Mitos penciptaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Image:God2-Sistine Chapel.png|right|360px|thumb|Lukisan ''Penciptaan [[Adam]]'' karya [[Michelangelo]].]]
[[Berkas:Creation of Eve.jpg|right|360px|thumb|Lukisan ''Penciptaan [[Hawa]]'' karya [[Michelangelo]].]]
Setiap [[kebudayaan]] dan [[bangsa]] mempunyai '''mitos penciptaan'''-nya masing-masing. Mitos-mitos ini berkembang sebagai upaya setiap bangsa untuk menjawab pertanyaan mengenai asal-usul [[manusia]] dan tempat tinggalnya, atau penyebab makhluk hidup berada di muka [[bumi]].
 
Suku [[Minahasa]] mempunyai cerita tentang Toar dan Lumimuut yang digambarkan sebagai nenek moyang mereka. Orang Batak percaya bahwa mereka adalah keturunan satu leluhur yang bernama [[Si Raja Batak]].
 
Suku [[Lakota]] di [[Amerika]] percaya bahwa sebelum bumi diciptakan, dewa-dewa tinggal di surga sementara manusia hidup di dunia bawah yang tidak mempunyai budaya.
Baris 14 ⟶ 15:
=== Islam ===
 
Agama [[Islam]] percaya akan kisah Nabi [[Adam]] dan [[Hawa]] yang disebutkan pada [[Al Baqarah]] ayat 30-39. Sebagai terjemahan yang digunakan adalah Tafsir Al Misbah yang ditulis oleh Quraish Shihab. Ayat 30 berbunyi sebagai berikut :
 
<div align="center" style="float:clear;">
Baris 24 ⟶ 25:
</div>
 
Dari ayat diatas tampak bahwa [[malaikat]] mempunyai dugaan bahwa khalifah yang akan diciptakan [[Allah]] ini adalah mahluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan [[darah]] dalam perselisihan. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa perbuatan itu juga dilakukan bangsa [[jin]] yang dulunya mendiami bumi sebelum manusia,. sesudahSesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil .
 
Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan pengalaman makhluk sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari sebutan [[khalifah]] itu sendiri. Arti kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian pasti ada diantara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah. Manusia tetap akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut (QS 2:31-33) ini:
Baris 41 ⟶ 42:
Kemudian manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh Allah untuk tinggal di [[surga]]. Di dalam surga, Allah memberi karunia yang banyak, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya. Mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah melarang Adam dan pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon untuk tidak boleh didekati.
 
Ketika ada larangan tersebut, justru manusia semakin penasaran terhadap hal itu. Keinginan tahuan sebagai akibat dari potensi pengetahuan yang diberikan oleh Allah dapat membawa manusia untuk menerobos larangan yang diberikan-Nyamelanggarnya. Manusia melakukannya dengan tidak sengaja. Semua dikarenakan lemahnya manusia terhadap godaan [[setan]]. Ternyata Allah tidak membiarkan Adam dalam kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya beberapa kalimat yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan. Allah tahu bahwa bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikan-Nya, tersembunyi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia. Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi manusia yang terjerumus untuk kembali kepada-Nya. AsalkanBeliau berjanji bahwa bila manusia mau mengakui kelemahannya dan menerima petunjuk dari Allah, maka Allah akan mengizinkan manusia itu mencapai keberhasilan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.
 
=== Agama Hindu ===
Baris 55 ⟶ 56:
Kehidupan dimulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Sebelum manusia diciptakan, terlabih dahulu Brahman dalam wujud sebagai [[Brahma]], menciptakan para [[gandharwa]], [[pisaca]], [[makhluk gaib]], dan sebagainya. Setelah itu terciptalah tumbuhan dan binatang. [[Manusia]] tercipta sesudah munculnya tumbuhan dan binatang di muka bumi. Karena memiliki unsur-unsur yang menyusun alam semesta, maka manusia disebut Bhuwana Alit, sedangkan jagat raya disebut Bhuwana Agung.
 
Menurut kepercayaan [[Hindu]], [[manusia]] pertama adalah "Swayambu Manu". Nama ini bukan nama seseorang, melainkan nama [[spesies]]. Swayambu Manu secara [[harfiah]] berarti "makhluk berpikir yang menjadikan dirinya sendiri".
 
== Pranala luar ==