Christine Hakim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 37:
Tahun berikutnya, Christine membintangi film yang disutradarai Teguh Karya lainnya, ''Kawin Lari''. Pengalaman itu memberinya pemahaman yang lebih besar tentang akting, yang menyebabkannya "melihat kehidupan dari perspektif berbeda dalam mempelajari karakter [nya]." Diikuti oleh peran pada tahun 1976, ''Sesuatu yang Indah'', disutradarai oleh [[Wim Umboh]]. ''Sesuatu yang Indah'' adalah film pertama di mana Christine menggunakan suaranya sendiri; suaranya telah [[Pengisi suara|diisi]] oleh [[Titi Qadarsih]] dalam film sebelumnya; suara Hakim sendiri dianggap "terlalu berat."{{sfn|Emond 2011-03-24, Consistently Christine}} Tahun berikutnya, ia berperan dalam film ''[[Badai Pasti Berlalu (film)|Badai Pasti Berlalu]]'', tampil pada poster dan sampul [[Badai Pasti Berlalu (album)|album lagu tema film tersebut]].{{sfn|Ginting|2009|pp=195-199}}
 
Christine menampilkan 14 film Indonesia dalam [[Festival Tiga Benua|Festival Tiga Benua Nantes]] pada November 1983; ia berperan dalam setengah dari film-film tersebut. Dua tahun kemudian ia menjadi pengamat di [[Festival Film Cannes]], menjalin hubungan kerja dengan Pierre Risient, yang kemudian membantunya membawa filmnya ke Cannes.{{sfn|Helmi 2005-04-03, Christine Hakim}}
 
Salah satunya adalah film [[Eros Djarot]] tahun 1988, ''[[Tjoet Nja' Dhien]]'', di mana Christine berperan sebagai pemimpin [[Perang Aceh|gerilya]] [[Orang Aceh|Aceh]], [[Cut Nyak Dhien]]. Film tersebut memenangkan penghargaan pada Festival Film Cannes 1989 sebagai Best International Film,{{sfn|Siapno|2006|p=25}} ditayangkan pada ''Le Semaine de Critique''.{{sfn|Helmi 2005-04-03, Christine Hakim}} Christine kemudian menggambarkan peran sebagai suatu "kehormatan besar" dan "sangat menantang"; ia telah mengkreditkan peran tersebut untuk menjawab pertanyaannya tentang identitasnya.{{sfn|Webb 2010-12-08, Christine Hakim}} Film ini kemudian menjadi [[Daftar perwakilan Indonesia pada Penghargaan Akademi untuk Film Berbahasa Asing Terbaik|perwakilan Indonesia]] pada [[Academy Awards ke-62]] untuk [[Film Berbahasa Asing Terbaik (Oscar)|Film Berbahasa Asing Terbaik]].{{sfn|Tempo 1989-11-18, Pacar}}
Baris 53:
Pengalaman Hollywood pertama Christine datang pada tahun 2010, ketika Christine berperan sebagai Wayan, seorang penjual [[jamu]] asal [[Orang Bali|Bali]], bersama [[Julia Roberts]] dalam film ''[[Eat Pray Love]]''. Sesampainya di [[Bali]] tiga hari sebelum syuting, ia mendapati dirinya bergegas untuk membaca naskah, menyesuaikan diri, dan menyingkirkan rambut hijau miliknya. Dia bertemu dengan orang yang karakternya didasarkan untuk mempersiapkan perannya.{{sfn|Webb 2010-12-08, Christine Hakim}} Di tahun yang sama, Christine menerima Penghargaan [[FIAPF]] untuk "pencapaiannya yang luar biasa"; ia membandingkan penghargaan tersebut dengan [[Viagra]], mengatakan bahwa hal ini "membuat [nya] kuat untuk memuaskan [penonton]".{{sfn|Webb 2010-12-08, Christine Hakim}}
 
Christine juga seorang pembuat film dokumenter. Ia telah membuat film dokumenter tentang [[Situs Warisan Dunia UNESCO]] di Indonesia,{{sfn|Webb 2010-12-08, Christine Hakim}} dan pada tahun 2011 menghasilkan film dokumenter tentang [[autisme]] untuk "mendidik masyarakat" yang dirilis bertepatan dengan [[Hari Kesadaran Autisme Sedunia]].{{sfn|Sabarine 2011-04-13, A beautiful mind}} {{As of|Mei 2011}}, ia memproduksi film dokumenter mengenai [[Suku Dayak|orang Dayak]] [[Kalimantan]]. Ia tengah mempertimbangkan untuk membuat film fiksi berdasarkan budaya mereka.{{sfn|The Jakarta Post 2011-05-26, Hakim takes}}
 
Di tahun 2016, Christine menerima secara langsung penghargaan pencapaian seumur hidup dari [[Festival Film Indonesia 2016|Festival Film Indonesia]] atas kontribusinya bagi Perfilman Indonesia.{{sfn|Wahyuningrum 2016-11-06, FFI 2016}} Tahun berikutnya, ia kembali dianugerahi penghargaan pencapaian seumur hidup dari [[Indonesian Movie Actors Awards 2017|Indonesian Movie Actors Awards]]. Christine, namun, tidak dapat menerima penghargaan tersebut secara langsung karena tengah berada di Cannes.{{sfn|Riandi 2017-05-19, IMAA 2017}}
Baris 157:
{{refbegin}}
* {{cite book |last1=Ginting |first1=Asrat |title=Musisiku |trans-title=My Musician |url=https://books.google.ca/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA295&dq=Guruh+Gipsy#v=onepage&q=%22Guruh%20Gipsy%22&f=false |year=2009 |publisher=[[Republika]] |location=Jakarta |isbn=978-979-1102-52-0 |oclc=227000099 |ref=harv|display-authors=etal}}
* {{cite book |title=Gender, Islam, nationalism and the state of Aceh |last=Siapno |first=Jacqueline Aquino |authorlink= |year=2006 |publisher=Routledge-Curzon |language=en |location=London |isbn=978-0-7007-1513-8|ref=harv |page= |pages= |url=https://books.google.com/books?id=4DHFijnwBk4C&pg=PA25&lpg=PA25&dq=%22Cut+Nyak+Dhien%22+1908#v=onepage&q=%22Cut%20Nyak%20Dhien%22%201908&f=false |accessdate=}}
{{refend}}