Raja menganggur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
{{quote|Tak ada lagi apa-apa yang perlu dikerjakan sang raja selain berpuas diri dengan sebutan raja, dengan rambutnya yang panjang terurai, serta janggutnya yang tumbuh menjuntai, dan bertakhta di atas singgasana dengan lagak penguasa, mengindahkan sembah para duta yang berdatangan dari segala penjuru, serta mengizinkan mereka untuk undur diri, seakan-akan atas kewenangannya sendiri, dengan kata-kata yang sesungguhnya disarankan atau bahkan dipaksakan padanya untuk diujarkan. Ia tak punya apa-apa yang dapat ia sebut milik sendiri selain gelar raja yang hampa dan nafkah tak menentu yang diberikan sang pembesar istana sekehendak hatinya, di luar dari penghasilan yang ia terima selaku penguasa sebuah desa, itu pun sangat kecil jumlahnya.<ref>"Neque regi aliud relinquebatur, quam ut regio tantum nomine contentus crine profuso, barba summissa, solio resideret ac speciem dominantis effingeret, legatos undecumque venientes audiret eisque abeuntibus responsa, quae erat edoctus vel etiam iussus, ex sua velut potestate redderet; cum praeter inutile regis nomen et precarium vitae stipendium, quod ei praefectus aulae prout videbatur exhibebat, nihil aliud proprii possideret quam unam et eam praeparvi reditus villam, in qua domum et ex qua famulos sibi necessaria ministrantes atque obsequium exhibentes paucae numerositatis habebat.'"</ref>}}
Pada zaman raja menganggur, raja-raja wangsa Meroving lambat laun
Di kemudian hari, raja terakhir dari [[wangsa Karoling]], yakni [[Louis V dari Perancis]], juga dijuluki ''Le Fainéant'' ("Si Penganggur" atau "Si Pemalas"), karena ia hanya benar-benar berkuasa penuh di [[Laon]] dan sekitarnya.
|