepang]] modern, {{nihongo|‘ateji'|当て字, 宛字 {{lang|enid|oratau}} あてじ|extra={{IPA-ja|a̠te̞ʑi|lang}}| "karakter yang dipanggil"}} pada prinsipnya merujuk pada [[kanji]] yang digunakan secara fonetik untuk menuliskan kata-kata asli atau pinjaman dengan tidak memperhatikan makna asli dari karakter tersebut. Ini mirip dengan [[man'yōgana]] di [[Bahasa Jepang Kuno]]. Sebaliknya ateji juga mengacu pada kanji yang digunakan secara semantis tanpa memperhatikan pembacaan.
Sewaktu menulis kata serapan, aksara kanji sering dipilih untuk menggambarkan nuansa. Penulisan ateji untuk {{nihongo|'''klab''' atau '''klub'''|倶楽部|kurabu}} memakai tiga aksara kanji yang berturut-turut berarti "bersama," "bersenang-senang," dan "tempat". Kata serapan {{nihongo|'''mantel hujan'''|合羽|kappa}} (asal kata: "capa" dari [[bahasa Portugis]]) terdiri dari dua aksara kanji yang berarti "sayap yang bertemu".
Misalnya, kata [[sushi]] sering ditulis dengan ateji 寿司. Meskipun keduanya masing-masing dibaca ''su'' dan ''shi'', namun secara harfiah keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan makanan. Karakter 寿 berarti "rentang kehidupan alami seseorang" dan 司 berarti "untuk mengelola". Penggunaan ateji sebagai sarana untuk menuliskan kata-kata pinjaman kini telah digantikan oleh [[katakana]], meskipun banyak ateji yang diciptakan pada era sebelumnya masih tetap “hidup”.
 
{{bahasa-stub}}
 
[[Kategori:Kanji]]
 
