Kabupaten Aceh Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
Dalam sektor pertanian, daerah ini mempunyai unggulan reputasi sendiri sebagai penghasil [[beras]] yang sangat penting. maka secara keseluruhan Kabupaten Aceh Utara merupakan daerah Tingkat II yang paling potensial di provinsi dan pendapatan per kapita di atas paras Rp. 1,4 juta tanpa migas atau Rp. 6 juta dengan migas.
 
Ladang gas dan minyak ditemukan di [[Lhokseumawe]], [[ibu kota]] Aceh Utara sekitar tahun 1970-an. Kemudian, Acehpun mulai didatangi para investor luar negeri yang tertarik pada sumber daya alamnya yang hebat. Sejak saat itu, [[gas alam cair]] atau ''Liquefied Natural Gas (LNG)'' yang diolah di kilang [[Arun Natural Gas Liquefaction|PT. Arun Natural Gas Liquefaction]] (NGL) Co, yang berasal dari instalasi [[ExxonMobil Indonesia|ExxonMobil Oil Indonesia Inc.]]. (EMOI) di zona industri Lhokseumawe, telah menyulap wilayah ini menjadi kawasan industri [[petrokimia]] modern.
 
Kegiatan ekonomi Kabupaten Aceh Utara didominasi oleh dua sektor yaitu sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. Pada sektor pertambangan, sumur-sumur gas yang diolah PT. EMOI tentu menjadi salah satu faktur keunggulan sektor ini. Dengan kontribusi Rp 8,6 trilyun Pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2000, ia menempati peringkat pertama dengan disusul oleh sektor industri sebesar Rp 4,7 trilyun.
Baris 39:
 
== Sejarah ==
Aceh Utara sekarang menempati bekas wilayah Kerajaan Islam [[Samudera Pasai]]. Kesultanan Pasai menurut beberapa pendapat disebutkan sebagai kerajaan pertama yang mengadopsi sistem pemerintahan Islam di Nusantara. Kesultanan Pasai mengalami lebih kurang 300 tahun masa jaya hingga kedatangan penjelajah dari Eropa yang menundukkan kesultanan itu hingga hampir tak bersisa. Sedikit saja dari jejak sejarah kebesaran [[Kesultanan Pasai]] yang masih kita jumpai saat ini. Situs sejarah Samudera Pasai yang paling menonjol adalah kompleks makam Sultan [[Malikussaleh]] dan Makam Sultanah Nahrasiyah yang berlokasi di pesisir kecamatan Samudera sekarang. Pada masa lalu seringkali artefak sejarah berupa koin uang emas ditemukan terpendam berserakan di tanah pada bekas pertapakan ibukota Kesultanan Pasai masa lampau, namun kini penemuan ini sudah jarang terjadi.
 
Ketika Belanda menginvasi Aceh dan berhasil menegakkan pemerintahan kolonial pada 1904, Aceh Utara ditetapkan sebagai sebuah (Kabupaten) Afdeeling yang dipimpin oleh Asisten Residen. Wilayah yang luas ini dinamakan sebagai Afdeeling Noord Kust Van Aceh (Kabupaten Aceh Utara). Afdeeling ini dibagi dalam 3 onderafdeeling (Kewedanaan) yang dikepalai seorang Countroleur (Wedana) yaitu : Onder Afdeeling Bireuen, Onder Afdeeling Lhokseumawe dan Onder Afdeeling Lhoksukon. Disamping itu pemerintah Hindia Belanda juga menetapkan beberapa Daerah Kekuasaan Ulee Balang yang memiliki pemerintahan sendiri terhadap daerah dan rakyatnya. Daerah ini dinamakan sebagai Zelf Bestuur yaitu
Selain Onder Afdeeling tersebut di Aceh Utara juga terdapat beberapa Daerah Ulee Balang (Zelf Bestuur) yang berhak memerintah sendiri terhadap daerah dan rakyatnya yaitu Ulee Balang Keureutoe, Geureugok, Jeumpa, dan Peusangan masing-masing Zelf Bestuur ini dipimpin oleh Ampon Chik.
 
