Sri Baduga Maharaja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
 
:Ia berani menghadapi pasukan besar [[Majapahit]] yang dipimpin oleh sang Patih [[Gajah Mada]] yang jumlahnya tidak terhitung. Oleh karena itu, ia bersama semua pengiringnya gugur tidak tersisa.
 
:Dalam budaya Sunda, Nama Siliwangi atau tepatnya Silihwangi (berasal dari kata "Silih" dan "Wawangi") mengandung makna mendalam yang tidak hanya disejajarkan sebagai nama-nama Raja Sunda, tetapi juga bermakna ajaran (dalam basa Sunda ''Ageman") yang mengajarkan konsep "Welas Asih" atau "Kasih Sayang" melalu pesan Silih; Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh, dan Silih Wawangi. Dalam praktek pelaksanaannya, ajaran (ageman) ini mengajarkan manusia agar mampu melakukan dan melaksanakan fungsi sejatinya sebagai Mahluk Sosial, melalui ajaran sbb :
"Nulung kanu butuh, nalang kanu susah, nyaangan kanu poekeun, maturan kanu sieuneun, deudeuh nyaah kanu leutik" artinya menolong orang yang membutuhkan pertolongan, membantu orang yang kesusahan, memberikan petunjuk/pelita kepada orang yang tersesat, menjaga dan menemani orang yg sedang dalam ketakutan/kebingungan, penuh kasih sayang kepada fakir miskin"
 
:Ia senantiasa mengharapkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup rakyatnya di seluruh bumi Tatar Sunda. Kemasyurannya sampai kepada beberapa negara di pulau-pulau Dwipantara atau Nusantara namanya yang lain. Kemashuran Sang Prabu Maharaja membangkitkan (rasa bangga kepada) keluarga, menteri-menteri kerajaan, angkatan perang dan rakyat Tatar Sunda. Oleh karena itu, nama Prabu Maharaja mewangi. Selanjutnya ia di sebut Prabu Wangi. Dan keturunannya lalu disebut dengan nama Prabu Siliwangi. Demikianlah menurut penuturan orang Sunda".[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Beschreven steen in Batoetoelis de batu tulis TMnr 60016460.jpg|thumb|right|385x385px|[[Prasasti Batutulis]] di Bogor menyebutkan keagungan [[Kerajaan Sunda|Sri Baduga Maharaja]] dalam sejarah.]]