Hamengkubuwana III: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Sri Sultan Hamengkubuwana III''' (lahir: [[Yogyakarta]], [[1769]] – wafat: [[Yogyakarta]], [[1814]] adalah raja [[Kesultanan Yogyakarta]] yang memerintah dalam dua periode, yaitu tahun [[1810]] – [[1811]] dan [[1812]] – [[1814]].
'''Hamengkubuwana III''' ([[1769]] - [[3 November]] [[1814]]) adalah putra dari [[Hamengkubuwana II]] (Sultan Sepuh). Hamengkubuwana III memegang kekuasaan pada tahun [[1810]]. Setahun kemudian ketika [[Belanda|Pemerintah Belanda]] digantikan [[Inggris|Pemerintah Inggris]] di bawah pimpinan [[Stamford Raffles|Letnan Gubernur Raffles]], Sultan Hamengkubuwana III turun tahta dan kerajaan dipimpin oleh Sultan Sepuh (Hamengkubuwana II) kembali selama satu tahun ([[1812]]).
 
==Riwayat Pemerintahan==
Pada masa kepemimpinan Sultan Hamengkubuwana III [[keraton Yogyakarta]] mengalami kemunduran yang besar-besaran. Kemunduran-kemunduran tersebut antara lain :
Nama aslinya adalah '''Raden Mas Suroyo''', putra [[Hamengkubuwana II]] yang lahir pada tanggal [[20 Februari]] [[1769]]. Pada bulan [[Desember]] [[1810]] terjadi serbuan tentara [[Belanda]] terhadap [[Keraton Yogyakarta]] sebagai kelanjutan dari permusuhan antara [[Hamengkubuwana II]] melawan [[Herman Daendels]].
 
[[Hamengkubuwana II]] diturunkan secara paksa dari takhta. [[Herman Daendels]] kemudian mengangkat Mas Suroyo sebagai Hamengkubuwana III berpangkat ''regent'', atau wakil raja. Ia juga menangkap dan menahan [[Pangeran Notokusumo]] saudara [[Hamengkubuwana II]] di [[Cirebon]].
* Kerajaan Ngayogyakarta diharuskan melepaskan daerah Kedu, separuh Pacitan, Japan, Jipang dan Grobogan kepada Inggris dan diganti kerugian sebesar 100.000 real setahunnya.
* Angkatan perang kerajaan diperkecil dan hanya beberapa tentara keamanan keraton.
* Sebagian daerah kekuasaan keraton diserahkan kepada Pangeran Notokusumo yang berjasa kepada Raffles dan diangkat menjadi [[KGPAA|Pangeran Adipati Ario]] [[Paku Alam I]].
 
Pada tahun [[1811]] [[Inggris]] berhasil merebut jajahan [[Belanda]] terutama [[Jawa]]. Kesempatan ini dipergunakan oleh [[Hamengkubuwana II]] untuk naik takhta kembali dan menurunkan Hamengkubuwana III sebagai [[putra mahkota]]. Peristiwa ini terjadi pada tanggal [[28 Desember]] [[1811]].
Pada tahun 1814 Hamengkubuwana III mangkat dalam usia 43 tahun.
 
Kemudian terjadi permusuhan antara [[Hamengkubuwana II]] melawan [[Thomas Inggris]], yaitu kepala pemerintahan [[Inggris]] di [[Jawa]]. Pertempuran terjadi di [[Keraton Yogyakarta]], di mana [[Thomas Raffles]] membuang [[Hamengkubuwana II]] ke [[Pulau Penang]], dan mengangkat kembali Hamengkubuwana III sebagai raja.
{{indo-bio-stub}}
 
Akibat pertempuran tersebut, [[Kesultanan Yogyakarta]] harus menerima konsekuensi, antara lain:
 
* Kerajaan[[Yogyakarta]] Ngayogyakarta diharuskanharus melepaskan daerah Kedu, separuh Pacitan, Japan, Jipang dan Grobogan kepada Inggris dan diganti kerugian sebesar 100.000 real setahunnyasetiap tahunnya.
* Angkatan perang kerajaan[[[Yogyakarta]] diperkecil dan hanya beberapa tentara keamanan keraton saja.
* Sebagian daerah kekuasaan keraton diserahkan kepada [[Pangeran Notokusumo]] yang berjasa kepadamendukung [[Thomas Raffles]], dan diangkat menjadi [[KGPAA|Pangeran Adipati Ario]] [[Paku Alam I]].
 
Pemerintahan Hamengkubuwana III berakhir pada saat meninggalnya, yaitu tanggal [[3 November]] [[1814]]. Ia digantikan putranya yang masih anak-anak sebagai [[Hamengkubuwana IV]]. Sementara itu putra tertuanya yang lahir dari selir bernama [[Pangeran Diponegoro]] kelak melancarkan perang terhadap [[Belanda]] pada tahun [[1825]] – [[1830]].
 
==Kepustakaan==
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
 
{{kotak mulai}}