Setelah masa kemerdekaan wilayah pemerintahan Aceh Utara dipertahankan pada wilayah yang pernah ditetapkan oleh Belanda. Berdasarkan Undang Undang Nomor I tahun 1957 dan [[Keputusan Presiden Indonesia]] Nomor 6 tahun 1959. Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara terbagi dalam 3 (tiga) Kewedanaan yaitu: Kewedanaan Bireuen terdiri atas 7 kecamatan, Kewedanan Lhokseumawe terdiri atas 8 Kecamatan, Kewedanaan Lhoksukon terdiri atas 8 kecamatan.
 
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan wilayah, pertambahan penduduk dan semangat otonomi daerah pada tahun 1999 pada bekas kewedanaan Bireun ditetapkan menjadi [[Kabupaten Bireuen]] dan pada tahun 2001 [[Kota Lhokseumawe]] menyusul menjadi kotamadya yang baru lepas dari Kabupaten Aceh Utara.
Baris 97 ⟶ 98:
 
== Demografi ==
Komposisi penduduk berdasarkan etnis di Aceh Utara diisi oleh beberapa etnis yang terbesar adalah etnis Aceh dan etnis Jawa. Mayoritas agama yang dianut adalah agama Islam hampir 100%, sedikit sekali non muslim dalam komposisi beragama masyarakat di Aceh Utara. Karena itu di wilayah Aceh Utara bahkan tidak menemukan satupun sarana rumah peribadatan selain masjid, musholamushala dan meunasah.
 
Sebagian besar masyarakat Aceh Utara bekerja dibidang pertanian, tingginya angka pengangguran disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM membuat tidak banyak usaha jasa dan industri yang berkembang. Berbanding terbalik pada masa lalu ketika sektor migas menjadi primadona di Aceh Utara banyak masyarakatnya yang direkrut di perusahaan-perusahaan eksplorasi migas meski hanya menempati posisi-posisi rendahan. Seiring dengan berakhirnya era migas dan diperparah oleh konflik politik dan keamanan di Aceh, maka menurun pula sektor jasa dan industri yang berlokasi di Aceh Utara.
== Ekonomi ==
Sebagian besar masyarakat Aceh Utara bekerja dibidang pertanian, tingginya angka pengangguran disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM membuat tidak banyak usaha jasa dan industri yang berkembang. Berbanding terbalik pada masa lalu ketika sektor migas menjadi primadona di Aceh Utara banyak masyarakatnya yang direkrut di perusahaan-perusahaan eksplorasi migas meski hanya menempati posisi-posisi rendahan. Seiring dengan berakhirnya era migas dan diperparah oleh konflik politik dan keamanan di Aceh, maka menurun pula sektor jasa dan industri yang berlokasi di Aceh Utara. Namun pada tahun 2017 Kabupaten Aceh Utara mendapat urutan pertama penduduk paling banyak miskin atau termiskin di Aceh, yakni mencapai 118.740 jiwa.<ref>{{Cite news|url=http://aceh.tribunnews.com/2018/02/24/aceh-utara-termiskin|title=Aceh Utara Termiskin - Serambi Indonesia|newspaper=Serambi Indonesia|language=id-ID|access-date=2018-04-16}}</ref>
 
== Industri ==
Sejak masa 70'an Aceh Utara merupakan daerah Industri di Aceh, tak heran pada saat itu Aceh Utara disebut sebagai Kota Petro Dolar, karena saat itu Aceh Utara termasuk daerah paling kaya di Indonesia karena sebagai penghasil Migas terbesar di Indonesia dikala itu, walaupun hasil Sumber Daya Alam melimpah, namun tidak memberi efek yang signifikan untuk rakyat Aceh Utara.
 
Adapun industri yang ada di Aceh Utara, antara lain yaitu;
 
1. PT. [[Pupuk Iskandar Muda]], di Krueng Geukuh
 
2. PT. [[ASEAN Aceh Fertilizer]], di Krueng Geukuh
 
3. PT. [[ExxonMobil Indonesia]], di Landing.
 
4. PT. [[Kertas Kraft Aceh]], di Jamuan.
 
5. PT. [[Arun Natural Gas Liquefaction]]
 
== Pariwisata ==
Dua destinasi wisata sejarah yang ada di Aceh Utara adalah situs sejarah bekas [[Kesultanan Samudera Pasai]] di Kecamatan SauderaSamudera, Rumah [[Cut Meutia]] di kecamatan Pirak Timu dan tugu perjuangan Teungku Abdul Jalil Cot Plieng di kecamatan Syamtalira Bayu. Sedangkan destinasi wisata alamnya adalah air terjun Blang Kulam di kecamatan Kuta Makmur, pemandian Krueng Sawang di kecamatan Sawang dan pantai Ulee Reubek di kecamatan Seunuddon, tempat wisata pegunungan yang berada di Gunung Salak [[Nisam Antara, Aceh Utara]].
 