{{italic title}}
[[File:護美入れ(7077056371).jpg|thumb|Bentuk ateji dari tong sampah (ゴミ入れ, gomi-ire) adalah 護美入れ. Dimana kata “護美” secara harfiah berarti “melindungi keindahan”.]]
Dalam [[bahasa Jepang]] modern, {{nihongo|‘ateji'|当て字, 宛字 {{lang|en|or}} あてじ|extra={{IPA-ja|a̠te̞ʑi|lang}}| "karakter yang dipanggil"}} pada prinsipnya merujuk pada [[kanji]] yang digunakan secara fonetik untuk menuliskan kata-kata asli atau pinjaman dengan tidak memperhatikan makna asli dari karakter tersebut. Ini mirip dengan [[man'yōgana]] di [[Bahasa Jepang Kuno]]. Sebaliknya ateji juga mengacu pada kanji yang digunakan secara semantis tanpa memperhatikan pembacaan.
Misalnya, kata [[sushi]] sering ditulis dengan ateji 寿司. Meskipun keduanya masing-masing dibaca su dan shi, namun secara harfiah keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan makanan. Karakter 寿 berarti "rentang kehidupan alami seseorang" dan 司 berarti "untuk mengelola". Penggunaan ateji sebagai sarana untuk menuliskan kata-kata pinjaman kini telah digantikan oleh [[katakana]], meskipun banyak ateji yang diciptakan pada era sebelumnya masih tetap “hidup”.
== Penggunaan ==
Ateji saat ini digunakan secara konvensional untuk kata-kata tertentu, seperti 寿司 (sushi), meskipun kata-kata ini dapat ditulis dalam hiragana (terutama untuk kata-kata Jepang asli), atau katakana (terutama untuk kata-kata pinjaman), tergantung selera sang penulis. Ateji sering dijumpai pada plakat toko tradisional dan daftar menu tradisional. Misalnya, kōhī, kata pinjaman Jepang untuk "kopi", umumnya ditulis menggunakan katakana コーヒー, tetapi pada plakat dan menu kedai kopi, sering ditulis dengan ateji 珈琲.
Penggunaan ateji membuat sebuah karakter kanji yang awalnya tak berarti menjadi berarti, bahkan melebihi ekspetasi. Contohnya adalah ateji {{Nihongo||亜細亜|ajia}} digunakan untuk menulis [[Asia]]. Kata tersebut sekarang dianggap kuno, tetapi karakter 亜 telah mendapatkan arti "Asia" dalam gabungan kata seperti {{Nihongo||東亜|tōa|Asia Timur}}, walau sebetulnya makna asli dari karakter 亜 adalah "berikutnya" (dan berlanjut). Contoh lain adalah ateji {{Nihongo||亜米利加|amerika|Amerika}}. Dari ateji tersebut terciptalah kata {{Nihongo||米国|beikoku}}. Walaupun secara harfiah berarti "negara beras" tetapi makna yang dimaksud adalah [[Amerika Serikat]].
Cara ateji untuk menulis kata-kata serapan dari bahasa asing sudah digantikan dengan aksara [[katakana]], walaupun kata-kata serapan dari zaman dulu yang ditulis secara ateji masih bisa dijumpai sekarang.
Ketika menggunakan ateji untuk mewakili kata pinjaman, kanji kadang-kadang dipilih untuk kedua nilai semantik dan fonetik mereka, suatu bentuk pencocokan fonologis-semantik. Contohnya adalah 倶楽部 (kurabu) untuk [[klub]], di mana masing-masing karakter secara bebas dan berurutan dapat ditafsirkan sebagai "bersama", "menyenangkan", dan "tempat". Contoh lain adalah 合羽 (kappa), sejenis [[jas hujan]] dalam [[bahasa Portugis]]. Kata tersebut dapat berarti "sayap bersatu", karena kappa runcing berbentuk menyerupai burung dengan sayap terlipat bersama.
Sewaktu menulis kata serapan, aksara kanji sering dipilih untuk menggambarkan nuansa. Penulisan ateji untuk {{nihongo|'''klab''' atau '''klub'''|倶楽部|kurabu}} memakai tiga aksara kanji yang berturut-turut berarti "bersama," "bersenang-senang," dan "tempat". Kata serapan {{nihongo|'''mantel hujan'''|合羽|kappa}} (asal kata: "capa" dari [[bahasa Portugis]]) terdiri dari dua aksara kanji yang berarti "sayap yang bertemu", karena kappa runcing berbentuk menyerupai burung dengan sayap terlipat bersama.
* Dalam arti luas mencakup ''[[jukujikun]]'' atau penulisan kata memakai aksara kanji dengan mengambil arti harafiah yang dikandung aksara tersebut.Pohon [[mapel]] (''maple'') ditulis secara ateji sebagai {{nihongo|紅葉|momiji}} tetapi dapat juga dibaca sebagai "kōyō" (daun warna merah di musim gugur).
 
== Sejarah ==
Penggunaan ateji dimulai bersamaan dengan pengenalan karakter Cina ke Jepang. Di masa itu, ateji memiliki dua sisi. Di satu sisi, para sarjana dan biarawan menggunakan karakter kanji sebagai alat bantu terjemahan di antara teks-teks Cina. Di sisi lain, penyair hanya menggunakan kanji secara fonetis untuk ditulis dalam bahasa Jepang. Banyak karakter berbeda yang memiliki pengucapan yang sama.
Dari sisi yang terakhir inilah, muncul sistem penulisan 万葉仮名 [[man'yōgana]] (alfabet dari segudang daun). [[Kana]] Jepang modern ([[hiragana]] dan [[katakana]]) dikembangkan sebagai penyederhanaan organik dari man'yōgana yang akhirnya dikodifikasikan.
Di [[era Meiji]] hingga pertengahan abad ke-20, Ateji banyak digunakan untuk menuliskan kata-kata serapan dari Bahasa Sansekerta, [[Bahasa Portugis]], dan [[Bahasa Belanda]]. Sekarang, sebagian besar kata serapan tersebut telah digantikan oleh katakana.
 
