Rusa bawean: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ubah kategori
k Dikembalikan ke revisi 13401158 oleh Murbaut (bicara).
Tag: Pembatalan
Baris 19:
}}
 
'''Rusa bawean''' (''Axis kuhlii'') adalah jenissejenis [[rusa]] asli [[Indonesia]] yang pertama kali diidentifikasi pada 1845 sebagai ''Cervus kuhlii''; saat ini hanya ditemukan di Pulau [[Bawean]] di tengah [[Laut Jawa]], Secara administratif pulau ini termasuk dalam Kabupaten [[Gresik]], Provinsi [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Spesies ini tergolong langka dan diklasifikasikan sebagai "terancam punah" oleh [[IUCN]]. Populasinya diperkirakan hanya tersisa sekitar 300 ekor di alam bebas. Rusa Bawean hidup dalam kelompok kecil yang biasanya terdiri atas rusa betina dengan anaknya atau jantan yang mengikuti betina untuk kawin. Mereka tergolong hewan nokturnal atau aktif mencari makan di malam hari.
 
== Fisik ==
Tinggi rusa bawean jantan dilaporkan sekitar 60–70 cm. EkorPanjang Rusa Bawean berwarna cokat namun pada bagian dalamnya berwarna putih dengan panjangekor 20  cm. Panjang dari kepala dan tubuh 105 – 140 cm. Bobot dewasa 50 –6050–60 kg. RambutnyaRusa ini berwarna coklat. pendekPejantannya kecualimemiliki bagiantanduk leher,bercabang rambuttiga areayang matadapat berwarnatumbuh putih,sepanjang dan25–47 cm. areaTanduk mulutini berwarnadipergunakan putihpejantan yanguntuk dipisahkanmemenangkan garisbetina warnadi coklatmusim gelapkawin.
 
Pejantannya memiliki tanduk bercabang tiga yang dapat tumbuh sepanjang 25 –47 cm. Tanduk ini dipergunakan pejantan untuk memenangkan betina di musim kawin. Tanduk mulai tumbuh saat rusa berumur 8 bulan; awalnya berupa tonjolan disamping dahi lalu tumbuh memanjang pada usia 20 – 30 bulan dan akan lepas untuk diganti dengan tanduk yang memiliki 1 cabang. Proses tanggalnya tanduk akan terus terjadi hingga tanduk bercabang 3 saat usia 7 tahun. Bahu depan Rusa Bawean lebih rendah dari bagian belakang sehingga terlihat seperti menunduk. Rusa ini memiliki gigi taring pada rahang bawahnya. Anak Rusa Bawean memiliki totol – totol yang akan menghilang saat beranjak dewasa.
 
== Musim Kawin ==
Rusa Bawean tidak memiliki musim kawin yang tetap; namun berdasar penelitian yang dilakukan, musim kawin Rusa Bawean berkisar dari Juli – November. Pejantan akan memikat betina dengan perkelahian antar pejantan. Sebelum berkelahi, pejantan akan menggosokan tanduknya pada batang pohon yang menjadi tanda bagi rusa betina untuk mengetahui adanya pejantan; sementara rusa betina akan mengeluarkan cairan yang memiliki bau tertentu untuk menarik pejantan. Kehamilan Rusa Bawean terjadi selama 7 – 8 bulan yaitu Februari – Juni; yang biasanya sedang musim hujan sehingga banyak tumbuhan yang tersedia bagi anak maupun induk.
 
== Populasi ==
Populasi Rusa Bawean diperkirakan tidak banyak; pada 1928 diadakan ekspedisi untuk meneliti rusa ini dihabitat aslinya namun Rusa Bawean lebih menyukai daerah yang bersemak dan bersembunyi sehingga sulit ditemukan. Berdasar survey yang dilakukan pada September 1977 – Mei 1979, populasi Rusa Bawean adalah 200 – 400 ekor namun hanya 102 ekor yang berada dipenangkaran; penurunan populasi terjadi karena pada 1934 dan 1960, terjadi penebangan hutan besar – besaran untuk membuka lahan menanam pohon jati serta perburuan liar sehingga populasinya menurun.
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.ultimateungulate.com/Artiodactyla/Axis_kuhlii.html ultimateungulate.com]
* Rusa Bawean, Kompas 19 Januari 2011.
* [http://rusabawean.com/tentang-rusa-bawean-lengkap.html rusabawean.com]
{{hewan-stub}}
 
Baris 43 ⟶ 34:
[[Kategori:Cervidae]]
[[Kategori:Axis]]
[[Kategori:Satwa liar dilindungi di Indonesia]]