Kukang jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 49:
Seperti [[loris]] lain, kukang jawa adalah [[nokturnal]] dan arboreal, mengandalkan tanaman merambat dan [[liana]].<ref name=IUCN/> Namun, hewan telah diamati bergerak di tanah untuk menyeberang ruang terbuka di habitat terganggu.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Kukang jawa bergerak melalui [[kanopi (biologi)|kanopi]] di ketinggian antara 3 dan 22&nbsp;m dan sering dijumpai di ketinggian antara 1,5 dan 9,5&nbsp;m.<ref name=IUCN/>
 
Kukang jawa memakan buah, kadal, telur, dan biji cokelat.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Ia juga dikenal untuk memakan [[gum alami|gum]] pohon dari genus ''[[Albizia]]'', dalam famili kacang-kacangan, [[Fabaceae]], serta dari genus palem ''[[Arenga]]'' (famili [[Arecaceae]]).{{Sfn|Nekaris|Starr|Collins|Wilson|2010|p=157}} Kukang jawa terlihat sendiri atau berpasangan dan kadang-kadang ditemukan tidur dalam kelompok. Bukannya tidur di lubang sarang, mereka tidur meringkuk di cabang.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Seperti kukang lainnya, kukang jawa memiliki panggilan khas yang menyerupai peluit frekuensi tinggi.{{Sfn|Nekaris|Blackham|Nijman|2008|p=743}} Spesies ini adalah inang untuk [[cacing pipih]] parasit, ''[[Phaneropsolus oviforme]]''.{{Sfn|Dawes|2011|p=384}}
 
== Distribusi ==
Spesies ini hanya ditemukan di bagian barat dan tengah dari pulau Jawa di [[Indonesia]].<ref name=IUCN/> Keberadaannya telah dikonfirmasi di [[Pegunungan Dieng]], dan dikenal dapat ditemukan di kepadatan rendah di [[Taman Nasional Gunung Gede Pangrango]] (di [[hutan awan]] [[pegunungan]]) dan [[Taman Nasional Gunung Halimun Salak]], seringkali hanya ditemukan pada tempat yang memiliki sedikit gangguan manusia.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}} Kukang jawa mendiami baik hutan terganggu primer dan sekunder, dan dapat ditemukan dari permukaan laut sampai ketinggian 1.600&nbsp;m, meskipun lebih umumnya ditemukan pada ketinggian yang lebih tinggi karena ketinggian rendah cenderung tak berpohon.<ref name=IUCN/> Sebuah studi pada tahun 2000 menunjukkan bahwa selain hutan primer dan sekunder, kukang jawa dapat ditemukan di hutan bambu, hutan [[bakau]], dan di perkebunan—khususnya perkebunan cokelat. Pada tahun 2008, mereka diamati di Jawa Barat menempati kebun rumah tanaman campuran, mentoleransi gangguan manusia tingkat tinggi.{{Sfn|Nekaris|Munds|2010|p=388}}
 
=== '''Berbisa''' ===
Kukang adalah satu-satunya primata berbisa<ref>{{Cite journal|last=Nekaris|first=K. Anne-Isola|last2=Moore|first2=Richard S.|last3=Rode|first3=E. Johanna|last4=Fry|first4=Bryan G.|date=2013-09-27|title=Mad, bad and dangerous to know: the biochemistry, ecology and evolution of slow loris venom|url=https://doi.org/10.1186/1678-9199-19-21|journal=Journal of Venomous Animals and Toxins including Tropical Diseases|volume=19|issue=1|pages=21|doi=10.1186/1678-9199-19-21|issn=1678-9199|pmc=PMC3852360|pmid=24074353}}</ref>. Di kukang liar, gunakan racun untuk kompetisi intraspecific. Racun membantu perkelahian untuk makanan, makanan, dan pasangan. Kukang dapat menyebabkan luka bernanah, nekrosis dan merupakan penyebab utama kematian kukang di pusat penyelamatan dan kebun binatang. Racun kukang terdiri dari cairan kelenjar brakial dan air liur - komponen ini dapat bertindak secara terpisah; atau dikombinasikan untuk menciptakan racun yang lebih kuat. Racun kukang dapat dibuktikan melalui anateis labratori, metode etnoprimatologi, dan pengamatan ekologi sebagai zat berbahaya. Dalam kukang liar tidak akan secara alami bersentuhan dengan manusia - perdagangan hewan peliharaan ilegal memaksa kontak semacam itu dan mempertaruhkan nyawa manusia. Kukang memiliki gigitan yang dapat membunuh manusia. Jika kukang menggigit manusia, ada berbagai komplikasi medis; yang paling parah termasuk syok anaphalactic yang mengancam jiwa dan kerusakan permanen; kematian telah dilaporkan. Lories yang lambat tetap beracun, dan berbahaya bahkan jika mereka tidak memiliki gigi.istribusi
 
== Konservasi ==