=== Serapan Sansekerta ===
Dalam bahasa Jepang [[Buddha]], istilah [[Bahasa Sansekerta]] yang digunakan dalam beberapa nyanyian juga berasal dari ateji tetapi tidak disebut demikian. Teks-teks Buddhis ini diterjemahkan ke dalam bahasa Cina (dalam gaya sastra Cina) di Tiongkok sejak lama. Aturan penerjemahan untuk mantra bukan untuk menerjemahkan mantra, melainkan untuk menggambarkannya secara fonetis dengan karakter Cina. Untuk sutra, mereka diterjemahkan ke dalam Bahasa Sastra Cina (Wenyan). Istilah {{nihongo|prajñāpāramitā|般若波羅蜜多|hannya-haramita|}} dan {{nihongo|samyaksaṃ-bodhi|三藐三菩提|sanmyakusanbodai|}}, atau "Kesempurnaan Kebijaksanaan" dan "Sepenuhnya Tercerahkan", keduanya muncul di [[Sutra Hati]], tetapi ditulis menggunakan ateji.
 
== Konsep terkait ==
=== Kata-kata pinjaman satu karakter ===
Baris 35 ⟶ 28:
Beberapa simbol non-kanji atau singkatan karakter Latin juga memiliki pembacaan kata pinjaman, seringkali cukup panjang; contoh umum adalah '%' (tanda persen), yang memiliki pembacaan lima kana パーセント, sedangkan kata "sentimeter" umumnya ditulis "cm" (dengan dua karakter half-width, sehingga menempati satu ruang) atau センチメートル (juga dapat ditulis 糎, seperti kata “kilometer” di atas, meskipun ini sangat jarang). Banyak istilah pengukuran yang dipinjam dapat ditulis sebagai singkatan kecil yang dimasukkan ke dalam satu ruang karakter yang disebut {{nihongo|Platform-dependent Characters|環境依存文字}}: ㌢ (untuk sentimeter; senchi), ㌔ (untuk kilo; kiro), dll.
Dalam beberapa kasus, etimologi suatu kata tidak jelas, dan karenanya apakah istilah itu adalah pinjaman atau tidak dapat ditentukan. Salah satu contohnya adalah {{nihongo||片、枚、ビラ|bira|bill, flyer, leaflet}}, yang mungkin berasal dari bahasa Jepang asli {{nihongo||片、枚|hira}} atau {{nihongo|びらびら|bira-bira}}, atau mungkin dari bahasa Inggris "tagihan"; saat ini sering ditulis dalam katakana.
 
=== Kanbun ===
Sesekali ada ejaan yang berasal dari [[Kanbun]] (bentuk bahasa Jepang dari sastra Cina), di mana bentuk kanji mengikuti sastra Cina, tetapi pelafalannya mengikuti bahasa Jepang. Contohnya adalah menulis 不〜 ("tidak") sebelum kanji untuk kata kerja, sesuai dengan infleksi kata kerja 〜ず – misalnya, menulis 不知 untuk 知らず shi-razu "tidak mengetahui". Kata 不知 dibaca shirazu (seolah-olah itu adalah kata kerja bahasa Jepang asli), meskipun dalam kasus ini 不知 juga merupakan kata Sino-Jepang (kata benda), dibaca sebagai fuchi, yang berarti "ketidaktahuan". Ini terutama ditemukan dalam literatur yang lebih tua, tetapi kadang-kadang digunakan dalam berbagai ejaan kata-kata sehari-hari, seperti 親不知 oya-shirazu (gigi bungsu).
 
==Lihat Juga==
* [http://www.eastasiareview.org/issues/2010/lewis.shtml Painting Worlds and Words] oleh Mia Lewis
 
{{Bahasa Jepang}}
 
==Rujukan==
{{Reflist}}
 
{{bahasa-stub}}