== Transportasi ==
Aceh Utara adalah satu-satunya daerah di provinsi Aceh yang termasuk memiliki sarana transportasi paling lengkap. Bus umum antar kota antar provinsi melayani pengguna di jalan lintas Sumatera sepanjang hari dan malam. Bagi pengguna moda transportasi udara terdapat sebuah[[Bandar bandaraUdara Malikus Saleh]] yang berada di kecamatan DewantaraMuara Batu. Bandara ini mulai ramai didarati pesawat terbang berbadan sedang yang mengangkut penumpang menuju bandara[[Bandara Kuala Namu]] di Sumatera Utara. Untuk angkutan laut juga telah tersedia pelabuhan Krueng Geukueh yang dibangun sebagai pelabuhan industri dan sarana pengangkutan komoditas pertanian serta industri.

Kereta api juga telah tersedia sarananya di Aceh Utara, jalur rel kereta api jarak dekat telah menghubungkan antara kota Lhokseumawe dengan Krueng Mane namun belum dioperasikan hingga saat ini. Selain itu alat transportasi yang lazim digunakan masyarakat adalah becak mesin untuk penggunaan antar desa dalam jarak dekat juga tersedia bus mini yang mengangkut pengguna pada jarak jauh dan sedang. Alat transportasi alternatif lain adalah RBT atau Ojek yang melayani penumpang di pedesaan.
 
==== 1. Transportasi Darat. ====
 
# Terminal [[Dewantara, Aceh Utara|Krueng Geukuh]]
# Terminal [[Samudera, Aceh Utara|Geudong]]
# Terminal [[Lhoksukon, Aceh Utara|Lhoksukon]]
# Terminal [[Tanah Jambo Aye, Aceh Utara|Panton Labu]].
# [[Stasiun kereta api|Stasiun Kereta Api]] [[Muara Batu, Aceh Utara|Krueng Mane]]
# [[Stasiun kereta api|Stasiun Kereta Api]] [[Keude Bungkaih, Muara Batu, Aceh Utara|Bungkaih]]
# [[Stasiun kereta api|Stasiun Kereta Api]] [[Keude Krueng Geukeuh, Dewantara, Aceh Utara|Krueng Geukuh]].
 
==== 2. Transportasi Udara. ====
 
# [[Bandar Udara Malikus Saleh]], di [[Pinto Makmur, Muara Batu, Aceh Utara]] <ref>{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/688363/bandara-malikussaleh-perlu-segera-diperluas|title=Bandara Malikussaleh perlu segera diperluas - ANTARA News|last=antaranews.com|newspaper=Antara News|language=id-ID|access-date=2018-04-16}}</ref>
# [[Bandar Udara Lhok Sukon]] di Landing.
 
==== 3. Transportasi Laut. ====
 
# Pelabuhan Internasional Samudera Pasai, Krueng Geukuh
 
== Pemerintahan ==
Bupati yang sekarang adalah H. [[Muhammad Thaib]] dan Wakil Bupati [[Fauzi Yusuf]] dilantik oleg [[Gubernur Aceh]] drh. H. [[Irwandi Yusuf]],Ms.c pada tanggal [[12 Juli]] [[2017]] untuk masa jabatan 2017-2022.<ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2017/07/12/340/1734444/mendagri-utus-gubernur-irwandi-lantik-wali-kota-lhokseumawe-dan-bupati-aceh-utara|title=Mendagri Utus Gubernur Irwandi Lantik Wali Kota Lhokseumawe dan Bupati Aceh Utara : Okezone News|last=Okezone|newspaper=https://news.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2018-04-16}}</ref>
Bupati yang sekarang adalah [[Muhammad Thaib]] menggantikan Pelaksana Jabatan (Pj) Bupati Aceh Utara [[HM Ali Basyah MM]] yang dilantik Gubernur [[Aceh]] [[Zaini Abdullah]] tanggal [[5 Juli]] [[2012]].
 
== Referensi ==