Lamin Telihan, Kenohan, Kutai Kartanegara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Uraian
uraian
Baris 19:
Kedua, nama Berambai bisa berasal dari kata setempat, "brambai", jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti "berhantu". Kadang juga disebut "Lu'ud Mahara" yang bisa berarti "Lamin di Muara".
 
Mata pencaharian penduduk di daerah ini adalah berladang padi, tetapi terbilang sangat sedikit karena kondisi tanah yang banyak mengandung pasir. Selain itu berkebun ubi kayu dan nanas. Pada masa awalnya, sebenarnya mata pencaharian penduduk setempat berkebun ubi kayu dan nanas. Tetapi kini, setelah ada produk perkebunan masuk, ada beberapabanyak penduduk berkebun Kelapa sawit. Selain itu juga banyak penduduk beternak (Walet), beberapa penduduk sebagai PNS dan bekerja di Perusahan Swasta sekitarnya.
 
Hampir 100% penduduk yang mendiami desa ini adalah Suku Dayak Tunjung (Tonyoi). Ada beberapa dari Suku Dayak lainnya, Suku Kutai, Suku Jawa, Suku Batak, Suku Timor, karena kawin campur dengan suku asli setempat. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Tunjung. Bahasa lain kadang yang juga dipakai bahasa Kutai dan bahasa Indonesia