Demokrat Kristen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
Pada 1870-an, Katholikisme mulai membuka diri pada proses politik (disebut sebagai Katholikisme politis), yang dasarnya adalah demi kebaikan [[Gereja]] untuk dapat berpatisipasi dalam proses politik dunia modern, baru kemudian Katholik kembali menjadi kekuatan politik yang signifikan, terutama di [[Jerman]], [[Belgia]], [[Austria]], dan [[Swiss]]. Gerakan ini cenderung memiliki tujuan yang menentang [[sekulerisme]] dan [[liberalisme]], memperjuangkan hukum pernikahan sipil, kebijakan pendidikan yang diatur oleh negara, dan kebijakan lainnya yang menunjukkan watak [[reaksioner]]. Keanggotaannya pun masih eksklusif, karena diharuskan seorang yang menjadi anggota dari Gereja dan tentu beriman. Gerakan ini belum atau tidak menunjukkan komitmen untuk berdamai dengan [[demokrasi]]. Tujuan geraka ini hanya sekedar untuk mengembalikan dan mendapatkan posisi istimewa dalam negara dan mampu membuat kebijakan yang menguntungkan bagi Gereja, hal ini terjadi karena kelompok [[kiri-tengah]] selalu membawa isu-isu pemisahan antara Gereja dengan negara, sehingga muncul perlawanan balik dari Gereja.<ref>Ian Adams, Ideologi Politik Muktahir, diterjemahkan dari judul asli, Political Ideology Today, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 112</ref>
 
Gerakan politik awal dari Katholikisme memang menentang [[kapitalisme]] dan [[sosialisme]], karena keduanya mendasari ajaran pada nilai-nilai [[materialisme]] yang meminggirkan kekuasaan [[Tuhan]] dan juga hanya menganggap materi itulah yang menyebabkan [[konflik sosial]]. Meskipun begitu, Katholikisme pada tahap ini memberikan simpati pada kelompok petani dan pengrajin yang mandiri, tidak terikat pada [[korporasi kapitalis]] ataupun [[serikat pekerja]], petani dan pengrajin ini tergabung dalam sebuah serikat [[gilda (perhimpunan)|guildagilda]] yang sesuai dengan ensiklik Katholik.<ref>Ian Adams, Ideologi Politik Muktahir, diterjemahkan dari judul asli, Political Ideology Today, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 112</ref>
 
Pada 1914, mulai ada kemajuan, [[Katholikisme]] mulai menunjukkan akan berdamai dengan [[kapitalisme]], karena muncul paradigm bahwa sistem ekonomi [[sosialisme]] menjadi sistem ekonomi yang lebih berbahaya ketimbang [[kapitalisme]], sementara agar kelompok petani dan pekerja Katholik yang tidak terhisap oleh keserakahan kapitalisme, maka kelompok Katholik berusaha mempertahankan posisi mereka dalam sistem.<ref>Ian Adams, Ideologi Politik Muktahir, diterjemahkan dari judul asli, Political Ideology Today, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 113</ref>