Carita Purnawijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kumincir (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 16:
Carita Purnawijaya ini merupakan sebuah gubahan teks Jawa Kuno yang berjudulkan [[Kuñjarakarna]]. Cerita ini mengenai sang Kuñjarakarna, seorang yaksa (sejenis raksasa) yang bertapa karena ingin menebus dosanya. Cerita Sunda Kuno ini berbeda secara signifikan dari cerita Jawa Kuno ini. Di mana cerita Jawa Kuno ini terdiri dari dua bagian dan merupakan sebuah cerita yang bernapaskan agama Buddha, karakter Buddhis pada cerita Sunda Kuno ini sudah hilang sama sekali. Lalu cerita Sunda ini hanya terdiri dari satu bagian saja.
 
Dua bagian cerita Kuñjarakarna ini ialah perjalanan Kuñjarakarna ke neraka. Kuñjarakarna bertapa dan mendapatkan berkah dari Wairocana atau sang Buddha untuk bisa melihat neraka. Di sana ia melihat bagaimana orang-orang berdosa disiksa. Lalu ia melihat sebuah ketel besarbes
ar di mana orang-orang berdosa ini direbus. Lalu ia melihat sebuah ketel baru yang sedang disiapkan, ternyata ketel ini diperuntukkan untuk Purnawijaya. Purnawijaya adalah sahabat karib Kuñjarakarna yang akan meninggal dalam waktu beberapa hari. Kuñjarakarna terkejut dan meminta kepada sang Buddha apakah ia bisa memperingatkan kawannya. Oleh sang Buddha ia diperbolehkan, namun Purnawijaya tidak boleh menghindari hukuman. Meskipun begitu hukumannya diperpendek, dari 100 tahun menjadi sepuluh hari. Setelah masa ini berlalu, Purnawijaya diperkenankan kembali ke bumi dan kembali ke istrinya, Kusumagandhawati. Lalu cerita berakhir dengan Kuñjarakarna dan Purnawijaya dan bersama-sama bertapa samadi di lereng gunung Semeru.
 
Bahwa teks Sunda Kuno ini memiliki hubungan erat dengan teks Jawa Kuno Kuñjarakarna, bukanlah sebuah kebetulan. Sebab naskah tertua Kuñjarakarna yang memuat teks Jawa ini, dan yang sekarang disimpan di perpustakaan Universitas Leiden sebagai [[Naskah Leiden Or 2266]] diperkirakan oleh para pakar berasal dari Jawa Barat.